LILY - Chapter 40

260 29 4
                                    

——————————

LILY: The Little Lone Child
(Previous Chapter: LILY - Chapter 39)

   "KAU AKAN MATI!"

——————————

   "Lily, apa Lilith sudah keluar dari tubuhmu?" tanya Raja seraya melepaskan pelukannya.

   Lily mengangguk singkat. "Sudah! Tapi, Bibi Andraya bilang, sihir Lilith tidak bisa keluar dari tubuh Lily …."

   "Tapi, Lily," sanggah Raja Alexander, "jika kau tetap memiliki sihir itu, para warga akan mengira dirimu adalah penyihir."

   Lily tersenyum kecil. "Tak apa, Ayah. Kita bisa menjelaskan yang sebenarnya pada mereka. Lagipula, Lily hanya akan menggunakan sihir ini untuk melindungi keluarga kita."

Booom!

   Lily sedikit tersentak begitu mendengar bunyi ledakan yang cukup keras. Lily berjalan mendekati sebuah celah kecil diantara sulur-sulurnya. Ia dapat melihat ada dua orang penyihir yang berusaha untuk menghancurkan pelindungnya.

   Aku harus melakukan sesuatu .

   "Lily, menjauh dari sana! Mereka penyihir yang sangat kuat, kau tidak bisa melawan mereka," ucap Raja Alexander.

   Lily menggeleng pelan. "Tidak, Ayah," balasnya, "Lily tidak bisa membiarkan mereka menghancurkan pelindung ini."

   "Tapi, mereka terlalu kuat, Nak. Ayah tidak ingin kau terluka …."

   "Dan Lily tidak bisa membiarkan mereka melukai Ayah," balas Lily.

   Raja Alexander menghela napasnya. "Baiklah. Kau bisa menyerang mereka, namun jangan keluar dari sini."

   Lily mengangguk pelan. Gadis itu berjongkok, lantas menempelkan telapak tangannya pada tanah dan pada dinding sulur itu. Lily memejamkan matanya dan mulai membayangkan serangan yang akan digunakannya.

   Sebuah sulur besar mencuat dari tanah, tepat pada kaki para penyihir itu. Namun, mereka dengan mudah dapat menghindari serangan Lily. Penyihir bermanik hazel itu memotong sulur tersebut, lantas melemparkan ke sembarang arah. Ia juga menggunakan sihir yang sama untuk menghancurkan pelindung Lily dan sang Raja.

   "Ck! Dia memperkuat pelindung itu," cetus yang penyihir itu kesal.

   Penyihir bersurai sepundak di samping melirik singkat. Ia menghela napas, lantas berkata, "tidak bisakah kau mencari cara lain?"

   Penyihir bermanik hazel menatap sinis wanita di sampingnya. "Ck, seharusnya aku yang bertanya hal itu padamu. Sedari tadi kau terus memerintahku, sementara dirimu sendiri jarang menggunakan sihirmu," balasnya kesal. "Aku tidak bisa melihat gadis itu. Jika aku bisa melihatnya, walaupun hanya matanya, aku bisa menyerap energinya dan menghancurkan pelindung ini."

   Wanita itu menyeringai kecil. "Aku akan mencari celah dari pelindung ini."

   Wanita itu berjalan mengelilingi pelindung tersebut. Matanya menangkap sebuah celah kecil, seringainya melebar. Wanita itu segera merapalkan mantranya, lantas menyerang celah itu bertubi-tubi.

   Lily dengan susah payah berusaha untuk menutup celah tersebut, namun wanita itu tidak memberinya kesempatan. Tak lama, keadaan menjadi hening. Lily berjalan perlahan menuju celah tersebut. Ia mengintip melalui celah tersebut. Tubuhnya seketika tak dapat digerakkan saat matanya bertatapan dengan mata hazel penyihir itu. Tubuhnya terasa menjadi lebih lemas, lantas terlempar hingga menubruk sulur di belakangnya.

LILY: The Little Lone ChildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang