3 - SHIN

2.7K 452 86
                                    

WARNING: Peringatan untuk kamu yang sensitif dengan hal-hal berbau suicidal. 
Selamat membaca :)

Flashback

Tok!Tok!

"Permisi Nona, Tuan Shin memanggil anda ke ruangannya," ketukan pintu disertai panggilan dari salah seorang pelayan membuyarkan lamunan Ryujin kala itu.

Tanpa menyahut sepatah katapun, Ryujin beranjak dari kasur dan mematikan puntung rokok yang tadi tengah dihisapnya.

Selama berjalan menuju ruangan ayahnya, tangan Ryujin terus gemetar.

"Ayolah Ryujin, bukannya perlakuan orang itu sudah jadi makanan sehari-harimu? Apa yang perlu kau takuti lagi hah? dasar lemah!" Ryujin bermonolog dengan dirinya sendiri.

Memang, jika sudah sampai dipanggil ke ruangan seperti ini sudah hampir pasti bukan pertanda hal yang baik. Mengetahui hal ini, Ryujin pun juga tidak berharap banyak. Yang ia inginkan hanya menelan rasa takutnya akan segala hukuman yang nanti akan ia terima dari lelaki yang sayangnya adalah ayahnya itu.

Nilai sekolah Ryujin yang hancur bukanlah lagi perkara yang dibahas. Percaya atau tidak, lelaki itu tidak sepeduli itu untuk mengurusi Ryujin.

Kelakuan kacau Ryujin di sekolah juga tidak menjadi bahasan karena sekolah memang berniat menyembunyikannya untuk menjaga nama baik sekolah di mata ayah Ryujin yang merupakan investor disana. Syukur bagi Ryujin, jika ayahnya tau mungkin ia sudah mati sekarang.

Lalu kenapa? Ryujin sendiri bertanya-tanya.

Tangan Ryujin tertahan di knop pintu yang memisahkan dirinya dengan sang ayah.

Dengan tarikan nafas, Ryujin meyakinkan dirinya untuk menemui sosok yang telah menunggunya di balik pintu itu.

"Ada apa memanggilku?" tanya Ryujin tertunduk, tidak berani menatap langsung ayahnya. Tangan Ryujin yang gemetaran terus mencengkram ujung kaus yang sedang dipakainya saat ini.

Jika saja para murid di sekolah melihat ini, tentu mereka akan menertawainya. Shin Ryujin, si gadis berandal yang disegani seantero sekolah saat ini malah gemetar ketakutan menghadapi ayahnya sendiri. Memalukan sekali, bukan?

"Shin Ryujin, selamat," sahut ayah Ryujin, Shin Dongwook dengan suara baritonnya yang berhasil membuat bulu kuduk Ryujin merinding.

"Kenapa?" tanya Ryujin berusaha menyembunyikan rasa gentarnya.

"Selamat untukmu dan untukku, karena aku tidak sia-sia memeliharamu sampai kau sebesar ini. Hahahaha, tak kusangka eksitensimu yang dengan terpaksa harus ku pertahankan akhirnya berguna juga," jelas ayah Ryujin.

Sayang, penjelasan ayah Ryujin masih tidak dapat Ryujin pahami. Jadilah Ryujin hanya diam, ia enggan bertanya. 

Bukan enggan, lebih tepatnya takut.

"Huang Corporation akan menjalin kerja sama dengan perusahaan kita. Kau tahu, perusahaan ini sangat sulit untuk dimenangkan hatinya, jadi kesempatan bisa menjalin kerja sama seperti ini adalah satu hal yang amat langka," lanjut ayah Ryujin.

"Keparat, mau kau jelaskan bagaimanapun aku tidak peduli! Cepat katakan apa yang kau mau, sialan!" Ryujin hanya bisa mengumpat dalam hatinya.

"Tak kuduga, Huang Corporation mengajukan syarat yang cukup nekat, mereka mau mengikat perjanjian dengan perjodohan. HAHAHA, keputusan yang keliru untuk menjalin hubungan dengan keluarga ini," jelas Ayah Ryujin kembali.

POLARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang