Vote dan koment ;) typo bertebaran :(
Arya menatap ibunya yang bisa dikatakan tua, bahkan kulit wajah sudah terlihat kendur.
Beberapa kali lelaki itu menipiskan bibirnya menatap Maya, ibunya. Lelaki itu spontan berpikir untuk lekas menggelar kondangan, takut juga orang tuanya resah karna Ia sudah cukup umur untuk menikah.
"Ada apa, Ma? Mama jangan diem gitu dong, Arya jadi grogi nih, takut-takut dijodohin gara-gara nggak kawin-kawin," cetusnya.
Maya tertawa, itukah pikiran anak laki-laki nya ini?
"Bukan, ini masalah adekmu," jelas Maya.
Arya mengernyit, "Ayla? Emang ada apa, Ma?"
Maya melirik sekitar, merasa sudah aman, perempuan paruh baya itu mulai berbicara. Sedangkan Ayla nampak cuek sembari mengotak-atik HP-nya. Sedikit penasaran dengan apa yang Ibu dan Kakaknya bicarakan, tapi sepertinya masalah pernikahan, toh Arya rencananya mau dijodohkan.
Dering telpon kini menghentikan aksi Ayla meng-scroll layar HP-nya. Dengan segera gadis itu mengangkat.
"Ya? Kenapa?"
Tiba-tiba senyum terpampang dengan lebar. Ayla memekik kencang saking senangnya.
Lo gila? Suara sambungan diseberang sana.
Ayla nyengir, "iya gue gila. Elu sih udah mau pulang, wkwk. Mampir kerumah gue dulu."
Uwuu gue tahu lo rindu sama gue. Besok pagi gue sampe kok, sama anu gue wkwk.
Ayla mengernyit lalu menyipit, "anu? Anu apanya?"
Terdengar suara ketawa disana, temen kondangan lah.
Apa? Teman kondangan? Jangan bilang....
"Ck, kok nggak bilang lo udah punya calon? Jahat banget anjir." terdengar nada merendah disana.
Gue baru dekat. Jangan salah paham dulu. Tapi dia bela-belain buat ikut sama gue, katanya dia pengen serius. Seketika kan gue ambyarr. Jelas Hani terdengar malu-malu.
Ayla berpikir sejenak. Kenapa udah mau nikah semua sih? Ayla kan belum punya calon. Eh ada sih, si Veon ;v.
"Woi Ayla!" teriak Arya membuat gadis itu tersentak kaget.
"Bikin kaget aja," geram gadis itu.
Arya hanya nyengir. "Telponan sama siapa?"
"Sama Hani," ketus Ayla.
Arya melebarkan senyumnya lalu merebut paksa HP Ayla. Ayla hanya menahan emosi meladeni bujank lapuk itu .
"Bocil, lu kapan pulang?" kata lelaki itu.
Sorry Kak Arya, gue kira gue cukup berumur untuk tidak dipanggil bocil.
"Hey bocil, gua nanya kapan lu pulang, njirr. Ngegas aja lu."
Terdengar suara tawa diseberang sana. Napa? Lu rindu ya sama honey ini?
Arya tertawa nyaring, "eh nama lu tuh Hani bukan honey. Ganjen banget sih."
Ganjen-ganjen gini gue sepupu lu, yak!
Arya melirik Ayla yang menatap tajam dirinya.
"Napa lu?" tanya Arya.
Ayla tersenyum kecut, "gak papa."
"Eh Hani. Cepetan pulang, bayar utang lu yang dulu. Yang beli kuota itu," celotehnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy Killer
Ficção Adolescente♪「DALAM MASA REVISI」 ♪ BUDAYAKAN PENCET FOLLOW. NO PLAGIAT!! Highest rank!!! #1 in menulis [14/09/2019] #3 in kiss [07/07/19] #2 in perusuh [12/09/2019] #3 in genk [12/09/2019] #2 in nakal [12/09/2019] #2 in troublemaker [21/11/2019] #3 in ceritasm...