Vote dong jangan diem aja.
Ramaikan guys. Rekomendasiin cerita ini ketemen-teman kalian ya~ biar Baber(baca bareng) maksudnya :v love you all.Selamat tinggal, rasa yang masih singgah di pelabuhan luka. Ku harap kita saling lupa. Jadi, mohon jangan tenggelamkan perahu kecil yang kini hadir.
Satu malam Ayla tidak bisa tidur, ia ingin ketawa. Kenapa ya? Aneh banget deh. Ayla masih suka kok sama Veon, tapi perasaan apa ini? Maksudnya mengapa ia malu-malu dan memanas kalau ingat wajah Zen. Tauk ah! Pokoknya aneh.
"Kenapa, La?" tanya Hani.
Ayla menggeleng, istirahat kali ini mereka akan rapat osis, yaaa karna sebentar lagi HUT sekolah. Yang ramai pokoknya. Toh biasanya HUT sekolah SMA Bintang bisa dikatakan megah.
Setelah selesai rapat, Ayla takjub dengan apa yang akan dilaksanakan untuk HUT sekolah. Kegiatannya hampir padat.
"Kak Gikka," panggil Ayla.
"Iya?" sahut lelaki itu.
Mereka berjalan berdampingan.
Ayla memajukan bibir bawahnya. "Kok acaranya banyak banget sih, Kak?"
"Loh, yang namanya HUT harus ramai."
"Eh Kak, tapi acaranya rame-rame ya? Dari pesta topeng, duh itu nggak sabar banget deh," seru Ayla.
"Iya, banyak yang lainnya juga kok, jangan sampai ketinggalan acaranya."
"Ashiap!" seru Ayla.
"Kak, Ayla duluan ya? Bye bye." Ayla melambaikan tangan kepada Gikka.
Gikka mengangguk kemudian tersenyum.
Ayla kabur dan siap membocorkan apa saja yang ia tahu tentang HUT sekolah ke Hani dan Rumi.
Baru saja Ayla melangkahkan kaki di depan kelas. Seseorang memanggilnya dan suara ini sangat familiar dan sedikit menggetarkan.
"Iya?"
"Dari mana?" tanyanya.
Ayla tersenyum, "habis rapat. Veon kenapa pucat?" Ayla mendekati Veon.
Veon memajukan wajahnya. "Coba cek," pintanya dengan gemas. Ya Allah jantung Ayla.
Ayla hampir salah tanggap(gara-gara Zen nih, sering kek gitu), Ayla mencek suhu tubuh Veon. Sungguh panas. Apa yang membuat Veon sakit?
"Veon, pengen ke UKS? Biar gue yang anter," tawar Ayla.
Veon mengangguk. Sebenarnya ia sedang tidak enak badan dan tak enak hati. Ada yang salah dengan perasaanya. Jangan kira lelaki tidak kepikiran, lelaki juga bisa kepikiran masalah hati dan perasaan.
"Veon rebahan gih," suruh Ayla.
Veon duduk saja. Ia mengamati Ayla. Jarak mereka kini merenggang. Entahlah, Ayla yang menjauh atau Veon yang menjauh. Jarak yang mana yang sebenarnya mereka hindari?
"Ayla," panggil Veon.
"Hmm?" Ayla merespon tentunya.
"Gue pengen diperhatiin," tutur Veon dengan mata teduhnya. Apa yang sedang Veon sampaikan ke Ayla sebenarnya? Perhatian yang bagaimana? Ayla harap itu tidak menyakiti orang lain.
Ayla masih bisa mendengar jantungnya berdetak untuk Veon. Tapi... ini akan menyakiti perasaan Ayla sendiri, tentunya menyakiti perasaan Veon. Kenapa suasana sekarang begitu canggung?
"Gue perhatiin lo kok," sahut Ayla.
"Tapi sekarang lo fokus sama co-"
Ayla menatap Veon dalam. Apa? Bahkan Veon sendiri fokus sama siapa? Lalu berhak kah Ayla bilang kalau Veon harus menjauhi Fiyera? Ayla sadar, tidak mungkin Ayla tidak merasa ada yang berbeda antara Ia dan Veon.
"Emm...lo pengen gue panggilin Fiyera?" tanya Ayla. Ayla tahu Ayla bodoh.
Veon diam saja, Ayla tahu. Ayla benar tahu. Gugup sekali. Rasanya jantung terus berdetak dengan canggung.
Lelaki berkulit putih, dengan bulu mata agak lentik itu menatap Ayla dengan pasrah, kemudian membuang pandangan sembarang arah.
"Terserah."
Deg
Ayla meneguk salivanya kemudian mengangguk dengan paham yang minimal. Tenggorokannya tercekal.
Gadis bergerai rambut itu meninggalkan UKS. Kakinya melangkah ke kelas Fiyera. Perasaan sesak ini sungguh menghukumnya dengan kejam.
Ayla menggelengkan kepala, ia harus sadar. Ayla menengok kedalam kelas itu. Ia menemukan Zen sedang duduk diatas meja dengan kaki di bangku.
"Cewek siapa tuh," cetus Felix.
Zen menaikan alisnya kemudian menoleh kearah pintu. Di situ ada gadis cantik yang tidak ada senyum sama sekali. Wajahnya datar saja.
Zen meloncat dari meja, kemudian menghampiri Ayla. Gadis yang duduk diseberangnya menoleh penasaran.
"Ngapain?"
Ayla menatap sekilas Zen, kemudian melirik gadis yang kebetulan menatapnya juga. Ah itu Fiyera, memang cantik, wajar Veon jatuh cinta. Wajar Ayla kalah.
"Berani banget cuekin pacar." Zen menarik dagu Ayla agar menghadap padanya.
"Zen," tegur Ayla dengan nada yang sudah diusahakan agar kedengeran. Tenaga Ayla terkuras.
Zen menautkan alisnya. Ada apa dengan Ayla? tidak seperti biasanya. Ayla terlihat tidak berselera.
"Zen, panggilin dong cewek yang diujung itu," pinta Ayla.
Zen berpaling kebelakang dengan enggan. Menatap jengah cewek yang duduk diseberang bangkunya.
"Ngapain?" nadanya memang terdengar kurang suka.
"Bilangin pacarnya lagi sakit, di UKS," jelas Ayla.
Zen menarik cowok cungkring yang mau pergi dari kelas dengan semena-mena.
"Eh, lo!"
"A-ada apa?" gugupnya.
"Bilangin ke cewek itu. Pacarnya di UKS," titah Zen tak terbantahkan.
"T-tapi--"
"Cepet!" sentak Zen.
Dengan cepat lelaki cungkring itu mengangguk dan melaksanakan perintah Zen.
"Yasudah...." Ayla memutar haluan.
Lagi-lagi Zen mengernyit. Ia tidak paham. Dan behentilah membuat Zen penasaran. Zen memasukan lengannya kedalam kantong.
Ayla kembali ke UKS, hanya ingin memastikan Veon baik-baik saja. Kemudian ke toilet perempuan.
Ayla menempelkan belakang tubuhnya ke tembok. Ayla tidak bisa memungkiri perasaannya kepada Veon. Mengapa cinta begitu menyakitkan? Hiks hiks. Ayla tidak suka rasa sesak ini. Rasa sesak ini selalu memancing air matanya.
"Hiks, Ayla elo udah memiliki Veon selama ini. We just freind."
Ayla menjambak rambutnya dengan kasar, karna sudah kebiasan. Ayla menghapus air matanya.
Ayla menutup mulut dan hidungnya agar isakannya tidak terdengar.
Ayla harus memutuskan pilihan. Lupakan perasaan yang ada Veon, atau tetap bertahan tanpa ada bayangan lebih dari seorang teman, yang hanya menyiksa perasaan.
Lagian Ia sudah dimiliki Zen. Dan Veon sudah dimiliki Fiyera. Toh mereka saling dimiliki orang lain. Jadi.... Ayla akan memutuskannya. Ia akan memandang Zen, sisanya terserah apa yang akan terjadi selanjutnya.
Semoga cinta datang kepada Zen dan Ayla. Sebab tidak ada yang tahu isi hati mereka kecuali mereka sendiri.
Tbc
Aduh aduh aduh penyakit cinta~
Tiada obatnya hanya si dia~
Noh bucin wkwk.Udah bingung ngerangkainya gimana. Mohon di hargai :v
Komen ya~
silahkan follow jika anda berkenan :)Follow aku dan bantu rekomendasikan cerita ini ketemen-temen kalian sekalian ;)
Gw ngerasa cerita gw alay. Dan rada-rada nggak nyambung dan absurt. Wkwk. Maklumin ya ^=^ Auth lagi belajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy Killer
Teen Fiction♪「DALAM MASA REVISI」 ♪ BUDAYAKAN PENCET FOLLOW. NO PLAGIAT!! Highest rank!!! #1 in menulis [14/09/2019] #3 in kiss [07/07/19] #2 in perusuh [12/09/2019] #3 in genk [12/09/2019] #2 in nakal [12/09/2019] #2 in troublemaker [21/11/2019] #3 in ceritasm...