Bebas komen yak😉
Ramaikan guys.
Bawa asik aja...Happy reading😁
Zen...Zen...Zen...
Lelaki itu membenarkan rambutnya yang basah. Memang mandi tidak mandi lelaki bermata sipit itu tetap tampan dan fresh.Wahai kamar mandi kurang ajar! Teganya kau mengintip ABS punya Zen. Bisa di tebak dinding-dinding sedang merona dengan wajah mesumnya.
Zen melangkah sebentar, kemudian duduk di bibir kasur. Jari-jarinya yang jenjang berhenti di iringi helaan nafas.
Heh, dengan mudahnya Ayla hanya membaca pesan dari Zen Alazxar! Demi para jomblo yang curi-curi pandang kalau Zen lewat depan kelas, Ini sebuah penghinaan!
Zen melempar handphonenya. Tidak lama ia mengernyit. Apa yang Ia lakukan? Menunggu chat dari seorang perempuan? Heh, sejak kapan Ia pantas dibuat menunggu.
Zen diam sejenak. Kemudian terkekeh. Apa yang Ia lakukan beberapa hari ini bersama seorang gadis, hingga membuat Zen merasa lupa diri.
Ia timang-timang perasaan meragunya pada Ayla. Terus menimang, hingga akhirnya membuang semua pikirannya. Sejak kapan Ia memikirkan hal yang tidak penting?
Di samping itu, Ayla sudah tepar. Tidur dengan nyenyak, seolah bebannya sudah musnah.
Apalah kabar Arya dengan mata yang masih menyala. Ia mengoles salap ke jidatnya yang benjol, meringis bak bayi yang belum diberi ASI.
"Ini sakitnya minta ampun. Baru pertamakali gue dapetin bibir sekeras baja. Inikah yang disebut ciuman yang menyakitkan?" Arya memasang wajah minta dikasih tabokan.
Beralih pada Rey. Sebut saja penggila pacaran online. Lelaki dengan kaos putih itu masih setia dengan handphonenya. Ia sedang bertelponan dengan seorang gadis, entah siapa, dimana. Hanya Rey yang tahu. Dan kalau di tanya siapa paling hebat dalam hal marathon, serahkan pada Rey. Telponan dari jam 08.00 malam sampai jam 05.00 Ia ladeni.
Baterai hape nggak pernah low-bat. Full teruuus. Handphone banyak cadangan di dalam lemari. Ia lah ceweknya beda-beda. Tipe playboy cuman berani di dunia maya.
Nah beda lagi sama si Mars. Handphone sampe berdebu, baterai handphone nggak habis-habis, nggak pernah di charger, nggak pernah di pake juga tuh hape, mau mati kek, hidup kek, nggak peduli juga tuh manusia.
Lalu Felix. Ada apa dengan Felix? Ia sedang mencoba fokus pada satu perempuan. Jangan tanya ia mampu atau tidak. Namanya playboy, ngelepas gelar itu susah. Apalagi kalau selingkuh sudah jadi kebiasaan.
Kemudian Kivyar, Ia sedang galau. Lisa lagi-lagi menggantungnya dengan alasan tidak jelas. Marah tidak jelas. Mengeras rasanya kepala Kivyar. Ah! Kivyar terus bertanya apa salahnya. Tapi Lisa marah dan melampiaskan semuanya pada Kivyar.
.
.
.Ketika Zen, Mars dan Felix sudah berangkat menuju sekolah. Hanya Kivyar yang masih uring-uringan dengan hati yang tidak karuan.
Zen sampai di parkiran dengan motor merahnya. Siswa-siswi sudah berdatangan dan memarkirkan kenderaan mereka.
Hari ini Zen terlihat berbeda, auranya kembali mengkoar dengan jelas. Matanya kembali menajam sebagaimana Ia mendapat gelar Badboy killer .
"Pagi," sapa seseorang.
Zen melepas helm dan mengernyit sebentar.
Siapa ini?
Merasa tidak kenal dan tidak penting, Zen berlalu dengan santai.
"Zen," panggilnya lagi.
Zen tidak menggubrisnya dan terus melangkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy Killer
Teenfikce♪「DALAM MASA REVISI」 ♪ BUDAYAKAN PENCET FOLLOW. NO PLAGIAT!! Highest rank!!! #1 in menulis [14/09/2019] #3 in kiss [07/07/19] #2 in perusuh [12/09/2019] #3 in genk [12/09/2019] #2 in nakal [12/09/2019] #2 in troublemaker [21/11/2019] #3 in ceritasm...