——————————
LILY: The Little Lone Child
(Previous Chapter: LILY - Chapter 36)Untunglah ia tidak menyadari keberadaanku ….
——————————
"Hei, ada apa?" tanya sang penyihir bermanik hazel.
Penyihir bersurai pirang tersebut menghela napasnya. "Gadis itu menghilang. Aku tidak bisa merasakan keberadaannya lagi. Sepertinya ia berteleportasi ke suatu tempat."
"Ck, sialan!" maki sang pemimpin, "lacak keberadaan gadis itu!" perintahnya pada seorang wanita bersurai pendek.
Penyihir bersurai pirang dengan panjang seleher tersebut mulai menggumamkan mantranya, lantas menatap ruangan yang tersembunyi di balik rak buku itu, tempat bersembunyi gadis tadi.
"Selama ini ia bersembunyi di sana," ucapnya seraya menunjuk ruangan tersebut.
"Seharusnya aku menghalangi penglihatan gadis itu tadi," gumam penyihir bermanik hazel tersebut.
Rak buku itu hancur akibat mantra para penyihir. Mereka menerobos masuk ruangan tersebut. Penyihir bersurai pendek itu menatap sebuah sofa dengan bayangan seorang gadis bersurai pirang di atasnya. Penyihir tersebut menyimak mantra yang diucapkan bayangan gadis tadi. Tepat sebelum bayangan gadis itu menghilang, dirinya mengucapkan sebuah nama tempat yang akan ditujunya. Penyihir itu menyeringai. Ia menghentikan mantranya, lantas menatap sang pemimpin.
"Gadis itu pergi ke kastil Raja dan Ratu Alexander."
"Hm, baiklah. Lebih baik kita melaporkan ini padanya terlebih dahulu," ucap sang pemimpin.
—LILY: The Little Lone Child—
"Lily? Kau sudah sadar?"
Lily mengerjapkan matanya beberapa kali. Lily menatap sekitarnya. Sebuah rumah sederhana dengan dinding kayu. Gadis tersebut mengalihkan pandangannya, menatap Olav dengan penuh tanya. "Kita berada dimana?"
Olav tersenyum tipis. "Kita sudah berada di Desa Dombås, tepatnya di rumah Bibi Andraya, seseorang yang akan membantumu."Lily mengangguk pelan, lalu menatap kakinya yang bersih, tanpa goresan sedikitpun. Keningnya sedikit mengerut.
"Aku sudah menyembuhkan seluruh lukamu," ucap Andraya yang memasuki ruangan tersebut.
Lily mengangkat kepalanya, lantas tersenyum kecil menatap Andraya. "Terima kasih …."
Andraya mengangguk singkat. "Suatu kehormatan bagi saya, Putri Lily."
Lily sedikit tertegun, lantas menggeleng pelan. "Jangan terlalu formal, a-aku tidak menyukainya. Cukup panggil aku Lily saja."
Andraya tersenyum kecil. Wanita tersebut duduk berhadapan dengan Lily. "Makhluk itu berada dalam tubuhmu, bukan? Kuakui, ia sangat hebat dalam mengendalikan auranya."
Lily sedikit mengernyit. "Mengendalikan auranya?"
Wanita itu mengangguk singkat. "Ya. Saat ini auranya benar-benar tidak terlihat, berbanding terbalik dengan sewaktu kalian dikejar dengan makhluk-makhluk tadi," jelasnya, "karena itulah para makhluk-makhluk tersebut bangun dan berusaha keras untuk merusak segelnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
LILY: The Little Lone Child
Fantasía- LILY: The Little Lone Child - "Salahku. Ini salahku." Lily tidak bisa berhenti menyalahkan dirinya sendiri. Seandainya ia tidak keluar dari kamarnya saat itu. Seandainya dirinya tidak menemui wanita itu. Semua ini kesalahannya. Makhluk itu d...