#05

9.2K 1K 113
                                    

"Satu."

"Dua."

"Tiga."

"Emp-Ih kak Adrian!" Protes Ale saat lelaki didepannya sudah kembali ke posisi telentang.

Adrian kini sedang melakukan sit-up, dibantu oleh Ale yang menahan kakinya dan juga memberi kecupan saat Adrian di posisi duduk. "Apa sih, Le?"

"Lidahnya kakak itu nakal! Bibir Ale bukan permen, jangan dijilat-jilat begitu." Omelnya lagi, tapi Adrian sama sekali tidak menanggapi. Dia malah melanjutkan kegiatan sit-upnya. "Cepet hitung lagi,"

"Nggak mau ah kalo kak Adrian kaya gitu!"

Adrian mendengus, kemudian dia duduk dan menangkup pipi Ale dengan kedua tangan besarnya. "Kalo gak kaya gitu ya kakak gak semangat dong Le,"

"Biarin aja," Ale menjulurkan lidahnyaㅡberniat meledek Adrian namun usahanya gagal total karena Adrian sama sekali tidak tertawa.

Ale takut, wajah Adrian yang serius begini selalu membuatnya merasa terintimidasi.

"Kak Ad-"

"Ale," potong Adrian cepat, lelaki itu lalu berdiri menjauhi Ale dan duduk di tepi kasur. Maniknya sedari tadi tak lepas dari wajah Ale yang mulai sayu. "Kenapa gak bilang?"

"Bilang apa? Kak Adrian lagi bahas apa sih?"

Tidak ada jawaban, Adrian hanya diam. Ale yakin kalau kali ini dia sudah melakukan kesalahan.

"Kenapa gak bilang kalo Yasmine sekelas sama Ale? Dia kan yang bully Ale kemaren?"

Bam.

Ale sama sekali nggak nyangka Adrian bakal tau hal ini. Nyatanya, seberapa keras Ale berusaha untuk nggak ngebahas kejadian tempo hari, Adrian akhirnya tetap tau.

"Kenapa sih, Le? Seharusnya Ale bilang."

"Ale gak mau bikin kakak khawatir."

"Ya ujung-ujungnya kakak tau juga kan, Le? Khawatir juga?" Adrian masih bertahan di posisinya, sedangkan Ale sudah menunduk karena merasa bersalah.

Tapi, kelemahan Adrian adalah melihat Ale-nya sedih. Adrian nggak akan sanggup walau semarah apapun dirinya sama Ale.

Tanpa membuang waktu, Adrian langsung menarik Ale ke pelukannya dan membisikkan kata maaf berkali-kali di telinga yang lebih muda. "Jangan nangis,"

"Ale minta maaf."

"Iya, Ale. Kakak gak marah, gak perlu minta maaf. Kakak yang salah." ucap Adrian setelah pelukan mereka terlepas. Wajah Ale penuh dengan air mata, Adrian meringis.

"Kakak selalu berusaha bikin Ale bahagia, tapi dia dengan gampangnya bikin Ale nangis." Ale tersenyum sedikit, mungkin merasa senang dengan nada suara Adrian yang terdengar begitu lembut.

Mereka beranjak dari kasur, lalu berjalan menuju jendela kamar Ale yang terbuka. "Kalo Yasmine kelewatan, kakak gak akan segan-segan nemuin dia." Bibir bawah Ale langsung dilahap habis bahkan sebelum empunya sempat membalas ucapan Adrian. Ini bentuk dari 'tidak menerima protes apapun'-nya Adrian.

Kalau kalian penasaran siapa itu Yasmine, dia satu SMA dan sekelas sama Ale dulu. Pernah jadi temen baik sebelum akhirnya Yasmine tau orientasi seksual Ale dan tau kalau pacar Ale itu Adrianㅡyang mana merupakan kakak kelas yang Yasmine suka. Rasa benci, jijik dan nggak terima pun akhirnya membuat Yasmine ngebully Ale dan hal itu masih terjadi sampai sekarang.

Bukannya Ale nggak mau ngelawan, karena kalau Yasmine bilang ke semua orang kalau Ale itu penyuka sesama jenis, pasti rasa sakit yang bakal Ale dapat melebihi rasa sakit di bully Yasmine. Karena omongan semua orang tentang dirinya nanti akan lebih mempengaruhi mental Ale. Ale nggak siap.

Sugar Rush ; kookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang