EPILOG

3.4K 289 106
                                    

Lonceng gereja berbunyi, tanda bahwa pemberkatan pernikahan akan segera dilaksanakan. Para tamu undangan sudah terduduk manis di posisinya. Wajah mereka menunjukan antusiasme tinggi dalam menjadi saksi pengikraran janji suci.

Sorotan cahaya matahari yang melewati jendela kaca patri gereja yang warna-warni semakin mempercantik dekorasi sederhana dalam ruangan tersebut. Memberi kesan penuh khidmat sekaligus romantis.

Suara beradunya lantai kayu gereja dengan langkah milik kaki jenjang mempelai wanita bersama sang ayah yang mendampingi seakan menjadi pengganti dentang jam di hari itu.

Seisi ruangan seakan ikut tegang, turut merasakan betapa sakralnya moment ini.

Mempelai pria sudah berdiri di altar, menantikan calon ayah mertuanya mengantarkan calon istrinya. Perasaan haru dan takjub terlihat jelas dari tatapan mata pemuda itu. Senyumannya terkulum, hari ini ia benar-benar bahagia.

"Lami cantik sekali dengan gaun itu," gumam Ryujin tak melepaskan pandangannya dari Lami, sang tokoh utama hari ini.

Ya, Kim Lami yang sudah Ryujin anggap seperti adiknya sendiri saat ia menetap di Australia, hari ini menikah. Ryujin disalip oleh gadis yang lebih muda darinya.

Renjun, kekasih hatinya hanya menanggapi pekikan kagum Ryujin dengan senyuman lembut. Mengelus punggung tangan Ryujin yang berada dalam genggamannya.

Keduanya diundang dalam pemberkatan pernikahan antara Lami dan Jisung. Menjadi saksi dari pengucapan sumpah sehidup semati mereka.

"Ryujin-ah, tidakkah kau ingin berada di posisi Lami?" Renjun membisikkan tanggapannya di telinga Ryujin.

Dan seperti biasa, tidak ada tanggapan berarti. Alih-alih menjawab, Ryujin justru menyingkirkan genggaman tangan Renjun pada tangannya. Membuat Renjun mau tidak mau hanya dapat tersenyum getir.

Usia 27, usia yang cukup matang untuk melangkah ke jenjang pernikahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usia 27, usia yang cukup matang untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Membangun keluarga kecil yang hangat.

Namun, Ryujin sedikit berbeda.

Ketika orang-orang sekitarnya –termasuk Lami, memutuskan untuk menikah. Bahkan, sebagian besar dari mereka juga turut mengundang Ryujin bersama Renjun untuk menjadi saksi pengikraran janji suci. Ryujin tidak merasa sirik sama sekali.

Bahkan, meski banyak pertanyaan menyebalkan menghampirinya.

"Kapan Renjun mau mempersuntingmu?"

"Berpacaran selama ini, kalian tidak ada rencana untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius?"

"Renjun dan dirimu sudah sama-sama siap, usia kalian juga sudah pas, mau menunggu apa lagi?"

POLARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang