#24

3.8K 526 78
                                    

[ sugar rush - part 24 ]

we fight, we make up

Pukul lima sore, Depok kembali di guyur hujan deras seperti biasa. Semenjak seminggu terakhir, hujan memang selalu turun setiap sore sebelum matahari terbenam seperti rutinitas wajibnya.

"Yan,"

Adrian menoleh, pakaiannya basah karena habis berlari dari parkiran ke gedung FT dengan proposal yang dia sudah bungkus plastik di tangan. Dia tersenyum sedikit sebelum membalas panggilan teman sejurusannya itu. "Sebentar, Nat."

Beberapa hari kebelakang, ketua Komisi Displin itu sedang sibuk-sibuknya menyiapkan persiapan OSPEK mahasiswa baru hingga hampir setiap hari harus menjajakan kakinya di halaman kampus. Adrian, dengan rambut setengah basah karena hujan itu berhasil membuat para anggota himpunan yang sedang diskusi di koridor hilang fokus karena kehadirannya. Dia hanya berdiri sambil mencoba menelepon seseorangㅡbahkan dia mungkin tidak sadar sama sekali dengan keadaan sekitarㅡnamun semua pasang mata di sepanjang lobby FT tertuju padanya.

"Kamu dimana sih..." ucapnya sebelum memutus panggilan tidak terjawab itu dan kembali masuk ke ruangan tempat anggota-anggotanya berkumpul.

Ada hal yang benar-benar mengganggunya sedari kemarin. Ale, pacarnya itu belum juga memberinya kabar setelah dia pergi dengan teman-teman semasa ospeknya. Bukannya Adrian tidak suka dengan temannya Ale yang itu, tapi setiap pergi dengan mereka, Ale selalu seperti ini. Hilang seperti di telan bumi.

"Yan, rapatnya mulai sekarang ya?"

"Oke." balasnya kemudian duduk bersama anggota lain yang sudah membentuk formasi lingkaran.

"Lo serius bisa konsen?" tanya Natasha, seakan mengerti dengan raut wajah Adrian yang semenjak datang sudah kelihatan banyak pikiran. "Ya bisa lah. Gua gak kenapa-napa kok Nat, santai."

"Yaudah, fokus loh ya. Awas aja lo." peringat perempuan dengan lesung pipit itu, tangannya yang dia kepal terulur ke arah Adrian. Menunjukkan ancaman bahwa dia tidak segan memukul lelaki itu jika dia tidak konsen selama rapat. Adrian hanya bisa tertawa, sudah terbiasa dengan sikap tegas seorang Natasha Henita.

Rapat kali ini hanya berjalan sebentar, tidak sampai dua jam karena kondisi yang sedang tidak memungkinkan mereka untuk menghabiskan waktu berlama-lama untuk berkumpul. Anggota yang hadir juga hanya sedikit, lima orang termasuk Adrian dan Natasha.

Mereka semua langsung pulang begitu rapat dibubarkan. Adrian juga, dia langsung menuju tempat dimana mobilnya parkir dan kembali mengeluarkan ponselnya untuk menelfon seseorang. Hujan sudah berhenti beberapa puluh menit yang lalu, tepat saat langit mulai menggelap. Suasana sehabis hujan membuat Depok terasa sangat dingin sore itu, tapi Adrian tidak dapat merasakan apa-apa selain rasa khawatir yang membakar tubuhnya.

Tanpa mendapat jawaban apapun dari Ale, Adrian akhirnya memilih pulang ke kosan untuk mengerjakan tugas akhirnya yang masih berjalan seperempat.

Memang, pulang ke kosan adalah pilihan yang tepat. Dia cukup terdistraksi karena kehadiran sahabat-sahabatnya itu. Terlebih lagi, ributnya Tio dan Yanuar sangat menghibur dirinya.
"Dri," panggil Sam dengan satu toples kacang mede di tangan, dia menawarkan Adrian sebelum ikut duduk di samping yang lebih muda. "Kenapa lo? Kaya abis patah hati aja."

"Ya mirip sih, bang," Adrian terkekeh kemudian menaruh laptopnya di meja untuk mengistirahatkan punggungnya pada sandaran sofa. "Kenapa? Ale?"

Sugar Rush ; kookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang