20 - CHOICES

1.6K 286 36
                                    

Jika hidup bisa memilih, terlahir sebagai seorang Shin Ryujin adalah pilihan yang tidak akan pernah menjadi pilihanku.

"Maaf Ryujin, eomma harus pergi."

Ucapan terakhir dari perempuan yang melahirkanku sebelum ia berlalu melangkah meninggalkanku kala itu.

Meninggalkan anak gadisnya yang baru berusia 5 tahun dalam keadaan menangis tak berdaya, ditahan oleh anak buah mantan suaminya.

"Kau lihat? Ia tidak pernah menyayangimu, ia menipumu sama halnya dengan ia menipu diriku,"

Satu kalimat yang herannya terus terputar jelas di kepalaku, padahal aku mendengarnya saat aku masih sangat kecil.

"Pelajaran pertama untukmu, jangan pernah percaya siapapun. Eomma mu saja meninggalkanmu, jadi jangan berharap banyak padaku yang ternyata bukan appa mu ini,"

Itu perkataan terhalus yang terakhir kali ku dengar dari seorang Shin Dongwook.

Oh aku ingat jelas bagaimana menusuknya tatapan lelaki itu.

Sikap dan tatapan hangat seorang ayah yang dulu pernah kudapatkan darinya seakan hilang tertelan bumi di hari itu.

Berganti menjadi sosok kasar, sinis dan dingin yang bahkan untuk sekedar melirik diriku saja ia tidak pernah sudih.

Ya mau berharap apa?

Sesuai perkataannya, wanita yang melahirkan ku saja pergi meninggalkanku apalagi dirinya yang ternyata bukan ayah kandung ku ini? Hahaha.

Ironis.

Aku yang waktu itu hanya seorang gadis kecil bodoh yang tidak mengerti mengapa ia ditinggal oleh ibu nya dan diacuhkan oleh ayahnya hanya dapat bersedih.

Bertanya-tanya kesalahan macam apa yang pernah ku lakukan sampai diperlakukan seperti ini.

Hingga akhirnya aku pun mengerti, aku hanya putri hasil hubungan gelap wanita itu dengan lelaki lain.

Tidak heran jika lelaki tua itu menatapku dengan pandangan jijik, aku sendiri merasa jijik dengan diriku sendiri setelah mengetahui faktanya.

Kalau seperti ini, tidakkah lebih baik jika aku mati?

Apa gunanya eksitensi seorang anak haram ini di dunia?

Semua orang meninggalkannya.

Tidak punya siapa-siapa.

Saat itu rasanya kematian menjadi opsi yang lebih baik.

"Ryujin-ah, are you okay?" tanya Renjun membuyarkan lamunanku akan masa lalu kelam ku tadi.

Kami berdua kebetulan sedang di butik. Renjun tadi pagi baru diberitahu ayahnya bahwa nanti malam akan ada pesta ulang tahun putri dari salah satu rekan bisnis ayahnya, jadi ia mengajakku untuk mencari baju sekarang.

"Tidak apa-apa." jawabku singkat.

"Apa ini ada hubungannya dengan yang kemarin malam?"

"Harus berapa kali aku bilang kalau tidak ada apa-apa malam itu. Aku hanya paranoid saja karena ada nomor asing yang menghubungiku," bohongku.

POLARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang