——————————
LILY: The Little Lone Child
(Previous Chapter: LILY - Chapter 35)"Sialan, kau, Lilith!" gumam Lily kesal.
——————————
"Tiga ratus satu … tiga ratus dua … oh! Ini dia!" gumam seorang gadis bersurai perak seraya mengambil sebuah buku tebal dari rak bukunya.
Gadis tersebut berjalan perlahan menuju sebuah meja sembari membalik beberapa halaman buku yang dipegangnya. Tepat setelah dirinya berhasil meletakkan buku tersebut di atas meja, kedua pintu kayu besar di depannya terbuka perlahan. Gadis tersebut mengalihkan pandangannya, kedua matanya berubah menjadi putih keseluruhan.
T-tidak mungkin ….
Napas gadis tersebut menjadi tak beraturan. Tangannya sedikit bergetar. Selang beberapa detik, kedua matanya kembali seperti semula. Dengan cepat, gadis tersebut mengambil buku tadi dan sebuah kalung dengan liontin kristal, lantas berlari menuju salah satu rak buku di belakangnya. Ia menggumamkan sebuah mantra yang membuat rak buku tersebut terdorong, hingga terlihat sebuah pintu berwarna putih yang berada di balik rak buku tersebut. Gadis tersebut kembali mengumumkan mantra sembari meletakkan telapak tangannya pada pintu tersebut. Pintu putih itu sedikit bercahaya, lantas terbuka lebar.
BRUKK!!!
Gadis itu tersentak. Ia segera membuka pintu tersebut, lantas berjalan masuk. Menutup pintu dan menggumamkan mantra lagi, sehingga pintu itu terkunci dan kembali tertutupi oleh rak buku. Gadis itu berbalik, menatap ruangan tempatnya berdiri sekarang. Sebuah ruangan yang cukup besar dengan sebuah tempat tidur, sofa, rak buku, dan sebuah perapian dengan api menyala berwarna biru.
BRUUKK!!!
PRANG!!!
Mereka pasti sudah masuk, batinnya seraya memakai kalung yang dipegangnya dan memeluk erat bukunya.
Kuharap mereka tidak tahu aku berada di sini.
Sementara itu, tepat di luar ruangan gadis tadi berada, ada sekelompok orang berjubah yang berhasil menerobos masuk rumahnya. Seorang pria bertubuh besar maju selangkah. Manik cokelatnya menatap sekitar. Gelap. Satu-satunya yang menerangi ruangan tersebut hanyalah cahaya bulan.
"Sepertinya ia tahu kita di sini," ucapnya seraya menatap sang pemimpin.
Sang pemimpin tersebut menatap seorang wanita bersurai pirang di sampingnya. "Cari dia."
Wanita itu mengangguk. Ia menerawang ruangan dengan beberapa rak buku tersebut. Iris matanya berubah menjadi jingga sesaat setelah ia memejamkan matanya. Penglihatannya menjadi lebih terang. Dirinya menatap sekitar, mencari sang gadis. Namun, ada cahaya berwarna putih keemasan yang menganggu penglihatannya. Wanita itu kembali memejamkan matanya, lantas menghadap sang pemimpin.
"Gadis itu memiliki pelindung. Aku tidak dapat menemukannya."
Sang pemimpin memijit pelan pelipisnya. Ia menghela napas. "Dia benar," gumamnya, "kita perlu menjalankan rencana kedua."
KAMU SEDANG MEMBACA
LILY: The Little Lone Child
Fantasy- LILY: The Little Lone Child - "Salahku. Ini salahku." Lily tidak bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri. Seandainya ia tidak keluar dari kamarnya saat itu. Seandainya dirinya tidak menemui wanita itu. Semua ini kesalahannya. Makhluk itu d...