Menggelikan, itulah yang ada dalam benak Ryujin setiap kali melihat sepasang muda-mudi bercengkrama mesra di hadapannya. Tubuh Ryujin selalu merinding sendiri melihat bagaimana kedua pasang manusia berbeda gender saling memberi afeksi yang bahkan tak jarang sedikit melewati batas.
Tidak pernah masuk di akal Ryujin saat itu ketika melihat bisa-bisanya perempuan sebahagia itu disentuh, dipeluk, dikecup dan dimanja oleh kekasih lelakinya. Kalau Ryujin yang diperlakukan begitu, bisa-bisa lelaki tersebut sudah Ryujin hajar.
Tapi itu dulu, itu Shin Ryujin sebelum kenal dengan Huang Renjun.
Itu Shin Ryujin ketika belum tau bagaimana rasanya disayangi dan dicintai sebegitu tulusnya oleh seseorang.
Itu Shin Ryujin, saat dirinya belum merasakan kupu-kupu dalam perutnya setiap kali Renjun di dekatnya, memberi rasa hangat dan debaran di hatinya.
Waktu itu, Ryujin tidak mengerti rasa aman dan nyaman yang ternyata bisa didapat dari sosok lain selain dirinya sendiri. Rasa aman yang membuatnya percaya dan nyaman saja ketika tangan lelaki itu menyentuhnya, menggenggam erat tangannya, mengelus lembut wajahnya, bahkan menyapukan bibirnya di permukaan kulit Ryujin.
"Renjun-ah! Geli!" omel Ryujin mendorong tubuh Renjun yang sedang memeluknya dari belakang sembari mengecupi leher putihnya untuk menjauh.
Kendati begitu, yang didorong hanya tertawa kecil. Ryujinnya yang galak belum berubah. Masih seketus dulu.
Sudah seharian bersama nampaknya tidak cukup untuk Renjun dan Ryujin menyudahi pertemuan mereka. Buktinya, sampai sudah semalam ini saja mereka masih enggan berpisah. Bahkan keduanya sekarang sudah berada di apartemen Renjun. Duduk berpangkuan di atas sofa apartemen Renjun dengan berbalut selimut besar sembari menikmati cokelat panas dan layar TV yang hanya sesekali mereka tonton.
Keduanya seakan tak bisa dipisahkan. Renjun bahkan masih sesekali mengecupi Ryujin yang ia pangku. Tidak jarang pulah Ryujin mengomeli Renjun karena hal itu.
Bayangkan saja, bisa-bisanya di tengah obrolan mereka, Renjun masih mencuri kesempatan.
"Hey, aku minta maaf," ucap Renjun tiba-tiba memecahkan fokus Ryujin yang tertuju ke layar televisi.
"Kenapa meminta maaf?"
"Karena sudah pergi tanpa kabar waktu itu dan tidak di sampingmu ketika kau siuman," jawab Renjun sekali lagi menyandarkan dagunya di pundak Ryujin dengan manjanya.
Ryujin mengernyit, jujur saja ia sendiri lupa untuk meminta penjelasan Renjun akan alasan mengapa pemuda ini menghilang tiba-tiba. Bagi Ryujin itu sudah tak perlu ia ketahui, yang terpenting adalah ia bisa menemukan Renjun-nya.
"Kau sudah siap menceritakan alasanmu?" tanya Ryujin memastikan. Ryujin ingat, terakhir kali ia berbincang dengan Renjun, pemuda itu masih cukup tertutup. Sebuah kenyataan yang membuat Ryujin teringat mengapa ia pernah amat kecewa pada Renjun di masa itu.
Lelaki itu hampir mengetahui semua tentang Ryujin, tapi Ryujin tidak demikian. Bisa jadi karena ini menyangkut perkara bisnis kotor yang keluarga Renjun lakukan. Hal yang begitu rumit, sehingga Renjun sendiri enggan mengungkitnya.
Ryujin paham itu.
"Kau tentu tahu kalau appa ku akhirnya dipenjara karena terbukti bersalah atas beberapa kasus besar yang melibatkan mafia yang kemudian disusul dengan akusisi perusahaan keluarga kami oleh pihak perusahaan lain bukan?" tanya Renjun.
Ryujin mengangguk.
"Sebenarnya, appa yang menyerahkan dirinya."
"T-tunggu, kenapa ia melakukan hal itu? Apa ada yang mengancamnya?" informasi yang baru Ryujin terima seketika membuat gadis itu berganti posisi. Ia memutar balik posisi badannya sehingga sekarag sejoli ini jadi berhadapan.
![](https://img.wattpad.com/cover/182797062-288-k883878.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
POLAR
Hayran Kurgu[𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘𝗗] Tentang Huang Renjun dengan segala kehangatan yang diterima olehnya dan Shin Ryujin yang sudah terlalu frustasi dengan dinginnya hidup dan penolakan dari sekelilingnya. Iya, mereka selayaknya dua kutub yang berbeda dan saling be...