Aku hampir tumbang, salah satunya karna dia.
Sorry kalo ada typo.
Happy reading~
Zen pulang dengan wajah kusam, segera mandi dan merebahkan diri di atas kasur, barangkali ketidak enakan hatinya bisa mereda.
Zen mengambil handphonenya di atas nakas. Mengscroll dan menggeser layar dengan mata meneduh.
Sedari tadi Ia menahan-nahan perasaannya, ia tidak kuat melihat foto perempuan yang satu ini, yang sungguh berpengaruh besar terhadap hatinya.
Merasa matanya mulai memedas, Zen berteriak geram. Harusnya Ia bahagia dengan berita yang Ia terima. Tapi semuanya kacau, perasaannya campur aduk.
Zen benci ayahnya, Zen sangat sayang kakek dan ibunya, Zen sayang adiknya, tapi... ada beberapa hal yang membuat Zen terganggu, termasuk permintaan adiknya. Lalu Ayla. Perempuan itu seolah ikut andil mengambil posisi di kehidupan Zen.
Zen takut, hatinya bergetar, ia tidak siap pergi juga tidak siap menetap. Setidaknya Ayla memang berarti di hidupnya, tapi ada yang lebih berarti dan Zen tahu Ayla, gadis itu.
Ayla sudah menyukai seseorang, Zen tahu diri kalau Ia hanya bayangan perasaan Ayla, masih samar, dan akan kalah dengan dia yang lebih dulu mencuri hati gadis itu.
Zen memijat pelipisnya, kepalanya berdenyut, tidak mau kalah dengan hatinya. Zen kehilangan ketenangannya.
Ayolah, bohong kalau hati lelaki itu lebih tegar dibanding perempuan. Lalu bagaimana dengan dada sesak yang Zen rasakan? Lalu bagaimana dengan airmatanya yang memaksa untuk jatuh? Bagaimana? Hati laki-laki dan perempuan itu sama.
Dan itu juga keadilan tuhan kepada ciptaannya. Yang membuat mereka terlihat tegar adalah bagaimana cara mereka mengatasi, meski sering membohongi hati dan ekspresi..
.
.Ayla duduk di kasur, matanya yang sembab tidak bisa membohongi apa yang barusan terjadi sungguh mengganggu hatinya.
Ayla mengunyah lahap keripik dan kue-kue kecil. Di sana juga ada Hani yang terdiam beberapa detik melihat temannya.
"Jadi lo putus? Eumm... dan semuanya benar-benar berakhir. Lalu elo menyayangkan semuanya," tutur Hani.
Ayla manyun.
"Baguslah, dulu aja lo kesel karna pengganggu itu," cetus Hani.
Ayla menatap Hani tak terima, "tapi--"
Hani segera memotong, "tapi apa?... tapi sekarang Zen benar-benar geser dia di hidup lo dan sekarang lo nangis banjir karna di putusin? Haha."
Ayla memberengut, tipe temen nggak peka. Malah ngetawain temennya.
"Gue... suka sama Zen," ungkap Ayla.
Hani tidak terkejut sama sekali. Ia sudah melalukan survey, kalau pacaran sejenis nggak sengaja sama cogan ya baper. Kayak si anu.
"Lo itu pelampiasin perasaan lo ya sama Zen? Ya Lord, sama Veon aja belum kelar. Cuman karna satu cowok dan lo kek gini? Cinta lama belum kelar udah berani mulai cinta baru," tajam Hani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy Killer
Teen Fiction♪「DALAM MASA REVISI」 ♪ BUDAYAKAN PENCET FOLLOW. NO PLAGIAT!! Highest rank!!! #1 in menulis [14/09/2019] #3 in kiss [07/07/19] #2 in perusuh [12/09/2019] #3 in genk [12/09/2019] #2 in nakal [12/09/2019] #2 in troublemaker [21/11/2019] #3 in ceritasm...