23 - MOM?

1.6K 282 13
                                    

Cahaya matahari menelisik masuk di antara sela-sela tirai jendela, mengusik petualangan seorang anak manusia di alam mimpinya.

Matanya mengerjap, berusaha menyesuaikan diri dengan pencahayaan di ruangan asing dimana ia berada sekarang.

Walau begitu, aroma khas ruangan tersebut mengingatkannya akan satu sosok.

Huang Renjun.

Tentu saja memory gadis itu secara otomatis memutar kembali kejadian kemarin malam, saat ia menangis kejar dalam pelukan Renjun di tengah hujan.

Aneh, di tengah rintikan hujan yang dingin itu Ryujin justru merasa amat hangat.

Setelah Ryujin sudah lebih tenang, Ryujin ingat Renjun yang langsung mengomelinya.

Ya, untuk kali pertama sepanjang hidup Ryujin ada seseorang yang berani mengomelinya.

"Gadis bodoh, kenapa lari dari hadapanku hah? Lihat dirimu sekarang! Kaki mu lecet, kau kehujanan, kalau kau sakit bagaimana!?"

Ryujin ingat betul bagaimana ekspresi jengkel Renjun yang anehnya terlihat lucu untuk Ryujin.

"Jangan lakukan itu lagi, jika ada yang macam-macam denganmu ya hajar saja langsung! Bukankah itu keahlianmu?" lanjut Renjun masih bisa-bisanya menyindir Ryujin.

"Yah, kalau ada orang yang harus kuhajar, orang itu adalah kau Huang Renjun," sahut Ryujin tidak mau kalah.

Kendati begitu, pertengkaran ringan tadi justru mencerahkan sedikit suasana yang awalnya amat muram.

Dengan keadaan basah kuyup begitu, tidak mungkin mereka kembali ke lokasi pesta jadi mereka memutuskan untuk kembali ke rumah Renjun.

Lalu dengan sedikit paksaan dari Renjun, Ryujin berakhir menginap di kediaman megah lelaki itu.

Dan disinilah Ryujin saat ini, terbaring di kasur Renjun dengan mengenakan kaos kelonggaran milik Renjun.

"Nona, apa aku mengganggu tidurmu?" tanya seorang maid saat menyadari Ryujin yang sudah bangun dari tidurnya.

Ryujin hanya menggeleng pelan. Kepalanya terasa sakit dan matanya sedikit sulit untuk dibuka, pokoknya rasanya serba tidak nyaman.

"Mata nona bengkak, sebentar saya akan ambilkan kompres untuk nona," maid itu lalu keluar dari ruangan tersebut untuk melaksanakan inisiatifnya barusan.

Atensi Ryujin seketika tertuju pada pantulan bayangannya di cermin yang kebetulan terletak tepat berhadapan dengan kasur tempatnya berada saat ini.

"Astaga, mataku benar-benar membengkak separah ini," pekik Ryujin kecil.

Sungguh, ia nampak teramat menyedihkan.

Ya, apa yang mau diharap? Menangis hebat lalu bangun dengan wajah segar? Kau bercanda?

Untung saja setidaknya kosmetik sisa riasan acara kemarin malam sudah ia hapus terlebih dahulu. Jika tertidur dengan make up masih menempel di wajah, tentu Ryujin bukan hanya akan berurusan dengan mata bengkak namun juga jerawat.

Tidak lama kemudian, seseorang masuk ke ruangan itu. Membuyarkan lamunan Ryujin akan pantulan bayangannya di cermin.

"Tenang sayang, bengkaknya akan hilang dan kau akan kembali terlihat cantik lagi kok," ucap wanita paruh baya itu.

POLARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang