B. 24 (hari-hari tanpanya)

4.3K 264 20
                                    

Voment terus ya~ rekomendasikan cerita ini ke temen kalian juga😉

typo bertebaran 
.
.
.

Happy reading~
.
.
.

Hari ini Ayla tidak ingin sekolah. Ia hanya ingin Zen berada disini! Biar ia berharap begitu besar atas kembalinya Zen. Ayla tidak bisa berpikir apa-apa kecuali membunuh rindu yang menekan nafasnya hingga seperti ini.

"Ayla," panggil seseorang di balik pintu.

"Apa?" Suara yang parau itu akhirnya menyahut.

Arya menghela nafas panjang. "ada temen lo."

Disaat seperti ini ada yang berkunjung. Siapa gerangan?

Ayla tidak ingin berbicara pada siapapun saat ini. Ayla hanya inginkan Zen dan itu cukup jelas.

Saat ini Ayla tidak butuh teman. Rasanya mendengar musik lebih membuatnya merasa tenang, meski air mata terus berlinang.

1 minggu tanpa dirinya. Sudah membuat Ayla begitu rapuh. Ini hari terakhir ia mengurungkan diri, sebab ia mendapat surat panggilan karena tidak sekolah.

Ah, shit. Ayla benci dirinya. Dunia kembali redup dipandangan Ayla. Seorang Zen Alazxar yang membuatnya seperti ini.

"Hani?"

Hani segera masuk kamar Ayla, dan duduk. Ia melihat kondisi Ayla yang mengenaskan. Matanya sembab, rambutnya acak-acakan, hidungnya merah.

"Masih waras, La?" Tanya Hani.

Ayla berdecak. Beginilah dia, sudah gila.

"Lo mau tau Zen dimana?"

Pupil mata Ayla melebar. Ia langsung mendekati Hani. "Lo tau dimana?"

Hani menggeleng.

Ah Hani memphp-nya.

Hani menghela nafas, "hey bodoh. Lo tau nama panjang Yasa?"

Maksud Hani bertanya itu untuk apa? Lika mengernyit.

"Namanya ya, cuma Yasa." Ayla mengambil tisu untuk menyumbat hidungnya.

Hani jadi geram dengan Ayla . Wanita bodoh.

"Kamar lo udah kayak kandang babi," cetus Hani. "Lo ngamuk ya?"

Ayla diam. Matanya kembali berair.

"Ya ampun, cengeng banget." Hani menggerutu.

Ayla menatap Hani. "Lo nggak tahu, Han...."
"Dia pergi tanpa bilang-bilang, hiks. Udah gitu kita baru baikan, hiks. Dia itu tega banget lakuin itu kegue, hiks."

Hani menghela nafas panjang, nangis lagi si Ayla. Sebenarnya Hani paham kondisi Ayla. Tapi lihat apa yang dilakukan Ayla selama satu Minggu ini? Tidak membuahkan hasil kecuali mata sembab, dan produksi ingus.

"Udah berhenti nangisnya. Udah jelek, tambah jelek."

"Biarin!"

Hani melempar Ayla pakai bantal. "Sini gue ceritain! Makanya sih nggak sekolah."

Ayla mengatur nafas. Duduk disamping Hani.

"Yasa masuk sekolah."

Ah Hani! Ayla tidak ingin mendengar cerita selain bersangkutan dengan Zen.

"La, Lo dengerin gue nggak sih?" Sebal Hani.

"Iya gue dengerin , hiks."

"Astaga nangis lagi," Hani menggeleng kepala.

Badboy KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang