warn⚠️ this part contains 18+ content please consider at your own risk
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Selama sekolah, Adrian bukan tipe siswa yang ingin menonjolkan dirinya kepada orang lain. Dia lebih tertutup walaupun sebenarnya percuma karena sebagian siswi di sekolah menyukainya. Dia hampir tidak punya privasi sama sekali, semua orang mencari tau latar belakangnya. Dari mulai alamat, keluarga, dan bahkan jejak pendidikannya. Terlebih lagi, dia putra sulung anggota dewan yang juga merupakan pemilik perusahaan terkenal.
Adrian itu sempurna. Begitu mungkin yang ada di dalam pikiran orang yang tidak begitu mengenalnya. Persis seperti waktu Ale mendengar nama Adrian untuk pertama kalinya saat tidak sengaja menguping teman sekelasnya bicara. Bisa bayangkan seorang anak pejabat yang pintar dan juga jago olahraga? What a perfect package.
Tapi itu pikiran Ale dulu, sebelum dia sekarang sudah merangkap menjadi pacar dari sosok orang yang selalu dibicarakan hampir oleh semua murid di sekolah itu. Adrian hanya seorang laki-laki biasa yang terkadang jalan pikirannya tidak rasional. Contohnya seperti sekarang.
"Lama banget," Ale tertawa saat melihat Adrian cemberut. Lelakinya itu menunggu di depan UKS sambil memegangi lengannya. "Berantem lagi?"
"Jatoh, Ale. Bukan berantem." jelas yang lebih tua, merasa tidak terima dituduh seperti itu. Ale bisa apa selain menahan rasa gemasnya?
Perlu kalian tau kalau hobi Adrian selain mengoleksi figur dan bermain PES adalah keluar masuk UKS. Mungkin ada kalanya setiap hari dalam seminggu dia akan berkunjung ke ruangan serba putih itu.
"Udah Ale bilangin jangan macem-macem. Kak Adrian itu kadang nggak mau dengerin Ale."
"Emang kapan kamu bilangnyaaduh!!" Adrian merintih saat merasakan lukanya ditekan oleh si mungil. Ale mungkin sudah kelewat kesal sampai tidak perduli dengan reaksi kesakitan Adrian. "Too many excuses."
Hari ini, Adrian kembali melakukan aksi tidak pentingnya itu. Dia berusaha kabur dari sekolah karena ingin mengantri membeli sepatu keluaran terbaru salah satu merk terkenal. Itu sebabnya dia punya luka di tangannya karena jatuh saat memanjat pagar.
"Apa sih yang kakak pikirin? Kenapa coba ngelakuin hal yang bikin bahaya? Nanti kalo misalkan tangannya patah gimana? Atau kalo jatohnya duduk terus kena tulang ekor kakak mau apa?" omel Ale tanpa ampun. Adrian hanya bisa menundukㅡmerasa bersalah karena sudah membuat lelakinya itu khawatir.
"Le-"
"No. Kakak nggak boleh ngomong apa-apa. Ale nggak terima alesan dan nggak terima rayuan."
Tapi lagi-lagi, orang didepannya ini Adrian Naufal. Dia punya 1001 cara untuk meluluhkan Ananda Ravalean sampai ke titik paling bawah. Satu kecupan di pipi itu berhasil membuat Ale terdiam, entah karena malu atau kaget.
"Did you just-"
"Yeah."
Ale baru ingin bicara tetapi dia urungkan saat Adrian mengambil tangan kanannya untuk digenggam. "Maaf ya, Le. Kakak cuma pengen banget banget banget sepatu yang itu. Janji nggak akan kaya gitu lagi." Kalimat terakhir itu langsung membuat yang lebih muda mendengus. Sudah sering sekali Adrian mengatakan hal serupa, tetapi dia tetap ulangi walaupun alasannya berbeda. Dan dari semua itu, Ale paling tidak suka kalau Adrian terluka karena bertengkar dengan anak kelas lain. Walaupun sebenarnya Ale tau pasti kenapa Adrian suka melakukan hal yang merugikan dirinya sendiri itu. Alasannya hanya satu; agar Ayahnya perduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Rush ; kookmin
Fanfictionjungkook & jimin as a college student versi lokal top!jk bot!jm boyxboy | semi-baku, KOOKMIN LOKAL au❗️a bit mature © 2019,bellybees