26. (perasaan Zen)

4.3K 256 31
                                    

Yang berkenan silahkan voment..

Typo bertebaran~
.
.
.

Happy reading~

Mars menghela nafas. Duh, sebenarnya ia geram dengan Zen. Lebih tepatnya dengan pacar lelaki itu. Mereka berdua sama-sama menyusahkan.

Harusnya Zen paham, kalau Mars itu bukan tipe yang mau bertanya nggak sesat dijalan. Mars itu tipe yang nggak nanya, dan nggak mau jalan-jalan. Jadi nggak bakal sesat. Udahlah.

Mars bongkar lemari, cari HP, eh nggak nemu. Perasaan ia menaruh HP-nya di lemari tapi kenapa nggak ada?

Mars menggaruk kepalanya, baru ingat kalau HP-nya udah ia sumbangkan. Gara-gara kena telpon mulu, nggak betah jadi model.

Terpaksa kerumah Ayla, bilang kalau Zen dirumah sakit. Mana alamat rumahnya lupa, hedeeh.

Ayla duduk di sofa, cuman bisa termenung. Ia rindu sekali dengan Zen. Tapi ia juga kecewa. Harusnya Zen disini meluruskan permasalahan.

"La, ngelamun mulu." Arya duduk disamping Ayla.

Ayla sekedar melirik.

"Ada kabar dari, Zen?" Tanya Arya hati-hati.

Ayla menggeleng pelan.

Arya mengangguk paham. "udah nanya sama temennya?"

"Udah."

"Terus?"

"Mungkin udah mati."

"Hah?" Arya sedikit tersentak. "gitu amat. Dia ilang aja elu setres apalagi tuh orang mati."

Ayla memajukan bibir bawahnya.

"Makanya, kalau pacaran jangan sampai kebangetan sukanya."

Ayla menatap tajam Arya. Arya membuang muka.

"Ayla," panggil seseorang.

Ayla dan Arya menoleh bersama.

"Iya, Ma?" Sahut Ayla.

"Itu ada temen kamu," ujar perempuan paruh baya itu.

Ayla mengernyit? Yasa? Lagi? Ck.

"Siapa?" Cuek Ayla.

"Nggak tahu. Keluar aja dulu. Tampan tuh yang di depan," cetus Mama Ayla.

Ayla berdecak lalu menghela nafas. Ia melangkah ke pintu depan. Merapal doa agar ini bukan Yasa. Agar emosinya tidak tersulut lagi.

Saat Ayla membuka pintu dan .....

"Mars?"

Bukan! Yaiyalah Mars, siapa lagi.

"Ikut gue," tarik lelaki itu pada lengan Ayla, menuntunnya masuk kedalam mobil.

Ayla masih tidak paham dengan apa yang Mars lakukan.

"Mars, lo mau bawa gue kemana?" Ayla menatap lelaki berwajah teramat datar itu.

Geram dengan lelaki ini, Ayla memukul bahu Mars. Membuat lelaki itu sedikit tertegun.

"Lo mau bawa gue kemana?" Kesal Ayla.

Mars berdecak .

"Rumah sakit."

Ayla menautkan kedua alisnya, "hah? Buat apa?"

"Zen."

"Hah?!" Ayla melebarkan kedua matanya. Jantungnya bak tertusuk pisau. "Jadi ....hiks maksudnya apa?" Ayla tidak bisa memahami keadaannya saat ini.

Badboy KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang