Jangan lupa vote dan komen🍭🍭🍭
.
.
.
.Lagi-lagi Kivyar menyenggol Ayla dengan tingkah menyebalkannya. Ayla menatap Kivyar eneg.
"Boss gue dadanya dijahit, masa lo diam aja? Lagi ngambek atau gimana sih?" Tentu ini sindirian yang Kivyar tujukan tepat untuk Ayla.
Andai tidak ada Maya—mama Ayla. Mungkin Ayla akan mencakar Kivyar yang resek ini.
Kivyar tersenyum pada Ayla dengan bangga, sedangkan Ayla gelisah hendak bagaimana Ia memulai percakapan. Malu sekali karna kemaren pernah mengomeli Zen sampe lupa diri.
Maya tentu menangkap tingkah grasak-grusuk anaknya. Dengan paham mencari alasan untuk keluar dari kamar itu bersama Kivyar.
Kini hanya tersisa Ayla dan Zen dengan atmosfer panas-dingin tak karuan. Entahlah, susah sekali membuka mulut untuk mengeluarkan suara.
Ayla masih menunduk tidak berani menatap Zen, menimbang-nimbang untuk memberanikan diri memecah keheningan, tapi kenapa sangat sulittt???
Di balik pintu Kivyar dan perempuan paruh baya itu sedang menepelkan telinga mereka, berencana menguping tapi tidak mendengar suara apa-apa. Rupanya kedua orang di dalam sedang menimbang perasaan masing-masing.
Huh, Ayla akan berbicara, tentu tak perlu menatap mata Zen, Ayla lebih baik menunduk saja.
Mulut gadis itu terbuka dengan berat, hingga akhirnya satu kata lolos.
"Maaf...."
"Maaf...."
Keduanya saling tatap. Kenapa mereka sama-sama mengucapkan kata maaf? Tentu jawabannya diketahui masing-masing.
Ayla kembali menunduk dan Zen kembali mengalihkan pandangannya. Sial, sial, sial. Kenapa menatap matanya saja tidak mampu?
Hening kembali....
Semakin hening karna sibuk dengan pemikiran masing-masing....
....
....
Krik... Krik... Suasana makin membingungkan.
"Tante," panggil Kivyar. "Mereka kenapa nggak ngomong ya? Sia-sia dong kita nguping," cetus Kivyar.
Maya menghela nafas datar, "iya, gak tahu kaki tante udah pegel gini."
Kivyar punya ide. Ia menatap mama Ayla dengan senyum aneh.
"Kita kasih ular aja, pasti heboh," celetuk Kivyar membuat Maya menatap dingin anak itu.
"Kalau kena patuk meraka gak mungkin ngomong lagi (alias mati)"
Ini Kivyar gak bener banget sih ngasih ide. Mana mungkin Maya akan membahayakan anak dan menantunya.
"Kalau gitu kita masuk ajalah," ujar Kivyar enteng.
"Loh? Tantekan mau satuin mereka, bukan gangguin waktu berdua mereka," ucap Maya tidak setuju.
Kivyar kembali menempelkan telinganya dan tidak mendengar apa-apa.
"Tapi mereka nggak ngomong. Apa mereka sakit gigi? Atau bibir pecah-pecah?"
Maya sekarang tahu kalau Kivyar ini sedikit tidak waras dan aneh, mana bawel sekali. Kenapa Hani mau saja dengan dia?
Di dalam ruangan mereka saling tatap ke pintu karna ada yang ribut tidak jelas. Saat itu juga mereka tahu kalau seseorang sedang menguping.
Ayla tersenyum kaku kepada Zen. Demi apa, kedua orang itu bikin malu saja!

KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy Killer
Teen Fiction♪「DALAM MASA REVISI」 ♪ BUDAYAKAN PENCET FOLLOW. NO PLAGIAT!! Highest rank!!! #1 in menulis [14/09/2019] #3 in kiss [07/07/19] #2 in perusuh [12/09/2019] #3 in genk [12/09/2019] #2 in nakal [12/09/2019] #2 in troublemaker [21/11/2019] #3 in ceritasm...