B. 11 (gue bisa bikin lo jatuh cinta)

7.3K 452 14
                                    

Langsung vote ceyeng ^~^

Happy reading.

Satu minggu setelah kejadian Ayla di gendong Zen. Dan Zen bergaya seperti dokter di UKS, lalu Ayla sebagai pasien. Sungguh masih Ayla ingat dengan jelas, ketika Zen mengambil obat dengan sembarang dan memerintahkan agar Ayla meneguknya. Setelah itu Ayla keracunan obat. Semua ini gara-gara dokter gadungan.

Ayla duduk di sofa dengan seragam sekolah yang lengkap, ia malas kesekolah. Hari ini pacarnya Veon , si Fiyera, akan masuk kesekolahnya. Tentu saja Ayla tak menyukai itu. Rasa khawatir ini memang berlebihan dan tak nyaman.

trengg sebuah pesan masuk. Ayla segera membukanya.

Zen si setan
Di depan. Cepet turun.

Itu pesan dari Zen. Sekarang mereka lumayan akrab dan Zen tak bisa berkutik karna Ayla masuk kerumah sakit karna Zen. Belum lagi Zen kena marah mamanya Ayla haha, Ayla senang sekali. Tapi di situ juga Zen mengaku pacar Ayla, itulah yang membuatnya tambah kesal berkali lipat.

Ayla atthya
Males sekolah. Pergi sono.

Zen si setan
Bgst. Turun! Atau kaca rumah lo
Pengen gue pecahin?


Ayla berdecak. Kakinya melangkah dengan malas menuju luar rumah. Ia mendapati Zen, wajah lelaki itu sedang mengeras, dan lebam di wajahnya makin banyak saja.

"Masuk," ketusnya.

Ayla tersenyum kecut. Sepertinya mood Zen sangat jelek hari ini.

Zen menjalankan mobilnya sangat kencang. Ayla tak perlu banyak heran lagi. Ia sudah hapal kelakuan Zen.

"Eh, lo tau nggak, Zen? Katanya ada anak dari sekolah kita yang kabur dari rumah?" tanya Ayla.

Zen memasang wajah keras. Nampak jelas kalau ia sedang gondok dengan sesuatu. Tentang seseorang yang kabur itu, bagaimana ia bisa tidak tahu.

Tiba-tiba ada dua motor di belakang datang dengan kecepatan tinggi. Zen sangat familiar. Lelaki botak berisi itu membawa tukul? Zen berada di tengah-tengah mereka. Untuk memecahkan kepala Zen? Coba saja.

Ayla bertanya-tanya dalam hati. Apa yang terjadi? Zen nampak berdecak sebal. Kemudian tersenyum, akhirnya ia bisa balas dendam. Kemaren ia dikeroyok oleh preman bayaran itu.

"Pake sabuk bener-bener, kalau pengen selamat," peringatkan Zen.

Ayla tak sempat bertanya karna Zen melajukan kecepatannya. Menegangkan.

Namanya penjahat ya pasti terus mengikuti. Bahkan dengan kecepatan sama hebat.

Zen me-rem mendadak membuat belakang mobil hitam itu agak terangkat.

Ayla shock berat. Mendapati tubuhnya tergoncang kebelakang kemudian kedepan.

"Z-zen kita lagi nggak nabrak orang, kan?" panik Ayla.

"Nggak," singkat Zen matanya menatap kedepan.

3 lelaki dewasa itu menghalau jalan. Dengan terpaksa Zen memberhentikan mobilnya untuk sementara.

Badboy KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang