#13

5.9K 733 76
                                    

[sugar rush - part 13]

Semua orang di dunia ini pastinya memiliki sifat yang berbeda satu dengan yang lainnya. Tidak akan ada yang serupa, pasti ada bedanya walaupun hanya hal yang kecil sekali pun. Dan perbedaan itu akan lebih terasa jika kalian kumpul bersama, membicarakan banyak hal dari yang penting bahkan sampai yang tidak pernah terpikirkan sekalipun. Setelah menerima pesan singkat di group chat himpunannya beberapa jam yang lalu, Ale sesegera mungkin berangkat menuju kampus. Namun ternyata yang dia lakukan di kamis pagi ini cukup sia-sia. Embel-embel rapat itu hanya alasan belaka, para seniornya hanya ingin semua anggota berkumpul dan menghabiskan waktu bersama karena kebetulan banyak alumni yang datang berkunjung pagi itu.

Dan, Ale sudah merasa tidak nyaman sejak pertama kali masuk ke dalam sekret.

"Gue beneran minta tolong banget ya, Le. Takutnya nggak bisa ke back up kalo sama yang lain, cuma lo doang yang gue percaya bisa handle tugas ini."

Perbedaan pertama yang Ale temukan dalam orang-orang yang berada diorganisasinya adalah; beberapa dari mereka terlalu sering membiarkan pekerjaan dan setelah kelimpungan mereka akan membiarkan orang lain yang melakukannya. Hal yang jelas-jelas berbeda dengan Ale, sebagai seseorang yang selalu menjunjung prinsip susah sendiri lebih baik daripada menyusahkan orang lain.

Ale menghembuskan nafas tepat setelah dia mengangguk untuk mengiyakan permintaan kakak tingkatnya itu. Kembali lagi ke episode 'nggak enak nolak' bagian yang kesekian kalinya. Sebenarnya kenapa sih seseorang bisa kesulitan bahkan hanya untuk mengucapkan kata semudah 'tidak'? Ale bingung sendiri dan dia jadi kesal karena alasan yang sebenarnya sepele. Alasan yang disebabkan oleh dirinya sendiri.

"Bengong aja lo," ucap Safhi sambil mencolek dagu Ale, membuyarkan semua lamunannya sampai dia kembali sadar pada realita. Mereka kini berada di kantin FISIP, dengan Ale yang sibuk berkutat mengerjakan sesuatu dilaptopnya dan Safhi yang sedang menyantap baksonya tanpa berniat untuk berhenti mengoceh. Yang lebih muda mendengus sebelum mengacak rambutnya frustasi. Hal itu lantas mengundang tatapan aneh dari orang-orang disekitar mereka. "Capek."

"Istirahat." balas lelaki bersurai cokelat itu sambil menyuap baksonya ke dalam mulut. "Enak lo ngomongnya," setelah beradu tatap dengan sahabatnya itu, Ale kembali melanjutkan kegiatan revisinya yang sempat tertunda.

Satu minggu terakhir ini, Ale sedang sibuk-sibuknya, sampai dititik dimana dia sudah tidak perduli dengan jadwal makan dan tidurnya yang berantakan. Kadang Ale baru makan dimalam hari saat dirinya memang sudah benar-benar lapar, dan dia hanya punya waktu tidur selama tiga atau dua jam. Setiap pulang kelas, Ale juga langsung pergi ke sekret atau pulang ke kosan untuk lanjut mengerjakan persiapan acara BEM fakultasnya. Lelahnya begitu terasa, bahkan Ale sudah tidak bisa merasakan tubuhnya sendiri semenjak dua hari belakangan.

Dan ya, Ale bahkan sudah jarang bertemu Adrian selama seminggu ini.

Lelakinya itu juga sedang sibuk dengan tugas dan beberapa pekerjaan yang dia terima pasca pameran kemarin. Mereka berdua hanya bertemu saat tidak disengaja saja, bahkan untuk sekedar bicara singkat pun tidak ada waktu.

Kali ini, waktu tidak sengaja itu muncul. Ale dapat melihat Adrian masuk ke kantin dengan teman-teman tekniknya. Perhatian yang lebih muda mendadak teralih karena suasana kantin yang berubah ramai. Ale bingung, ada urusan apa pacarnya itu datang ke fakultasnya?

"Cowok lo," Safhi menyeruput es tehnya sambil menunjuk meja ditengah tanpa ada rasa enggan sedikit pun. Tangan Ale langsung terulur untuk mencubit sahabatnya yang tidak bisa diam itu. "Apaan sih, jangan ditunjuk-tunjuk."

Sugar Rush ; kookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang