#01

17.4K 1.6K 194
                                    

[ sugar rush - part 01 ]

Seperti biasa, tiada hari tanpa kata terlambat di kamus Ale. Sekarang pukul 7, yang mana artinya upacara pembukaan sudah dimulai sejak tiga puluh menit yang lalu.

"Name tag?" itu suara perempuan. Ale nggak tau namanya tapi mukanya kelihatan sangar. "Ada di tas,"

"Ambil. Pake. Disuruh buat bukan di taro di tas." Kedengarannya memang nggak kaya orang marah, tapi jelas sekali kalau kalimatnya barusan mengandung sindiran. Mungkin capek jadinya sensi, begitu pikir Ale.

Hari ini hari kedua masa ospek. Tersisa dua hari lagi sampai semua penderitaan ini selesai.

Ale masuk dan ditempatkan di barisan yang bukan kelompoknya. Entah orang-orang didepannya itu siapa, yang jelas pasti mereka manusia. Serem kalo bukan.

Memang dasarnya Ale itu punya sifat supel yang kelewatan, jadi mau duduk dimanapun, mudah bagi dia untuk nemuin teman baru. Contohnya sekarang, Ale sudah sibuk ngobrol dengan anak jurusan Sastra Jerman yang berada disampingnya. Tadi sempat tanya juga, ternyata barisan itu barisan mahasiswa yang terlambat.

Pantes.

"Le, tau gak?"

Yang ditanya menggeleng cepat. "Gak tau,"

"Kan gue belum nanya."

Melihat reaksi temannya yang bernama Daniel itu, Ale terkekeh. "Nanya apa sih?"

"Hukuman kita terlambat kira-kira apa, ya? Gak mungkin kan dibiarin gitu aja,"

"Hmm, paling bersihin sampah nanti selesai acara." jawab Ale, matanya sekarang fokus merhatiin pemateri yang lagi bicara diatas podium. Tema yang dibawain asik, jadi Ale nggak mau kelewatan sedikitpun.

Beda sama Ale yang semangat banget ditempatnya, Daniel malah keliatan lesu ngebayangin seberapa banyaknya sampah nanti kalo sudah selesai acara.

"Le, ngantuk dah."

"Tidur lah Niel," Ale membalas tanpa menoleh sedikitpun. "Tapi kalo nanti diomelin kakak komdis gue gak mau tanggung jawab." timpalnya lagi. Mata Daniel langsung membulat sempurna begitu mendengar jawaban teman barunya itu.

Setelah tiga puluh menit terlewat, seluruh mahasiswa baru lanjut mengikuti kegiatan berikutnya. Kali ini masuk ke sesi diskusi kelompok perihal materi yang tadi sudah dijelaskan oleh narasumber, Ale langsung semangat empat lima.

Bagi Ale menyuarakan pendapat itu penting, dia suka kalo ada seseorang yang sependapat dengannya. Kalau ada yang beda pendapat pun, Ale senang karena itu bisa membuat dirinya berpikir lebih jauh dan rasional lagi. Ale juga suka dikasih masukan, dia bukan tipe orang yang menganggap pendapatnya itu yang paling benar. Dan pada akhirnya, pemuda mungil itu pun dipilih untuk mewakilkan kelompok saat sesi presentasi di hari terakhir.

Ada sekitar ribuan mahasiswa baru di lapangan, semuanya lengkap pakai atribut juga baju putih dan bawahan hitam yang memang disuruh oleh panitia ospek sejak beberapa hari lalu. Daritadi Ale sudah memperhatikan sekitar sambil jinjit-jinjit sedikit tetapi dia belum juga melihat batang hidung sahabatnya. Susah sekali nyari orang mungil dan bogel macam Safhi ditengah-tengah lautan maba.

Ale nggak sadar kalau dia tuh mungil dan bogel juga. Walaupun lebih tinggi sedikit sih daripada sahabatnya, ya tapi tetep aja Ale itu kecil.

"Belum jadi mahasiswa resmi aja udah terlambat, malu kalo nanti udah jadi mahasiswa beneran. Malu-maluin." Ale noleh ke sumber suara, matanya berbinar sedikit.

"Besok mau terlambat lagi?!!!"

"Nggak kak!!"

Seketika Ale jadi nggak seneng.

Sugar Rush ; kookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang