vote ya.. cecans and cogans.
..
"Tidur."
"Tidur? Lo mau tidur? Disini?" Ayla memasang wajah bloonnya.
Zen mengeraskan alisnya. Ia menghunjurkan tubuh di sofa. Bahkan kakinya yang jenjang tidak kebagian tempat.
"Please, lo pulang."Ayla menarik tangan lelaki itu. Pagi ini ayahnya datang, kalau Zen berada di rumah dan bertemu ayahnya, Ayla akan dieksekusi.
Zen tak menghiraukan. Ia ngantuk dan pusing, mohon jangan ganggu dia.
Ayla merengek, "Zen please."
Lelaki itu hanya diam, dengan mata tertutup.
Ayla menggaruk kepalanya pusing. Bagaimana ini? Ayla harus ngapain? Kalau Zen tetap tinggal dan ketika ayahnya datang melihat cowok yang sedang tidur di rumahnya. Maka saat itulah Ia berpikir kalau anaknya perempuan dan....
Ayla panik, ia ingin menangis, bukan lagi masalah cengeng. Tapi kehidupannya terancam.
"Tante," rengek Ayla memasuki kamar.
"Paan? Kamu nggak enak ngelakuin itu kalau ada tante?" Dina melirik Ayla.
"Tante ngaco! Itu Zen tidur di sofa! Pagi ini papa pulang, kalau papa sampe liat Zen, entar dikira macem-macem!"
Dina mengerjap, "terus gimana?"
"Mana aku tahu Tante. Aku bakal di eksekusi berhari-hari dan nggak bisa keluar rumah," rengek Ayla.
Dina ikutan panik. Ia mondar-mandir beberapa kali. Ayla juga merengek.
"Ah! Tante tau!" Dina tersenyum mendapati idenya yang brilian.
"Apa?"
"Taro aja dia ke kamar si Arya."
Sumpah ide Dina benar-benar buruk menurut Ayla. Ayla baru tahu Tantenya sebego ini.
Ayla kembali ke ruang tengah, lalu menatap Zen. Ia mengamati dengan seksama barangkali di situlah muncul ide.
"Cara yang paling ampuh adalah usir!" Ayla mengangguk kuat.
Ayla mendekati Zen yang tidur nyenyak sekali,mungkin.
"Zen! Zen! Zen! Zen! Zeeen!" teriak Ayla tidak mendapati sahutan sama sekali. Ayla lelah sendiri.
Tangan Ayla ingin menyentuh cowok itu tapi lelaki itu bangun, Ayla refleks tersenyum manis.
"Why?" Zen memijat pangkal hidungnya.
"Lo mabuk Zen. Lo salah masuk rumah, jadi silahkan pergi." lagi-lagi Ayla tersenyum manis.
Biar sangka Zen mabuk, ia masih bisa sedikit untuk sadar tapi Ia terlalu lelah untuk menanggapi semuanya.
"No."
"Please Zen, entar papa gue marah," rengek Ayla.
"I'm tired. Damn."
Ayla kehabisan akal. Ia teringat ide Tantenya.
"Yaudah lo tidur di kamar kakak gue, syaratnya jangan keluar sampe papa gue pergi."
Zen tak mendengar kata-kata itu seutuhnya. Tubuhnya terlalu letih. Zen merasa ada seseorang merangkulnya dan membimbingnya kesuatu tempat.
"Berat banget," keluh Ayla berjalan terpingkal-pingkal.
Zen membuka mata, kepalanya pening sekali. Lalu Ia tiba di kamar yang banyak poster anime.
Wibu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy Killer
Teen Fiction♪「DALAM MASA REVISI」 ♪ BUDAYAKAN PENCET FOLLOW. NO PLAGIAT!! Highest rank!!! #1 in menulis [14/09/2019] #3 in kiss [07/07/19] #2 in perusuh [12/09/2019] #3 in genk [12/09/2019] #2 in nakal [12/09/2019] #2 in troublemaker [21/11/2019] #3 in ceritasm...