21 - BASTARD

1.7K 284 63
                                    

"Renjun-ah, senang melihatmu disini," gadis itu langsung memeluk Renjun saat sudah berada di hadapan kami.

Hey, apa ia tak menyadari keberadaanku di sebelah Renjun? Bahkan tangan kami masih bergandengan loh ini.

Gadis ini memang tak lihat atau tidak tahu malu sih?

Ah, maafkan ucapan kasarku.

Aku hanya...

Hanya..

Lupakan, aku hanya kesal biasa.

Bukan apa-apa.

Genggaman erat tangan Renjun berlahan terasa melonggar.

Hey, tunggu.

Jangan bilang kalau...

Dan benar saja, Renjun melepas genggaman tangan kami untuk balas memeluk gadis ini.

Oh, apa aku sudah boleh marah sekarang?

"Selamat ulang tahun Yireon, terima kasih telah mengundangku," ucap Renjun lembut.

"Justru aku yang harus berterima kasih karena kau mau hadir malam ini," balas si gadis bernama Yireon itu dengan pandangan berbinar menatap Renjun di hadapannya.

Tangannya masih nyaman bersandar di pundak Renjun.

Renjun perlahan memisahkan diri dari gadis itu.

Kenapa tidak dari tadi saja coba?

"Yireon, aku mau memperkenalkanmu dengan seseorang," ucap Renjun lalu kembali meraih tanganku. Ia menarik diriku semakin merapat ke arahnya.

"Ini Shin Ryujin, kekasihku. Kami akan segera bertunangan dalam waktu dekat ini," jelas Renjun.

Sebagai rasa hormat, aku membungkukkan tubuhku sekilas dan memperkenalkan diriku.

Yireon nampak diam sejenak, sepertinya ia terkejut dengan apa yang ia dengar barusan.

"Hai Ryujin, senang bertemu denganmu," akhirnya Yireon bersuara dan balas membungkuk ke arahku.

"Aku Wang Yireon, teman Renjun," lanjutnya memperkenalkan diri.

Tunggu, jadi Yireon itu teman atau mantan?

"Aku Shin Ryujin," jawabku singkat.

"Oh iya, kenapa kalian hanya berdiam disini? Ayo masuk! Renjun, masih ada teman-teman yang lain juga di dalam, ayo," ucap Yireon mengajak kami berdua untuk membaur.

"And you too Harvey, don't act like a dumb, come on," tambah Yireon tidak melupakan keberadaan Harvey disana.

Mau tidak mau aku pun akhirnya ikut bersama Renjun, melangkah lebih dalam ke kerumunan para manusia muda berdompet tebal ini.

Tidak kusangka, Renjun itu benar-benar jadi favorite nya semua orang dimanapun dirinya berada. Berbanding terbalik dengan diriku.

Setidaknya aku patut bersyukur karena teman-teman Renjun disini tidak ada satu pun yang satu sekolah dengan kami sehingga mereka tidak mengenal diriku beserta kelakuanku di sekolah. Jika mereka tau kelakuan dan track record ku di sekolah, mereka pasti akan memandangku dengan tatapan sinis.

Bahkan aku rasa mereka akan bertanya-tanya bagaimana mungkin orang sebaik Renjun bisa terjebak dengan gadis seperti diriku.

"Renjun, aku mau ke belakang sebentar," ucapku memberitahu Renjun yang tengah berbincang dengan teman lamanya.

Bohong.

Aku hanya ingin menyingkir dari keramaian ini. Aku benar-benar tidak tahan harus berdiri menampilkan senyuman-senyuman kaku saat Renjun memperkenalkanku pada mereka.

POLARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang