24 - BEGINNING

1.5K 267 32
                                    

Makan pagi di kediaman Huang berlangsung dengan hangat. Dibandingkan sebagai seorang calon menantu, Ryujin lebih merasa diperlakukan sebagai seorang anak selama disana.

Rasanya seperti memiliki kedua orang tua yang begitu menyayanginya dengan seorang kakak laki-laki.

Walau Ryujin tidak tertawa lepas seperti ketiga anggota keluarga itu, tapi Ryujin sangat senang.

Baru Ryujin sadari, bahagia itu sesederhana bisa duduk makan bersama orang-orang yang menganggap keberadaanmu seperti yang Ryujin rasakan sekarang.

Syukurnya lagi, kedua orang tua Renjun tidak mempertanyakan apa yang terjadi pada mereka berdua sampai harus pulang basah kuyup kemarin malam. Mungkin Renjun sudah menjelaskannya pada mereka? Atau mereka memang sengaja tidak bertanya demi tidak membuat suasana di meja makan menjadi canggung.

Apapun itu, Ryujin mau tutup mata dulu.

"Ryujin-ah, apa ada yang pernah bilang kalau kau itu sangat cantik?" tanya Ny.Huang tiba-tiba saat Ryujin sedang menemaninya duduk di ruang tengah kediaman Huang sembari menunggu Renjun bersiap-siap.

Ditanya seperti itu tentu Ryujin bingung bagaimana menjawabnya.

Melihat reaksi Ryujin, Ny.Huang mengelus lembut surai gadis itu,"kau cantik nak, sangat. Jangan biarkan perkataan orang lain membuatmu berpikir yang sebaliknya. Putraku beruntung memilikimu."

"T-terima kasih eomma untuk pujiannya," ucap Ryujin canggung.

Perasaan senang yang sangat asing untuknya itu muncul lagi. Rasanya aneh, tapi Ryujin menyukainya, hanya saja selalu ada pertanyaan yang menghantuinya setiap kali ia merasa bahagia seperti ini.

"Akankah ini berakhir? Kalu begitu, kapan? Tolong jangan cepat berlalu," batin Ryujin dalam hatinya.

Kebahagiaan memang sesuatu yang selangka itu dalam hidup Ryujin.

Bahkan sekedar pujian sederhana seperti ini saja rasanya sangat sangat berharga untuk Ryujin saking seringnya Ryujin dicerca oleh appanya di rumah.

Bahkan sekedar pujian sederhana seperti ini saja rasanya sangat sangat berharga untuk Ryujin saking seringnya Ryujin dicerca oleh appanya di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ning-ning dimana? Bukankah ia tinggal bersama keluargamu?" tanya Ryujin memecahkan keheningan di antara dirinya dan Renjun. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju kediaman Ryujin.

"Hari ini ia harus kembali ke Shanghai atas permintaan ibunya," balas Renjun masih fokus menyetir.

Ryujin hanya mengangguk menerima sekilas informasi dari Renjun.

"Ryujin-ah, jadi kemarin malam itu kau kenapa?" tanya Renjun akhirnya setelah mencoba menahan diri untuk tidak bertanya. Ia memang tidak bermaksud mengungkit, hanya saja bagaimanapun juga masalah harus diselesaikan bukan?

Ryujin hanya menghelakan nafasnya kasar, rasanya kesal saja kalau diingatkan lagi akan kejadian kemarin malam.

"Kalau masih belum mau cerita yasudah, aku tunggu kau siap. Tidak apa, aku hanya ingin kau tahu aku disini untukmu jadi jangan pendam semuanya sendiri," lanjut Renjun lagi sebelum Ryujin salah paham.

POLARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang