LILY - Chapter 21

192 23 0
                                    

——————————

LILY: The Little Lone Child
(Previous Chapter: LILY - Chapter 20)

   "K-kakak? A-apa yang kakak lakukan?"

——————————

   Lucy terlihat sedang berdiri di depan jendela kamarnya yang mengarah pada gerbang belakang kastil. Lucy menghela napasnya. Gadis kecil itu merasa jenuh dengan berdiam diri di kamarnya terus-menerus. Ayahnya melarang dirinya untuk pergi keluar kamar, dan memaksanya untuk segera tidur.

   "Ugh, bosan … kak Lily tidak berada di kamarnya lagi," gumam Lucy pelan.

   Gadis itu memicingkan matanya saat melihat seseorang yang sepertinya menunggangi sesuatu yang besar tengah menuju kastil.

   Eh? Siapa itu?

   Lucy tidak bisa melihat orang itu dengan jelas karena jarak mereka cukup jauh. Lucy mengendikkan bahunya dan memutuskan untuk tidur.

—LILY: The Little Lone Child—

   "Kakak?"

   Pergerakan Lily terhenti saat suara seseorang memasuki telinganya. Sulur yang akan menusuk jantung Raja Ben juga ikut terhenti, begitu pula dengan kabut asap yang mengelilingi dirinya dan Raja Ben. Lily menolehkan kepalanya perlahan ke arah suara tadi. Gadis itu sedikit tertegun melihat adiknya yang kini sedang menangis dan bersembunyi di balik tubuh ibunya karena ketakutan. Lily mengembalikan pandangannya pada Raja Ben yang tubuhnya penuh darah. Ia menunduk, menatap kedua tangannya yang bergetar dan terluka cukup parah akibat pengaruh sihir Lilith yang terlalu kuat.

   "A-apa yang sudah kulakukan?" lirih Lily seraya menatap Raja Ben dengan tatapan menyesal.

   "K-kau kau menggunakan sihirku terlalu banyak, tahu!" pekik Lilith kesal.

   Perlahan Lily menurunkan kedua tangannya, diikuti oleh sulur-sulur berduri yang mengikat tubuh Raja Ben. Kepulan asap di sekelilingnya perlahan menghilang, awan gelap yang menutupi bulan juga ikut menghilang. Raja Ben bernapas lega kala tubuhnya terlepas dari jeratan sulur berduri tersebut. Raja Alexander berjalan perlahan mendekati anaknya yang masih menundukkan kepalanya menyesal.

   Raja Alexander menghela napasnya, lantas mengulurkan tangannya, hendak menyentuh pundak Lily. "Lily."

   Namun, sebelum tangan Raja Alexander dapat menyentuh pundaknya, Lily melangkah mundur menjauhi ayahnya tersebut. "J-jangan sentuh Lily … L-Lily tidak ingin m-melukai Ayah … i-ini semua salah Lily, m-maaf …."

   "Tidak, Nak," ucap Raja Alexander pelan, "ini bukanlah salahmu …."

   "Ini salah Lily! Seharusnya Lily tidak menyerang Raja Ben begitu saja!" bantah Lily dengan air mata yang berlinang membasahi pipinya.

   Lily mengalihkan pandangannya pada Raja Ben yang kini sedang terduduk di tanah. Tangannya memegangi perutnya yang terus-menerus mengeluarkan darah. Ratu Zia juga terlihat membantu Raja Ben untuk menghentikan pendarahannya dengan merobek lengan bajunya dan mengitarkannya pada perut Raja Ben.

   "Kak Lily?" panggil Lucy yang sudah berada di belakang Raja Ben. "Apa Kakak baik-baik saja? Tangan Kakak terluka …."

   Lily menatap nanar Lucy, lantas mengangguk dengan senyum yang ia paksakan.

LILY: The Little Lone ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang