Happy reading~
Vote and comment.Pagi sudah menyambut hari, Ayla benar-benar malas sekolah. Tapi Ayla kembali mengingat hari ini hari Rabu yang artinya olahraga dan mereka akan melakukan event di kelas yang mampu membuatnya kembali bugar.
Ayla merenggangkan otot-ototnya yang begitu lelah. Dengan semangat kurang dari 20% Ayla segera mandi dan turun dari kamarnya. Ayla benar-benar kekurangan tenaga.
"Kacamata kamu mana, La?" tanya perempuan paruh baya itu menyiapkan sarapan.
Ayla menguap lebar, Ia masih ngantuk meski sudah mandi.
"Hancur ke injak sepatu," sahut Ayla.
"Yaudah, sarapan gih. Ada nasgor sama roti, pilih aja. Atau makan keduanya," ujar perempuan paruh baya itu dengan lembut.
"Iya, Ma," jawab Ayla.
"Ma, nggak usah beli kacamata lagi, lagian aku nggak mines juga. Cuman dikit, masih jernih," sambungnya.
"Siapa juga yang pengen beliin lo? Ngabisin duit," sambar Arya.
"Arya," tegur Maya selaku ibu dari kedua anaknya ini.
Ayla merotasikan matanya jengah, "anterin gue sekolah cepetan."
Arya mengangkat satu alisnya, "gue? Motor lo kan ada."
Melihat Arya pagi-pagi seperti ini membuat Ayla merasa kesal, entah wajah jelek kakaknya itu membawa pengaruh negatif.
"Motor gue ban-nya ada yang bocorin!" mata Ayla mendelik tajam Arya, Ia pikir Ayla tidak tahu siapa pelakunya.
Arya menjentikan bahunya.
"Pake motor lo," paksa Ayla.
"Enak aja, motor gue itu khusus buat boncengin cewek cantik yaitu para pacar gue. elo mah di bawah kata cantik," cibir Arya.
Oh abangnya ini pengen kata-kata pedas, tidak tahu kalau adiknya lagi nggak mood. Baiklah Ayla juga kesal tingkat kuadrat.
"Hellooo! Ngaca! Sadar diri dong, semua mantan dan pacar lo itu nggak berkualitas. Gue? Enggak cantik? Mata lo bular, operasi sana gih, mata lo katarakan tuh." Ayla sudah geram dan sebal.
Arya menggeram, "jalan kaki aja lo sekolah!"
Gadis bermata besar itu mendelik kakaknya, lalu tersenyum. "Makasih, orang gue ikut papa pake mobil. Wleee. Dasar cungkring! Nggak punya ABS lagi! Huuu, mending mati."
Setelah mengolok kakaknya Ayla segera ngacir, takut-takut Arya akan memukul kepalanya.
Ayla membuka pintu mobil dan duduk di samping Ayah yang sangat Ia cintai. Tak lama setelahnya mobil itu berangkat.
"Pa, minta duit dong," pinta Ayla.
"Mama nggak kasih kamu uang?" tanya lelaki menggunakan kemeja putih dengan jas hitam itu.
"Ngasih, tapi hari ini olahraga, Pa. Pasti disuruh lari," keluh Ayla.
"Nggak mungkin lari terus."
"Tapi, Pa. Kan olahraga, pasti capek, tambahin uang jajan ya, Pa? Papa mau kalau Ayla sakit gara-gara Papa nggak ngasih uang?" Ayla memasang wajah memelas.
Keahlian Ayla adalah memelas. Melihat wajah anaknya yang selalu tergiur dengan tambahan uang jajan. Dika menyerah dan memberikan gadis itu uang 50.000.
Ayla mencium pipi Papanya, "makasih Papa ganteng."
"Sama-sama, sayang." Dika tersenyum manis.
Mobil tiba-tiba berhenti, tau-taunya sudah sampai di sekolah. Mengharuskan Ayla berpamitan dan segera keluar dari mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy Killer
Teen Fiction♪「DALAM MASA REVISI」 ♪ BUDAYAKAN PENCET FOLLOW. NO PLAGIAT!! Highest rank!!! #1 in menulis [14/09/2019] #3 in kiss [07/07/19] #2 in perusuh [12/09/2019] #3 in genk [12/09/2019] #2 in nakal [12/09/2019] #2 in troublemaker [21/11/2019] #3 in ceritasm...