"Yah! kenapa kau terima tantangannya? kau bisa balapan?!" Ryujin yang sedari tadi diam langsung mencerca Renjun.
"Apa aku terlihat semeragukan itu?" Renjun bertanya dengan cengiran tipisnya yang semakin membuat Ryujin kesal.
Renjun lalu membuka jas maroonnya, menyisakan kemeja hitam yang semakin mempertegas bentuk tubuh Renjun.
"Pegang jas ku, aku akan ke mobilku untuk bersiap," ucap Renjun menyerahkan jas nya pada Ryujin.
Bukannya menurut, Ryujin justru mengikuti Renjun bahkan turut masuk ke dalam mobilnya, duduk di sebelah Renjun.
"Pokoknya aku ikut! jangan melarangku atau aku akan membencimu!" ancam Ryujin kekeuh, melempar jas Renjun sembarang ke bangku penumpang di belakang.
Tampak jelas betapa Ryujin begitu khawatir dengan situasi yang sedang terjadi. Ryujin tahu bagaimana Hyunjin yang sudah emosi seperti tadi akan menghalalkan berbagai cara untuk menang.
"Terima kasih telah mengkhawatirkanku, tapi kau tenang saja, serahkan semua ini padaku" jawab Renjun berusaha menenangkan Ryujin.
"Yah! kau tidak tahu betapa liciknya Hyunjin itu!" Ryujin kembali berargumen.
"Ah berarti kau tidak tahu siapa sebenarnya Huang Renjun ini," jawab Renjun dengan senyuman manis namun menyebalkan andalannya.
Kedua mobil sudah bersiap di garis start. Hyunjin dari mobil sebelah terus melirik Renjun dan Ryujin sinis. Mobil langsung melesat ketika suara pluit sebagai aba-aba sudah dibunyikan.
Balapan dan menaikin mobil dalam laju cepat adalah hal biasa untuk Ryujin, namun malam ini ia sama sekali tidak tenang.
Kekhawatiran terus terpancar dari raut wajahnya yang biasa tenang dan dingin. Berbanding jauh dengan si pengendara, Renjun justru terlihat amat tenang bahkan seperti sudah ahli mengendarai dengan laju di luar nalar seperti ini.
"Aku benar-benar tak habis pikir denganmu Renjun," batin Ryujin tak melepas pandangannya dari sang pengemudi.
"Pertama-tama, kita ikuti alur permainannya," jelas Renjun masih terus fokus menyetir.
"Apa maksudmu?" Ryujin terheran.
"Kau lihat saja," sahut Renjun singkat.
Awalnya, kedua mobil sempat berebutan dengan sengit untuk mendapatkan posisi terdepan. Sekarang situasinya mobil Renjun memimpin, tapi Renjun tahu ini belum selesai. Hyunjin tentu telah mempersiapkan sesuatu untuknya dan Renjun dengan senang hati memgikuti alur permainan Hyunjin.
"Katakan padaku, setelah ini akan ada tikungan bukan?" tanya Renjun memastikan.
"Iya ada, memang kenapa? Apa yang sebenarnya kau rencanakan?"
"Bukan apa-apa," jawab Renjun sama sekali tidak memuaskan Ryujin.
"Sepertinya kita menang, mobil Hyunjin berada cukup jauh di belakang kita," ungkap Ryujin.
"Tidak semudah itu, kau sendiri kan yang bilang kalau Hyunjin ini licik. jangan lengah," nasehat Renjun.
"Lalu apa yang akan kau perbuat?" tanya Ryujin untuk kesekian kalinya, ia benar-benar penasaran dengan strategi Renjun.
Sayangnya Renjun kali ini tak menjawab, ia sudah fokus dengan tikungan tajam di depan mata.
Saat ingin menikung, dengan tiba-tiba mobil Hyunjin yang sebelumnya di belakang mobil Renjun sudah menyusul dan berhasil mendahului Renjun di tikungan tajam tadi.
Sialnya lagi, mobil Renjun seakan tertahan karena tikungan tajam tadi, membuatnya tidak bisa langsung melesat menyusul mobil Hyunjin.
Ryujin mendecah kesal karena mobil mereka berhasil didahului Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
POLAR
Hayran Kurgu[𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘𝗗] Tentang Huang Renjun dengan segala kehangatan yang diterima olehnya dan Shin Ryujin yang sudah terlalu frustasi dengan dinginnya hidup dan penolakan dari sekelilingnya. Iya, mereka selayaknya dua kutub yang berbeda dan saling be...