39. (Arya versus Zen)

2.1K 149 28
                                    

Silahkan membaca :) maaf kalau ada typo. Maaf juga baru update huwwaaa. Author jahat banget sama kalian😅 udah lama gak Up.





Zen menatap Mars dan Ayla bergantian. Sebenarnya kesalahan ini adalah miliknya. Meski rasa ego begitu besar mencari alasan bahwa ini bukan kesalahan seorang Zen Alazxar.

Hani mengamati situasi yang kembali terdiam. Dimana Ayla begitu keras berpikir untuk memahami dan nampak Zen sedang mengeraskan alisnya mencoba menahan amarah, sedangkan Mars kembali berwajah datar dengan tatapan dingin.

"Gue pulang. Yang lainnya juga harus pulang. Terkecuali kalian berdua," kata Mars melirik Zen dan Ayla.

Meski berwajah nampak tak perduli, jauh di sana Mars begitu memperhatikan teman-teman terdekatnya. Meski Ia kadang tidak ikut mengasikan obrolan karna memang Ia tidak suka banyak bicara, setidaknya Ia selalu ada untuk teman-temannya. Dan Mars sangat percaya bahkan yakin hubungan persahabatan ini sangat kuat, hanya saja masalah sedang menguji seberapa erat ikatan mereka.

Kivyar menarik lengan Hani dan membawanya keluar. Mars melirik datar Violla yang menyeka air matanya. Entah sejak kapan gadis cantik itu menangis.

Semua akhirnya pergi. Terkecuali Zen dan Ayla. Dan sungguh Zen tersentuh dengan Mars yang memberinya waktu pribadi untuk berdua dengan Ayla, membuat Zen yakin kalau ini memang kesalahan yang harus ia tanggung jawabkan.

Ayla sendiri tidak berani menatap mata Zen. Sedang Zen tidak tahu harus memulai dari mana.

"Maaf tidak memberi kabar," ucap Zen dengan perasaan sangat bersalah.

Tidak tahu kenapa dan mengapa, hati Ayla terasa ngilu dengan ucapan Zen.

"Maaf sudah bikin kamu menunggu selama 3 tahun ini."

Ayla terdiam dengan mata berkaca-kaca.

"Maaf .... Maaf sudah melakukan kesalahan yang fatal."

"Maaf sudah menjalin hubungan dengan orang lain padahal–"

"Stop!"

Stop! Ayla tidak ingin mendengar kata maaf terus-terusan dari mulut Zen, sebab itu bisa meluluhkan hati Ayla.

Rasa kecewa ini yang akan menjadi bukti kalau seorang Zen Alazxar sudah memberi luka pada Ayla Atthya, memberi kecacatan yang mampu menghancurkan kepercayaan gadis itu.

"Ayla...," Panggil Zen dengan suara serak yang menggetarkan jiwa gadis itu.

Tidak! Tidak! Ayla ingin memperjelas semuanya! Ayla tidak ingin kalah lagi dengan Zen.

Ayla mengambil nafas dalam-dalam, lalu menguatkan diri dan segera menatap Zen, lelaki itu nampak pasrah dengan ekspresi yang begitu merendahkan sifatnya yang keras hati juga keras kepala.

"Pertama! Aku minta kejelasan! Bukan kata maaf yang beruntun dari kamu Zen!" Geram Ayla.

Zen memegangi kedua lengan Ayla, "apa yang nggak jelas? Biar aku jelasin."

Ayla melepaskan kedua tangan Zen. "Semua nggak jelas! Keberadaan kamu selama 3 tahun ini nggak jelas dimana! Hubungan kita juga nggak jelas! Perasaan akupun tiba-tiba nggak jelas!" Pungkas Ayla.

Tidak bisa berkata apa-apa, yang Zen tahu kalau Ia sudah membuat marah Ayla. Gadis itu telah memberi pukulan telak terhadap Zen.

Ayla menatap tajam Zen, biarkan hari ini Ayla menjadi gadis yang pemarah dan kejam, sebab perasaan ini tidak bisa dibendung lagi, kesabaran ini sudah terkuras habis.

"Nggak bisa jelasin?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Ayla dengan sarkasnya.

Zen lagi-lagi terdiam dengan pemikirannya juga perasaannya yang campuk aduk. Tapi disini bukan hanya perasaan Zen yang campur aduk, Ayla pun begitu.

Badboy KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang