Lily Alexander, seorang gadis kecil yang imut serta baik hati. Para warga di Kota Bergen sangat menyayangi putri kecil tersebut. Lily seringkali keluar dari lingkungan kastilnya bersama ibunya dan bercengkrama dengan masyarakat di sana. Gadis berusia sembilan tahun tersebut selalu terlihat ceria. Ia sangat senang bermain di halaman kastilnya yang dipenuhi bunga lily. Gadis itu sangat menyukai bunga lily sedari kecil.
Pada suatu malam, Lily terbangun. Ia pergi ke halaman kastilnya yang dipenuhi bunga untuk mencari udara segar. Ia melihat ada seorang wanita paruh baya yang bersandar di pagar kastilnya. Lily pun mendekati wanita itu. Lily mengerutkan keningnya.
Bagaimana caranya wanita itu masuk ke kastil? Bukankah ada penjaga di luar sana? batinnya.
Karena penasaran, Lily pun pergi menghampiri wanita tersebut.
"Em, permisi. Nyonya, apakah Anda butuh bantuan?" tanyanya sopan pada wanita itu.
"Putri Lily," ucap wanita tersebut sembari membungkuk sopan.
"Eh? Nyonya tidak perlu membungkuk seperti itu."
Wanita itupun mengangkat kepalanya dan disambut dengan senyuman manis dari Lily.
"Mengapa Nyonya disini? Apa Nyonya perlu bantuan?"
"O-oh … sebenarnya," wanita tersebut terlihat gugup.
Lily memiringkan kepalanya. "Sebenarnya?"
"Apa itu?" Wanita itu menunjuk ke belakang Lily.
Lily pun segera menoleh ke belakangnya, namun tidak ada apapun selain kastilnya dan hamparan bunga lily.
"Memangnya ada apa? Tidak ada apapun di—"
Bruukkk
Tubuh Lily ambruk ke tanah setelah wanita itu membaca sesuatu. Wanita tersebut segera membawa Lily keluar dari halaman kastil tersebut. Ia dengan mudahnya melewati gerbang yang terbuka. Para penjaga di sekitar gerbang terbaring di tanah. Mereka semua pingsan.
Untunglah mantra itu berhasil, batin wanita tersebut.
Ia mempercepat larinya menuju ke hutan gelap tersebut, hingga dirinya dan Lily masuk ke hutan tersebut.
—LILY: The Little Lone Child—
Lily mengerjapkan matanya. Gelap. Ia tidak bisa melihat apapun. Lily mencoba menggerakkan tangannya, namun ada sesuatu yang mengikat kedua tangannya, begitupula dengan kedua kakinya.
Dimana aku? T-tempat ini sangat seram … ibu, ayah tolong aku, batinnya ketakutan.
Click
Lampu di ruangan tersebut menyala bersamaan dengan pintu yang terbuka. Lily menoleh ke arah kedua kakinya yang terikat tali. Bukan hanya kakinya, tubuhnya juga terikat oleh tali. Lily mengangkat kepalanya. Seorang wanita paruh baya terlihat menyilangkan kedua lengannya sembari menatap tajam Lily.
"Wah, wah, wah … lihat siapa yang sudah bangun," ucap wanita itu sembari berjalan mendekati Lily.
Lily memalingkan wajahnya. Ia takut menatap wanita tersebut. Namun, apa yang dilihat Lily membuatnya semakin ketakutan. Ada seorang gadis kecil di sampingnya. Tubuh gadis itu diikat di kursi dan tubuhnya penuh dengan darah. Lily pun berteriak ketakutan
KAMU SEDANG MEMBACA
LILY: The Little Lone Child
Fantasy- LILY: The Little Lone Child - "Salahku. Ini salahku." Lily tidak bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri. Seandainya ia tidak keluar dari kamarnya saat itu. Seandainya dirinya tidak menemui wanita itu. Semua ini kesalahannya. Makhluk itu d...