31 (jadi yang nikah itu....)

3K 170 35
                                    

Divote atuuuh. Eh eh kita ngomong dulu. Andai ya wattpad itu ngevote tinggal double touch. Kayak Instagram juga. Nggak ribet :v eh canda. Sebenarnya gak ribet cuman tergantung selera. Yekaaan? Author ngerti kok :v
.
.
.
.

"La?"

"Hm?" gadis itu masih fokus dengan bukunya.

Veon membasahi  bibir tipisnya.  Sebenarnya ada yang ingin Ia katakan pada Ayla. Tapi ada sesuatu yang bisa disebut gengsi. :v

"Nanti pernikahan, gue sama lo--"

"Iya. Emang gue sama siapa lagi?" potong gadis itu tetap menatap huruf-huruf berbaris di buku yang kini Ia geluti.

Veon mengangguk dengan senyum yang ditahan. "Nggak nyangka ya, La."

Ayla tak begitu mendengarkan Veon. Ia fokus ke novel yang begitu membuatnya terbaperi.

Naas sekali. Didalam cerita ini, seperti sosok Ayla yang ditinggalkan selama bertahun-tahun. Pemeran utama si perempuan ditinggalkan karena si cowok ingin mengejar cita-cita keluar negri. Beberapa lama kehilangan kontak. Pas perempuannya menunggu sampai 7 tahun bersama rindu yang menggebu dengan setia. Eh dengan bangsatnya si cowok  datang ngebawa anak. Kan gebleg gitu.

Pengen nangis sih, saat penulisnya membuat cerita teramat bikin Ayla pengen mengumpat kalau cowok itu bajingan gada akhlak. Nggak mikirin perasaan ceweknya.

"Habis si ja**ng itu mati, sekarang kembali, dasar cowok gada akhlak! Lawakmu bukan kek badut! Payah!" umpat Ayla.

Veon mengernyit, apa Ayla berbicara padanya? Tapi sepertinya dia geram dengan buku novel itu .

"Baper?" tanya Veon.

Jelas!! Pengen ngamuk tau nggak si Ayla.

"Yon, lo jadi cowok jangan kayak pemeran laki-laki di novel ini," cetus Ayla.

Veon mengernyit, "kenapa sama pemeran cowoknya?"

Ayla berdecak, "ninggalin ceweknya bertahun-tahun."

Lelaki itu meresapi kata-kata Ayla. "Ngebatin nih ceritanya."

Ayla menganga, selang beberapa detik Ia merotasikan bola mata tanda malas membahas.

"Oh ya, Yon. Nanti anterin gue ke rumah Rumi, yak? Please, gue mau liat muka dia yang udah mau nikah itu."

Anggukan dengan senyum tipis. Veon tentu akan mengantar Ayla.

"Nanti pas hari H, perginya sama gue kan?" Pastikan Veon.

Ayla mengangguk mantap. Memang siapa lagi teman kondangan selain Veon. Zen? Udah mati tuh orang.

Gitulah si Rumi, mau nikah nggak bilang-bilang. Mendadak, kayak awal dia jadian dulu. Emang jodoh nggak bisa ditebak. Padahal sering putus nyambung.

Kemaren Ayla baru dikabarin sama Rumi. Terkejut sekali. Nggak nyangka temennya yang kayak bocil itu mau nikah.

Veon menatap Ayla. Terdengar helaan nafas setelahnya. Apa sih yang tidak bisa Voen tangkap kalau Ayla masih menginginkan Zen. Adakah sedikit saja Ayla berniat berpaling dari cowok itu dan berfokus padanya. Semoga saja Veon bisa membuat Ayla suka. Bagaimana pun caranya.

Badboy KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang