Jangan lupa untuk memberi vote(bintang) dan koment.
Silahkan membaca :)
.
.Ayla berulang kali menatap pantulan dirinya di cermin. Menampilkan gadis cantik dengan gaun merah mencolok juga riasan wajah yang agak tebal.
Hari ini biarkan Ia jadi sorotan semua orang. Kali ini saja untuk terlihat sempurna. Sungguh begitu susah mengumpulkan kepercayaan diri untuk berpenampilan mencolok.
Sesekali Ia melihat notifikasi dari HPnya yang tidak kunjung datang, menimbulkan resah yang semakin membuat tidak nyaman.
Hani beberapa menit lalu sudah pergi bersama Kivyar. Ayla masih menunggu jemputan. Tapi entah dimana sekarang lelaki itu berada.
Pintu diketuk, lalu terbuka menampilkan sosok lelaki yang Ayla kenal tentunya.
"Itu Veon ada di bawah," kata Arya.
Ayla mengangguk mengiyakan sembari menampilakan senyum mewahnya.
"Jangan sok cantik," cetus Arya.
Ayla ketawa, "berarti gue cantik dong."
Arya mengusap lembut pucuk kepala Ayla, "hari ini temanya merah. Bisa dibilang tragedi."
Ayla mengernyit, "maksudnya?"
Arya ketawa, "gak ada apa-apa, cuman celetukan gue. Ngeri ya?"
"Iya, ngeri. Gue jadi gak enak hati pas lo bilang tragedi," jujur Ayla.
Arya kembali nyengir, "udah gak usah dibahas. Calon laki lu nungguh tuh."
Ayla mendengus, "cuman temen kondangan."
"Masa sih?" ragukan Arya.
Ayla mencubit lengan Arya, "gue itu sama Veon cuman sahabat. Gak bisa lebih."
Setelah berkata seperti itu Ayla segera turun dari kamarnya menuju ruang tengah yang sudah terdapat lelaki bernama Veon Beyrl.
"Yuk?"
Ajakan itubterabaikan karna Veon seolah ditemukan dengan sesosok Ayla versi baru yang begitu cerah dan memikat.
"Veon?" panggil Ayla.
"Iya? Oke."
Ayla mengernyit. Apa penampilannya hari ini agak berlebihan sehingga Veon menatapnya hampir tidak berkedip.
Sebelum Ayla menginjak gedung pernikahan Felix dan Rumi. Sungguh sangat dag-dig-dug. Seolah ada hal yang akan terjadi dan Ayla tidak siap.
"Tarik nafas, keluarkan perlahan. Gak usah pucat gitu mukanya, " cetus Veon.
Ayla mendengus, "iya-iya. Nyebelin banget sih."
"Salah siapa mukanya tegang gitu?"
Ayla mencueki Veon dan masuk lebih dulu. Veon tertawa kecil sembari mengikuti dari belakang.
Baru saja masuk semua sudah menatapnya, seolah Ayla penjahat. Sorotan mata mereka begitu membuat risih.
Setiap langkah yang diambil berasa tidak enak karna ditatap begitu lekat seperti itu.
"Aylaa," rengek Adinda memeluk tubuh Ayla.
Hani ketawa bersama Putri ketika tingkah lucu Adinda pada Ayla.
"Huwaa tadi Dindin dibilang cebol sama om itu!" tunjuknya pada lelaki dengan usia sekitar 28 tahun itu.
Memang Adinda tipe yang polos dan ceplas-ceplos. Apa dia tidak tahu kalau lelaki itu dosen di kampus Ayla, dosen muda. :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy Killer
Novela Juvenil♪「DALAM MASA REVISI」 ♪ BUDAYAKAN PENCET FOLLOW. NO PLAGIAT!! Highest rank!!! #1 in menulis [14/09/2019] #3 in kiss [07/07/19] #2 in perusuh [12/09/2019] #3 in genk [12/09/2019] #2 in nakal [12/09/2019] #2 in troublemaker [21/11/2019] #3 in ceritasm...