#08

8.9K 987 204
                                    

[ sugar rush - part 08 ]

Sudah sekitar dua jam Adrian mendekam di dalam kelas ini, dengan dosennya yang entah sedang menerangkan apa di depan kelas. Hal itu lantas dimanfaatkan barisan lelaki paling belakang untuk mabar. Adrian ikut kali ini, berhubung semalam dia baru saja membeli paket data karena jaringan WiFi kampus mulai lambat beberapa minggu terakhir.

"Abis kelas lo pada mau kemana?" tanya Mahesa tiba-tiba. Erwin berdeham sedikit, kemudian dia menjawab tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel. "Jalan sama Citra. Dia bilang mau kulineran, stress gara-gara dosennya jahat."

Dengan cepat Adrian mengangkat kepalanya, dia menaruh ponselnya diatas meja kemudian menatap Erwin lekat. "Win, cewek lo anak komunikasi kan?" Yang ditanya mengangguk, alisnya menyatuㅡtanda bingung. "Kenapa emang?"

"Nggak apa-apa, nanya doang gua." jawab Adrian sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Mahesa dan Erwin tentu menyadari kalau ada yang aneh dengan teman mereka.

Lelaki berkulit sedikit lebih gelap itu langsung menggeser kursinya mendekat ke Adrian. Begitu pula dengan Erwin, mereka mendadak menghimpit Adrian hingga tidak ada celah sedikitpun untuknya bernafas. Mahesa menutup wajahnya dengan binder, kemudian berbisik, "Jujur sama gua, lo udah ada cewek kan Yan?" Reaksi Adrian sama sekali tidak bisa ditebak oleh kedua temannya. Dia hanya menghela nafas.

"Sa, orang mana yang nyuruh lo nanya begini?" Adrian melirik sinis, sedangkan Erwin disebelahnya sudah menahan tawa. "Buat admin lambe kampus lah Yan, siapa lagi?" timpal Erwin yang mana langsung membuat Mahesa menendang kakinya.

"Gua cuma penasaran, lo kalo abis kelas selalu sibuk keluar entah kemana." "Terus cewek-cewek yang ngincer lu jadi pada nanya ke gua, padahal gak ada hubungannya sama gua njir???" Mahesa menjawab, sedikit emosi tapi suaranya masih tidak terlalu keras. "Lo kalo belom punya pasti gak bakalan nganggurin asrama cewek di wa lo sih Yan," timpal Erwin, Adrian setuju dengan temannya yang itu. Semenjak 3 tahun pacaran sama Ale, Adrian memang tidak pernah sekalipun membalas chat selain dari kontak yang dia punya.

"Udah bahas yang lain aja, penting banget apa urusan cinta gua buat lo pada?" Mahesa menyeringai, melihat itu Adrian jadi seram sendiri. "Info lo yang ini kalo dijual ke admin lambe kampus gede banget sumpah Yan," Adrian memijit pelipisnya, lalu ia beranjak untuk izin keluar dari kelas. Berteman dengan Mahesa memang kadang membuat kepalanya pusing, karena dia tidak bisa diam dan banyak bicara. Persis seperti Sam kalau sedang di kosan.

Berhubung dirinya sudah keluar dari kelas, Adrian berniat menghubungi Ale karena kekasihnya itu pasti sudah pulang daritadi. Tapi saat Adrian keluar dari gedung fakultasnya, dia tidak sengaja melihat Safhi dan memutuskan untuk menghampirinya. "Fhi, Ale mana?" Safhi terlonjak saat kakak tingkatnya itu mendadak muncul dihadapannya. "Ya rabbi kak, untung gua gak ada penyakit jantung." kata yang lebih muda sambil mengelus dadanya.

"Nggak tau, tadi abis selesai kelas dia langsung pergi gak tau kemana."

"Oh, yaudah. Gua nyari Ale dulu, lo hati-hati baliknya."

"Siap,"

Adrian kembali berjalan menuju kantin tanpa perduli dengan jadwal kelasnya yang masih berlangsung. Perutnya kini berbunyi minta diisi, ia pun memutuskan untuk membeli makan dulu sebelum lanjut mencari Ale.
Dia sangat ingin melihat lelaki bertubuh mungil itu karena tiga hari terakhir mereka belum bertemu sama sekali. Ale sibuk himpunan, sedangkan Adrian sedang gencar latihan basket untuk turnamen minggu depan. Mereka tidak punya waktu bahkan untuk sekedar bertatap muka.

Sesampainya Adrian di kantin, matanya langsung menangkap sosok Ale yang sibuk membawa dua nampan di kedua tangannya.
Melihat hal itu membuat Adrian menggeleng-gelengkan kepala. Ale itu ceroboh, tidak seharusnya dia membawa nampan besar dengan tangan kecilnya itu. Terlebih lagi, dia juga sedang menelepon dan menjepit ponselnya dengan pipi dan bahunya. Kena senggol sedikit saja, dia pasti akan jatuh.

Sugar Rush ; kookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang