1 - HUANG?

4.4K 601 101
                                    

Hari Senin ini diawali dengan pagi yang cerah. Matahari masih malu-malu menampakkan dirinya. Embun segar masih nampak bertetesan dari ujung dedaunan. Burung-burung bersiul saling bersahutan. Sungguh pagi yang indah, bukan?

Namun di tengah keindahan pagi ini, terdengar gerutuan seorang gadis. Dari raut wajahnya saja kita bisa tahu kalau suasana hatinya sedang tidak seindah suasana pagi hari ini.

"Sialan! Kenapa pagi ini cerah sekali sih!? Aku jadi tidak punya alasan untuk tidak masuk sekolah kan."

Shin Ryujin, bukannya bersyukur akan pagi yang cerah. Ia justru mengharapkan yang sebaliknya.

Kali itu, dengan pakaian seragam yang dipakai asal-asalan, dirinya nampak terburu-buru melangkah menuju kelasnya.

Walau berantakan, tak ada yang menegur Ryujin.

Pertama, karena Ryujin tidak akan mendengarkan jadi ya percuma saja.

Kedua, karena Ryujin adalah Shin Ryujin, putri dari salah satu investor di sekolah tersebut.

"Hey cecunguk gendut yang duduk disana! Kemarikan PR mu! Aku mau menyalinnya!" anak lelaki tambun yang merasa dipanggil dengan cepat memberikan buku PR miliknya kepada Ryujin.

"I-ini Ryu-" suara anak itu nampak bergetar, takut dengan sosok gadis yang meneriakinya tadi.

"Pergi sana! nanti kalau sudah selesai akan langsung ku kembalikan," usir Ryujin setelah dengan kasar mengambil buku PR dari genggaman siswa malang itu.

Dengan sigap, Ryujin segera duduk di bangkunya yang terletak di barisan pojok paling belakang lalu mulai menyalin jawaban dari buku yang ia pinjam secara paksa.

"Brengsek! Bagaimana bisa tulisan seperti ini bisa lulus TK!?" lagi-lagi Ryujin menggerutu melihat tulisan yang sulit terbaca.

Karena sedang fokus berusaha menyalin tugas, Ryujin tidak menggubris sayup-sayup kehebohan di kelasnya.

"PR itu untuk dikerjakan di rumah, bukan di sekolah."

Mendengar suara tenang itu, Ryujin sontak menoleh ke sumbernya.

Huang Renjun.

Ah, ternyata sayup-sayup kehebohan barusan disebabkan oleh kedatangannya ke kelas Ryujin.

"YAH! Kenapa kau disini!?" hardik Ryujin entah karena terkejut atau memang tidak senang dengan kehadiran Renjun.

"Memangnya kenapa? Aku kan bersekolah disini," jawab Renjun sudah mendudukkan dirinya di bangku sebelah Ryujin.

"Ini bukan kelasmu Huang-sunbaenim, in case if you forget that you are in your last year now."

"of course I do remember about that, you silly," sahut pemuda itu terkekeh ringan.

"Then, move your f- I mean, move from there because my seatmate has come."

Hampir saja Ryujin mengeluarkan kata umpatannya di hadapan Renjun. Terakhir kali Ryujin mengumpat, Renjun berhasil membuat dirinya tidak tidur semalaman.

Yup, that damn kiss back then.

"Benarkah? Mana seatmate mu?" tanya Renjun menoleh sana sini mencari keberadaan teman sebangku yang Ryujin sebutkan.

Renjun mendapati Beomgyu sedang berdiri menunggunya.

"Ah, kau teman sebangkunya?" tanya Renjun kalem, tidak lupa dengan senyuman ramahnya. Beomgyu mengangguk membenarkan.

"Bolehkah aku pinjam sebentar bangkumu? Bel masuk belum berbunyi, taruh dulu saja tas mu disini," pinta Renjun dengan sopan.

Ryujin dengan segala usahanya berusaha memberi kode pada Beomgyu untuk menolak permintaan Renjun dengan cara menyilangkan tangan di depan dadanya.

POLARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang