[ sugar rush - part 03 ]
Masa orientasi pun akhirnya selesai. Karena acara bubar sebelum ashar, Ale dan teman-teman barunya berencana mampir dulu ke kafe dekat kampus.
Ada Daniel, Jysa, dan juga Safhi. Kebetulan tadi mereka bertiga lihat Safhi pas mau ke gerbang utama, jadi dia mau ikut.
"Oh, jadi kalian temen SMA?" tanya Jysa. Ale dan Safhi mengangguk. "Temen dari kecil malah,"
"Pantes, gue kira kalian kembar. Mirip." kali ini Daniel yang buka suara. Tangannya sibuk mengaduk cream di lattenya.
Ale dan Safhi sudah terbiasa dengar orang-orang yang bilang kalau mereka itu mirip. Awalnya sih mereka tidak suka dikatakan mirip, tapi lama kelamaan keduanya merasa biasa saja. "Lo adalah orang ke 100 yang bilang begitu," ucap Safhi.
Sudah sekitar empat puluh menit mereka minum di kafe. Ale bahkan sampai lupa kalau dia belum bilang apapun ke Adrian. Mungkin lelaki itu sedang mencarinya dikampus. Biar sajalah.
"Gimana? Udah ada cewek yang nyangkut ke kalian?" Daniel tiba-tiba bertanya dan itu langsung membuat Ale tersedak cokelat panasnya. "Hati-hati kenapa sih," omel Safhi.
"Ha? Cewek?"
"Iya lah, dari hari pertama cewek doang yang gue perhatiin di kampus ini. Emang lo pada nggak?"
Mendengar pengakuan Daniel, Ale hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hmm, belum ada," jawabnya.
"Banyak padahal Le yang cantik-cantik,"
Yah Niel, percuma banyak yang cantik kalau Ale sukanya yang ganteng.
"Lo, Fhi?" Safhi menoleh, lalu menggeleng. "Belom ada lah, dari kemaren gue sibuk ngurusin yel-yel kelompok buat hari ini. Gak merhatiin."
Detik berikutnya ponsel Ale berbunyi. Tertera dengan jelas nama Adrian di layar. Dia pun pamit sebentar dan beranjak menjauh dari teman-temannya.
"Halo?"
"Ale dimana sih?"
"Di kafe kak,"
"Kok gak bilang? Kakak kira kamu pulang sendiri,"
Ale cuma bisa terkekeh. Gemas dengar Adriannya yang khawatir begini.
"Tadi diajak kesini dulu, sebentar lagi pulang. Kakak dimana?"
"Di kampus, masih ada rapat. Ale pulang sendiri bisa?"
"Bisa. Kan bukan anak kecil,"
"Tapi kamu masih kecil bagi kakak."
"Ih apasih!" Pipi Ale bersemu merah. Meski Adrian tidak bisa lihat, tapi Adrian tau persis kalau Alenya pasti lagi malu. "Yaudah, hati-hati ya, Le,"
"Iya, kakak juga,"
"Nanti kalo mau pulang baca doa jangan lupa ya," kata Adrian disebrang sana. Ale tersenyum, "Oke! Kak Adrian juga harus baca doa,"
"Iya Ale."
"Tutup duluan gih, kak,"
Disana, Adrian menggeleng. "Kakak udah nelpon duluan, Ale lah yang nutup."
"Yaudah, sampai ketemu besok,"
Telepon pun terputus. Ale kembali ke mejanya, mengabaikan teman-temannya yang kini sedang membicarakan salah satu kakak tingkat perempuan yang menyebalkan.
"Eh Le, lo kenal Kak Adrian gak?"
Aduh, panjang umur. Baru tadi telponan, sudah disebut saja orangnya. "Kenapa emang?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Rush ; kookmin
Fanfictionjungkook & jimin as a college student versi lokal top!jk bot!jm boyxboy | semi-baku, KOOKMIN LOKAL au❗️a bit mature © 2019,bellybees