LILY - Chapter 8

324 36 0
                                    

——————————

LILY: The Little Lone Child
(Previous Chapter: LILY - Chapter 7)

   Aku mendapatkanmu, batinnya seraya berjalan memasuki kastil.

——————————

Boom!

   Lily terkesiap. Ia segera berlari menuju jendela kamarnya. Tenggorokannya tercekat. Makhluk itu sudah datang. Para penjaga kastil mulai maju menyerang. Namun, serangan mereka seakan tak berarti bagi makhluk itu. Ia hanya mengayunkan tangannya dan beberapa penjaga terpental jauh. Lily menutup mulut dengan tangannya. Dugaannya benar. Makhluk itu bertambah kuat.

Deg!

   Jantung Lily berdegup lebih kencang. Makhluk itu baru saja menyeringai seraya menatapnya. Ia berjalan maju seraya menusuk beberapa penjaga yang menghalangi jalannya dengan kuku-kuku tajamnya. Lily mundur perlahan. Ia segera berbalik, lalu berlari menuju kamar adiknya. Para pelayan yang menjaga kamar Lily dan Lucy sontak terkejut karena Lily mendobrak pintu kamar Lucy.

   "Kakak? Ada apa?"

   Lily diam sejenak. Ia masih mengatur napasnya yang tidak teratur. "Ayo pergi, sekarang!"

   "Apa? K-kita sudah diserang?!" Lucy panik. Setetes air matanya lolos meluncur menuruni pipinya.

   "Tidak ada waktu! Ayo pergi!" Lily menarik pergelangan tangan Lucy keluar dari kamar.

   Empat orang pelayan berjalan mengawal Lily dan Lucy menuju keluar dari kastil. Selama perjalanan, Lucy terus saja menangis.

Prang!

   "AAAAAA!!!" Lucy berteriak histeris.

   Kaca jendela pecah dan sebuah anak panah berhasil menembus kepala salah satu pelayan yang menemani Lily dan Lucy. Mereka semua panik. Lily segera mengendong Lucy lalu berlari lebih dahulu.

   "Ayo cepat!" ucap Lily.

   Ketiga pelayan lainnya menurut. Mereka segera berlari mengikuti Lily. Akhirnya, mereka sampai di taman belakang kastil. Kosong. Tidak ada siapapun di sana. Lily menatap gerbang belakang yang terbuka itu. Ia harus cepat. Dirinya akan pergi menuju Hutan Penyihir. Lily menurunkan Lucy dari gendongannya kemudian menatap lekat adiknya itu.

   "Lucy … kau tetap di sini. Jangan pergi kemanapun, mengerti?"

   Lucy mengusap air matanya seraya mengernyit heran. "A-apa? Apa maksud Kakak?"

   Pandangan Lily beralih pada ketiga pelayan yang berada di belakang Lucy. "Tolong jaga Adikku. Katakan pada Ibu dan Ayah untuk tidak perlu mencariku, ataupun menyusulku."

   "A-apa maksud Putri?"

   Lily hanya tersenyum kecil. Tatapannya kembali pada Lucy yang masih sibuk menyeka air matanya. "Hei … jangan nakal, ya? Ingat, Kakak menyayangimu. Katakan juga pada Ibu dan Ayah kalau Kakak menyayangi mereka."

LILY: The Little Lone ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang