"Ryujin-ah, kau sudah tahu bukan tentang latar belakang sebenarnya keluargaku ini?" Tanya Renjun memecah keheningan.
Ryujin tercekat, ia tak menyangka Renjun akhirnya akan membahas tentang ini.
Dengan ragu, Ryujin pun mengangguk.
"Apakah Choi Beomgyu, teman sebangkumu itu yang memberitahumu?"
"I-iya, kenapa kau bisa tahu?"
"Tentu saja,keluarganya pernah bekerja sama dengan mafia keluargaku," jelas Renjun singkat namun berhasil membuat Ryujin terkejut.
"Tapi bukan itu maksudku bertanya seperti ini," Renjun lalu menggenggam tangan Ryujin di sebelahnya.
"Maafkan aku, mungkin untuk ke depannya kau harus terbiasa dengan situasi seperti ini," ujar Renjun tersenyum lemah.
Kesedihan jelas terlihat dari tatapan matanya.
"Marga Huang yang melekat padaku ini mungkin untuk sebagian besar orang adalah suatu berkat, tapi tidak untukku. Marga ini adalah benalu yang mengegorogoti hidupku," Renjun berhenti sejenak.
Ryujin untuk pertama kalinya melihat sisi Renjun yang begitu rapuh. Biasanya Renjun selalu nampak tenang dan menyenangkan, bahkan ia lah yang selalu menguatkam Ryujin di kala Ryujin terpuruk.
Melihat Renjun seperti itu, Ryujin tidak dapat berbuat apa-apa. Atau lebih tepatnya tidak tahu harus bagaimana. Menghibur dan menguatkan orang yang sedang sedih sama sekali tidak pernah Ryujin lakukan sebelumnya.
Ryujin juga baru menyadari kalau ini kali pertama Renjun menceritakan tentang dirinya
"Jadi yang terjadi padamu ini ada hubungannya semua itu?" Tanya Ryujin.
Renjun mengangguk mengiyakan, namun ia kembali melanjutkan, "Maaf Ryujin, tapi untuk kali ini aku tidak bisa memberitahumu jelasnya kenapa karena ini urusan keluargaku, aku tidak ingin kau turut terlibat nantinya."
Menyebalkan.
Tidak tahukah Renjun kalau Ryujin sudah khawatir setengah mati?
Kenapa masih berusaha menyembunyikan ini semua?
"Lalu, apa si pak tua Shin Dongwook tau tentang latar belakang keluargamu? Perjanjian macam apa yang lelaki itu jalin dengan ayahmu sampai-sampai harus menjodohkan kita berdua?" Tanya Ryujin beruntun. Ia sudah terlanjur penasaran.
Renjun sempat diam untuk memproses nama asing yang Ryujin sebutkan. Mengerti kalau Renjun tidak ngeh dengan orang yang ia maksud, Ryujin menghela napas sekilas sebelum melanjutkan,"Shin Dongwook, ayah ku"
Sebuah keterpaksaan bagi Ryujin untuk menyebut lelaki itu ayahnya.
Renjun menggeleng,"Tidak, kerja sama kedua ayah kita murni untuk bisnis. Ayahku bukan pribadi yang mudah percaya dengan orang lain termasuk dalam hal bisnis, itulah kenapa perjodohan kita dipakai sebagai pengikat kerja sama ini,"
Ah iya, Ryujin hampir lupa kalau semua yang ia jalani bersama dengan Renjun sejauh ini semua karena kerja sama bisnis ayah mereka.
Tidak lebih.
Diingatkan lagi akan hal itu, membuat Ryujin mau tidak mau kembali mempertanyakan segala perhatian yang Ryujin terima dari Renjun.
Apakah perlakuan Renjun padanya selama ini juga karena disuruh ayahnya?
Apakah semuanya hanya karena terpaksa?
Padahal jika berbicara tentang keterpaksaan, jelas-jelas sedari awal Ryujin lah yang merupakan pihak yang 'terpaksa' menerima perjodohan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
POLAR
Fanfiction[𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘𝗗] Tentang Huang Renjun dengan segala kehangatan yang diterima olehnya dan Shin Ryujin yang sudah terlalu frustasi dengan dinginnya hidup dan penolakan dari sekelilingnya. Iya, mereka selayaknya dua kutub yang berbeda dan saling be...