[ sugar rush ㅡ part 09 ]
warn : contains triggering content
Bagi Adrian, malam ini terasa sangat sunyi dibanding malam-malam yang lainnya. Kini ia berada di lapangan basket komplek, sendirian, tidak ada yang menemani. Siang tadi ada hal yang membuat pikirannya terganggu, dan ia pun memutuskan untuk melupakannya dengan bermain basket.
Jika Adrian masih SMA, mungkin dia akan melampiaskan rasa lelahnya dengan cara merokok atau mabuk. Apapun itu, asal dia bisa lupa dengan dunianya walaupun hanya sebentar. Tapi dia sudah berjanji pada dirinya, pada Ale, dan pada sang Ibu untuk tidak melakukan hal itu lagi. Sulit memang, tapi Adrian akan lebih merasa sulit kalau sudah mengecewakan orang-orang disekitarnya.
Benda tipis berwarna hitam disampingnya itu tiba-tiba berbunyi, Adrian dapat melihat nama Haikal di layar yang menyala. Adrian menghela nafas sebelum mengangkatnya.
"Dimana lo?"
"Lapangan."
"Yan... pulang. Udah malem. Lo nggak perlu mikirin ucapan bokap lo sampe kayak gini, Yan." ucap Haikal disebrang sana, suaranya sangat kentara kalau lelaki itu sedang khawatir.
"Dia bawa-bawa Ibu, bang... gua paling nggak suka kalo dia sampe nyebut Ibu." Adrian mendongakㅡmenatap langit penuh bintang diatasnya. Lelaki itu benar-benar mencoba untuk menahan air matanya keluar.
"Tenangin diri lo, abis itu balik ke kos. Gua coba hubungin Ale, lo but-"
"Nggak usah. Ale lagi balik ke rumah, biarin dia main sama adeknya. Jangan telpon dia." pintanya dengan suara serak. Adrian benar-benar ingin Ale menghabiskan waktu bersama keluarganya disana.
Di dalam kamar kosnya, Haikal sudah memijit pelipisㅡdia turut sedih jika sahabat sedari kecilnya itu sedih. Adrian sudah terlalu banyak melewati hal berat sedari dia masih duduk di sekolah dasar.
"Jangan pulang lebih dari jam 11, oke?"
"Oke." Telepon pun terputus, tepat saat air matanya meluncur turun membasahi wajah. Adrian tertawa, dia merasa terlalu payah karena menangis seperti anak kecil begini.
Ayah Adrian adalah sosok yang disegani banyak orang, dia orang penting yang menjabat sebagai wakil rakyat. Wajar apapun yang dilakukannya bisa membuat anak bungsungnya itu rapuh sampai seperti sekarang ini. Termasuk mengancamnya dengan menggunakan wanita yang paling Adrian sayang.
Dia punya segalanya; harta, tahta, wanita, namun untuk hal kecil seperti memberi putranya kasih sayangㅡdia tidak mampu.Adrian kembali mengambil bola basketnya, dan lanjut bermain sampai dia rasa pikirannya sudah lebih jernih. Ini yang selalu Adrian lakukan sekarang jika dia merasa lelah dengan Ayahnya, setelah bertemu dengan Ale waktu dirinya masih SMA dulu. Ale pernah bilang untuk berhenti melakukan hal yang bisa menyakiti diri sendiri, kalimat Ale sukses membuat Adrian berhenti merokok.
"Kakak kan suka basket, daripada ngerokok, kenapa nggak kakak ganti aja jadi main basket sampe kakak merasa baik?"
Itu yang Ale katakan. Dulu, waktu ia pertama kali memergoki Adrian menghisap batang nikotin di gedung belakang sekolah.
Ale banyak berperan penting di dalam hidup Adrian, lelaki mungil itu muncul di saat yang paling Adrian butuhkan. Disaat Adrian bahkan tidak menganggap eksistensinya di dunia ini berharga, tapi Ale ada disanaㅡmerangkul Adrian dengan kedua tangannyaㅡmengatakan bahwa dirinya berarti untuk banyak orang.
Hal yang simpel, tapi itu bisa membuat hidupnya berubah 180 derajat.
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Rush ; kookmin
Fanfictionjungkook & jimin as a college student versi lokal top!jk bot!jm boyxboy | semi-baku, KOOKMIN LOKAL au❗️a bit mature © 2019,bellybees