LILY - Chapter 33

121 11 6
                                    

——————————

LILY: The Little Lone Child
(Previous Chapter: LILY - Chapter 32)

   Orang itu mengangguk singkat. Ia segera menurunkan jubah yang menutupi wajahnya. Ratu Vanessa sedikit tertegun saat menatap sosok berjubah tersebut, seorang gadis yang memiliki surai putih keperakan dengan manik merah jambu.

——————————

   Sedari tadi, Lily menatapi orang-orang yang berlalu-lalang itu aneh. Sekelompok orang yang mengenakan jubah berjalan bersama menuju arah berlawanan.

   "Kemana orang-orang itu akan pergi?" gumam Lily yang masih dapat didengar oleh Olav.

   "Entahlah. Namun, sepertinya mereka penyihir."

   Lily menoleh cepat. "Penyihir? Darimana kau tahu?"

   Olav menoleh ke belakang. Ia menatap sebuah lambang berwarna kemerahan yang terpampang pada jubah penyihir-penyihir itu. "Lihat," ucapnya seraya menunjuk lambang tersebut.

   Lily menoleh dan mengikuti arah pandang Olav. "Lambang itu?"

   Olav mengangguk. Ia kembali menatap jalan setapak di depannya. "Mereka kumpulan penyihir terkuat. Biasanya mereka keturunan kedua, ketiga, dan keempat. Usia mereka biasanya sudah lebih dari seratus tahun," jelas Olav membuat Lily sedikit membulatkan matanya.

   "Mereka masih hidup?" gumam Lily pelan, "kuharap mereka tidak memiliki niat jahat."

—LILY: The Little Lone Child—

   "Ratu Vanessa membangkitkan Lilith? Apa kau yakin?" tanya salah seorang warga pada seorang perempuan di depannya.

   Perempuan tersebut menoleh dan mengangguk. "Aku dengar Putri Lily mendapatkan sihir dari Lilith."

   "L-lalu … apa yang harus kita lakukan?" tanya seorang gadis yang menunduk ketakutan.

   "Mereka akan menyerang kita karena mengetahui rahasia mereka," ucap perempuan tersebut, "maka dari itu, kita harus menyerang mereka terlebih dahulu!"

   Hening sejenak. Tak lama, salah satu gadis dari kerumunan warga tadi maju ke depan, menatap sang perempuan di depannya.

   "Aku ikut," ucapnya mantap.

   Perempuan itu tersenyum—lebih tepatnya menyeringai. Lantas ia mengembalikan pandangannya pada sekumpulan warga di depannya. Salah seorang warga terlihat maju, setuju dengan perkataan perempuan tersebut. Semakin lama, semakin banyak pula warga-warga yang menyetujui ucapannya. Perempuan itu mengangguk, lantas mulai menjelaskan rencananya. Namun, baru saja ia membuka mulutnya, Raja Alexander beserta prajurit kastil telah tiba.

   Perempuan tersebut panik. Ia segera menutupi wajahnya, lantas berlari menjauh dari kerumunan para warga.

   "Berhenti!" perintah Raja tegas.

   Beberapa prajurit berlari mengejar perempuan tersebut. Namun, perempuan itu jauh lebih cepat. Para prajurit kehilangan jejak saat perempuan itu berbelok menuju sebuah pasar.

   Beberapa warga menatap Raja Alexander penuh benci. Sebagian warga lainnya menunduk takut melihat kehadiran sang Raja.

LILY: The Little Lone ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang