[ sugar rush - part 26 ]
Minggu sore yang biasanya Ale habiskan untuk berdiam diri di dalam kamar kosnya sambil menonton serial netflix sebagai bentuk apresiasi diri sendiri setelah lelah berperang dengan tugas kini tergantikan menjadi acara temu di sebuah kafe di bilangan Jakarta Selatan. Iya, hari ini Ale berniat bertemu dengan seseorang yang sudah lama sekali dia ingin ajak bicara.
Hana, adik tiri Adrian.
Perempuan cantik dengan surai kecokelatan itu tertangkap oleh kedua mata Ale saat dia masuk ke dalam kafe. Dan tanpa membuang waktu, Ale langsung melambaikan tangannya agar Hana tau kalau dia sudah sampai.
"Kak Ale, sorry banget ya kak aku telat. Tadi supir aku ngambil barang dulu ke kantor papa." ucap Hana setelah dia duduk. Senyumnya masih belum luntur, Ale jadi merasa nyaman. "It's okay kok, Han. Mau pesen apa? Biar aku pesenin."
Sepuluh menit setelahnya, meja mereka sudah terisi dengan dua gelas vanilla latte dan sepiring croissant. Ale tidak memesan makanan apa-apa karena baru saja makan sebelum berangkat. Sekalian menghemat uang jajannya juga karena sudah di akhir bulan.
Mereka sudah pernah bertemu beberapa kali, waktu Adrian menjemput Hana sepulang sekolah. Jadi berdua dengan adik tiri lelakinya tidak membut Ale canggung sama sekali, justru dia takut kalau Hana yang merasa kurang nyaman.
Ale tidak tau kenapa alasannya meminta perempuan yang dua tahun lebih muda darinya ini untuk bertemu. Dia hanya ingin bicara dengannya, mencoba mengakrabkan diri pada salah satu anggota keluarga Adrian yang dia kenal.
"Gimana sekolah, Han?" tanya Ale sebelum dia menyeruput lattenya. Hana sempat menghembuskan nafas lalu tertawa kecil. "Stress kak, apalagi online gini. Nggak ngerti apa-apa aku hahahaha,"
"Paham sih, aku juga pusing banget kuliah online kaya gini. Apalagi ditambah ngurusin organisasi." kata Ale, dia juga tertawa karena merasakan posisi Hana. Semua orang juga pasti merasakan hal yang sama di kondisi sekarang.
Lelaki mungil itu terdiam sebentar, berpikir untuk menanyakan apa lagi pada perempuan di depannya ini. Walaupun pernah bertemu beberapa kali, bukan berarti mereka cukup dekat untuk bisa mengobrol tanpa harus memikirkan topik pembicaraan. Untungnya, Hana itu termasuk orang yang pandai membaca situasi. Dengan senyum manisnya, dia akhirnya buka suara.
"Gimana kak, sama aa'?"
Ale hampir lupa kalau Adrian itu orang Bandung. Dia tidak pernah bicara pakai bahasa sunda sama sekali, berbeda dengan Haikal yang sering mengomel dengan bahasa daerahnya itu sedari awal Ale mengenalnya. Dipanggil dengan sebutan aa' mampu membuat perut Ale tergilitik. Menurutnya itu lucu.
"Baik kok, Han. Lagi skripsi kak Adriannya jadi suka jarang ketemu."
"Oh iya! Kemarin sempet bilang ke Hana juga katanya lagi skripsi. Keren banget ya aa' skripsi jalan tapi projeknya dimana-mana. Seneng aku teh liatnya."
Ale tersenyum, setuju dengan apa yang Hana ucapkan. Dia turut bahagia melihat Adrian diapresiasi dengan diminta untuk bekerja sama oleh beberapa orang.
"Berarti sibuk banget atuh si aa' ya kak? Masih bisa nggak tuh pacaran?" ledek Hana sambil terkekeh kecil. Dia kemudian memeriksa layar ponselnya sebelum memakan croissant yang dia pesan tadi. "Hahahaha udah mengurang lah akhir-akhir ini. Tapi dia kalo balik kerja dari Bintaro suka ke kos aku malah bukan ke kosannya." balas Ale, dia jadi ikut tertawa karena merasa malu. Seperti mamanya di Magelang sana, Hana adalah satu-satunya keluarga Adrian yang tau tentang hubungan mereka berdua.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Rush ; kookmin
Fanfictionjungkook & jimin as a college student versi lokal top!jk bot!jm boyxboy | semi-baku, KOOKMIN LOKAL au❗️a bit mature © 2019,bellybees