#10

6.6K 835 91
                                        

Hari minggu itu paling cocok kalau dihabisin buat jalan-jalan, pergi refreshing sambil cari udara segarㅡcari suasana baru. Tapi sayangnya, bayang-bayang pergi liburan nggak bisa terealisasikan, dan cuma nempel di otak Ale sebagai mimpi. Nyatanya di hari minggu ini, Ale harus kumpul himpunan untuk ngurus screening anggota baru.

"Le, udah nyari buku referensi?" tanya Safhi disela-sela melipat karpet sehabis kumpul tadi. Ale yang masih sibuk memungut gelas-gelas plastik bekas teh manis mengangguk, "Udah kemarin. Kenapa? Lo belom nyari?"

"Udah sih, sama kak Keenan."

Ale kaget sedikit. "Mainnya udah jalan berdua ya..."

"Apaan sih lo, nemenin doang dianya." omel Safhi sambil mencoba untuk menendang Ale yang membungkuk tapi kakinya tidak sampai. "Dih marah,"

"Ya lo nya nyebelin."

"Yaudah, iya percaya cuma nemenin." Ale berbalik kemudian menjulurkan lidah pada Safhi dan keluar dari sekret. Di depan, Ale bisa melihat Nara sedang serius mengobrol dengan ketua himpunan hukum. Sepertinya obrolannya penting, jadi Ale mengurungkan niatnya untuk menyapa Nara.

Sore ini Ale ada janji ketemu sama Tio dan Yanuar, mau jalan-jalan sekalian makan malam di luar. Padahal sebenarnya Ale lelah karena sudah kumpul himpunan dari tadi pagi, dan dia juga baru tidur dua jam akibat berkutat dengan tugas yang tidak ada habisnya. Tapi Ale butuh pelampiasan, dia tidak bisa membiarkan dirinya menyimpan kekesalannya sendiri.

Makanya sekarang Ale nggak bisa berhenti bicara walaupun mulutnya dipenuhi sushi yang bahkan belum dia kunyah.
"Kalian harus tau kak, Ale tuh gak tahan. Sebel banget tapi Ale bisa apa? Nanti Ale dibilang childish lagi." Tio dan Yanuar lagi-lagi hanya bisa mengangguk.

"Sebenernya Ale tuh salah nggak sih ikut marah balik begini?" tanya lelaki itu setelah menelan sushinya. Tio berdeham, "Gue sendiri sih nggak bisa menentukan tindakan lo itu salah atau gak, Le. Tapi kalo soal childish gue rasa emang ada benernya, aturan lo nggak usah marah dibilang begitu." Ale melotot, Tio jadi merutuki dirinya sendiri karena sudah salah bicara.

"Ale tuh sengaja nanya kak Yanuar sama kak Tio karena kalian kan udah sering ngeliat kak Adrian sama cewek itu. Kalian berdua juga anak fotografi."

Yanuar berhenti menyeruput ramennya, kemudian ia mendongak untuk menatap Ale tepat di kedua matanya. "Lo juga sering kan Le liat mereka bareng selama setahunan lo kuliah disini. Tapi Adrian tetep sukanya sama elo, bukan sama Lifia. Apa sih yang lo khawatirin? Gue bingung kalo boleh jujur."

Ale mendengus, omongan Yanuar ada benarnya juga. Tapi memangnya khawatir kalau pacar kita terlalu dekat sama orang lain itu nggak boleh?

"Ya tapi tau batas seharusnya lah, kak? Kemarin kak Adrian nemenin temennya itu nyari bahan dekorasi coba? Ale nggak paham. Padahal disitu Ale udah bilang pengen ditemenin nugas, tapi kak Adrian malah pergi sama temennya." jelas Ale panjang lebar, ada perasaan emosi disetiap kata yang dia ucapkan.
Tio malah ingin tertawa, Ale itu nggak cocok kalau marah. Mukanya merah dan pipinya jadi tembam dua kali lipat.

Beda dengan Tio, Yanuar lebih biasa menghadapi hal seperti ini dengan kalimat tajamnya. Benar-benar pas menusuk hati sampai ke bagian dalam.

"Ya lo berdua kan backstreet, nggak ada yang tau lo berdua pacaran. Nggak ada yang tau Adrian udah punya pacar, terus kalo kaya gitu salahnya Lifia dimana?"

Ale mendengus. Mendadak kehilangan nafsu untuk melanjutkan makannya. Ale kesal, karena faktanya, ucapan Yanuar memang benar. Seratus persen benar.

"Cemburu mah wajar, asal lo percaya aja sih sama Adrian. Dia empat tahun nggak berpaling dari lo, Le. Apa sih yang lo takutin? Adrian tuh bucin banget sama lo. Kalo ditanya siapa yang bakal diselamatin duluan antara Haikal sama lo juga Adrian pasti jawabnya nyelametin elo." tambah Yanuar lagi. Tio setuju dan sedikit kagum karena Yanuar bisa bicara banyak kalau lagi nasehatin orang. "Haikal emang sahabat sehidup sematinya dia, tapi gua yakin dia bakal jawab Ananda Ravalean."

Sugar Rush ; kookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang