RYUJIN'S POV
Kata orang, masa sekolah adalah anugerah. Darinya, tidak hanya pendidikan yang kau dapat namun juga arti pertemanan.
Ya, itu kata orang lain, bukan kataku.
Bagiku, sekolah adalah neraka.
Tempat dimana kepintaran, keahlian, keberhargaan, bahkan kesuksesan seseorang di masa depan hanya diukur dari seberapa besar angka yang kau cetak di rapor.
Kalau pertemanan?
Ya, mungkin sebagian besar ada yang menemukan pertemanan di sekolah.
Tapi sayangnya, aku bukanlah bagian dari sebagian besar itu.
Pertemanan sejati hanyalah dongeng indah pengantar tidur yang takkan pernah menjadi nyata dalam hidupku.
"R-ryujin, sudah lama tidak mengobr–"
"Enyah sana, aku muak," sela ku ketika langkahku menuju kelas terhalangi oleh sosok gadis sepantaranku yang tiba-tiba saja menyapa.
"T-tapi Ryujin, aku mau berbicara sebentar. Beri aku waktu, aku m-mohon," pinta gadis itu lagi sembari menggenggam tanganku.
Sayangnya, aku memang bukan Renjun. Aku takkan luluh dengan permohonan semacam ini, sangat basi.
Tangan gadis itu kutepis dengan kasar,"aku tidak peduli."
Aku melanjutkan langkah kakiku, melewati gadis tadi begitu saja. Namun, gadis tersebut ternyata cukup keras kepala. Ia kembali menahanku, bahkan menahan kedua pundakku.
"HEY! KAU MAU KUHAJAR!?" bentak diriku mulai tersulut emosi.
Biasa, semua orang pasti akan langsung ciut nyalinya, tetapi tidak dengan gadis di hadapanku ini.
"R-ryujin, tolong keluargaku. Tolong bujuk ayahmu untuk tidak menghentikan kerjasamanya dengan perusahaan keluarga kami, aku mohon," tuturnya mulai menitikan air mata.
Bukannya kasihan, aku justru semakin menatap perempuan itu dengan tatapan sinis.
Terserah mau dibilang berhati dingin atau bahkan tidak memiliki hati sekalipun, aku tidak peduli.
"Hapus air matamu, percuma kau mau merengek, menangis, berlutut atau bahkan mengemis di hadapanku, percuma," sahutku dingin dan kembali melepaskan cengkeraman tangan gadis tadi dari kedua pundakku lalu lanjut melangkah menuju tujuan awalku.
Aku jahat? Iya, memang.
"Ryujin-ah! Maafkan aku! Tolong, aku sungguh menyesal atas apa yang sudah kulakukan di masa lalu!" teriaknya, semakin membuatku mendengus kasar.
Setelah 5 tahun berlalu, ia baru meminta maaf? Hahaha, sedarurat itukah situasi perusahaan keluarganya sampai membuatnya rela meruntuhkan wajah temboknya selama ini?
Kuperkenalkan padamu, ia Lee Chaeryoung. Seorang gadis manis yang sempat sangat kupercaya sampai akhirnya ia memutuskan untuk membuang pertemanan kami dengan merusak kepercayaanku.
"Ryujin? Ah ia hanya gadis kaya kesepian yang membutuhkan teman. Ayahku memintaku menemaninya, percayalah jika ia tidak memiliki semua itu, aku juga tidak sudih berlama-lama menemani manusia bermasalah seperti dirinya."
HAHAHA, bodoh tidak jika aku mengingat persis perkataannya yang tak sengaja kudengar kala itu?
Di detik itu aku pun sadar, pertemanan sejati hanyalah dongeng dalam hidupku.
![](https://img.wattpad.com/cover/182797062-288-k883878.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
POLAR
Fanfiction[𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘𝗗] Tentang Huang Renjun dengan segala kehangatan yang diterima olehnya dan Shin Ryujin yang sudah terlalu frustasi dengan dinginnya hidup dan penolakan dari sekelilingnya. Iya, mereka selayaknya dua kutub yang berbeda dan saling be...