37. (kacau?)

1.9K 154 13
                                    

Huwaaa huwaa, aku kembali lagi.
Tolong share cerita Badboy Killer yak. Ajak juga pengguna wattpad yang lain untuk membacanya. Terimakasih sudah mampir :)

Happy reading :)

Mars menarik lengan Ayla, membuat orang-orang yang berada disana melirik heran.

Ayla yang tidak mengerti hanya mengerjap-ngerjap ketika Mars menyeretnya ketempat yang agak sepi.

"Mars?" Ayla tidak tahu apa yang akan Mars lakukan.

"Masalah foto. Yang kirim bukan gue, tapi Zen," jujur Mars

"Hah?!"

Kalau yang mengiriminya adalah Zen, lalu apa maksud Zen melakukan itu? Ayla memang tidak pernah paham jalan pikir Zen.

"Tapi... Buat apa?" Ayla mulai merasa kemarahannya akan segera memancar.

Mars melirik Zen yang sedang menatapnya pula dari kejauhan. Dengan perasaan panik Zen mencoba menghampiri Ayla dan Mars, meski Ia tidak siap untuk jujur sama sekali. Tapi Ia akan mengambil resiko.

"Alexandra, itu nama cewek yang ada di foto. Lo bisa lihat dia di sini, bersama Zen juga," ujar Mars.

Ayla sungguh merasa kecewa, mata perempuan itu memerah menahan amarah. Jadi? Apa maksud Zen!

"Maaf udah sembunyiin masalah ini," kata Mars dengan senyum tipisnya.

Ayla, lo kuat. Haha perihal Zen udah biasa. Emang sejak awal semua cuman permainan brengsek dia. Harusnya lo gak usah berharap lebih.

"G-gue...huh, gue nunggu dia, Mars. Biar dia jelasin semua, tapi... Apa dia nggak niat buat jelasin ke gue?" lirih Ayla.

"Gue harap dia akan jelasin semuanya," yakin Mars.

Ayla mencoba menenangkan diri untuk tidak lemah di hadapan Mars, tapi Ia tidak tahu mengapa dadanya sesesak ini.

"Gue punya foto baru Zen sama Alexandra. Tapi gue harap lo minta kejelasannya secara langsung aja." Mars memberikan HP-nya pada Ayla.

Rasanya begitu ngilu ketika Ayla melihat foto Zen sedang mencium Alexandra. Air matanya menetes begitu saja.

Dada perempuan itu turun naik, nafasnya mulai tersengal. Perih sekali, mengapa Zen melakukan ini? Mengapa? Lebih baik Zen mengatakan kata putus dibanding menggantung Ayla seperti ini. Ayla sudah begitu baik menjaga hatinya, tidak membiarkan siapapun menggantikan posisi Zen. Tapi.... Zen benar-benar mengkhianati kerja keras Ayla.

Cukup tidak memberi kabar, Ayla bisa memahami kalau Zen juga ingin mengejar cita-cita. Ayla bisa memikirkan alasan agar hatinya kuat. Ayla terus menangkal asumsi negatif terhadap Zen.

"Ayla...." suara serak itu membuat Mars menoleh bersama Ayla.

Mars memutar bola matanya. Entah kenapa Ia begitu kesal dengan Zen. Sungguh Mars sangat tahu kelakuan temannya itu.

Dulu Mars terus berkata agar Zen menemui Ayla padahal Zen sering pulang ke Indonesia. Jangan pikir Mars tidak tahu! Zen memacari Alexandra dengan alasan tidak masuk akal.

Kemaren Ia bertengkar dengan Zen. Mars sendiri yang menyuruh Zen untuk tidak datang ke pesta. Apalagi lelaki itu membawa Alexandra juga. Bagaimana kalau Ayla melihatnya? Sedangkan selama ini Mars tahu bagaimana Ayla menjaga jarak terhadap lelaki, yang artinya Ia masih setia dengan Zen. Tapi Zen sudah kehilangan akalnya sampai selingkuh dengan Alexandra.

"La...." Zen mencoba mengambil lengan gadis itu. Tapi dengan segera Ayla menepisnya.

Ayla menatap sengit Zen. Dulu Ayla menghayalkan jika Ia bertemu Zen, Ayla akan memeluk lelaki itu erat-erat. Ayla akan memarahi Zen karna sudah membuatnya merindu berat. Semua harapan itu musnah, bahkan kedatangan Zen tidak membuat Ayla bahagia sama sekali. Lebih baik Zen tidak usah kembali. Lebih baik Zen pergi selamanya.

Badboy KillerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang