6 - I HATE YOU

2.3K 369 36
                                    

"Chenle-ya, kau lihat Ryujin?" tanya Renjun saat melihat Chenle, sepupu sekaligus juniornya di sekolah yang juga kebetulan sekelas dengan Shin Ryujin, gadis yang sedang ia cari sekarang.

"Yah *Huang-ge, kau serius ya dengan gadis seram itu?" bukannya menjawab, Chenle malah bertanya balik dan pertanyaannya itu sukses membuatnya mendapat jitakan dari Renjun.

"Tentu saja serius, dan jangan sebut dia gadis seram, ia hanya sedikit galak," tegur Renjun.

"Terserah kau saja, ia masih di kelas. Sedang kena hukuman dari Song-ssaem," jawab Chenle.

"Dia dihukum lagi!? Gadis itu benar-benar," gerutu Renjun akan melenggang pergi namun Chenle menahannya.

"Huang-ge, kau tau kan kalau kau bisa menolaknya jika kau mau?" tanya Chenle merujuk pada perjodohan Renjun dan Ryujin.

"Ya, tapi aku memang menginginkannya," jawab Renjun singkat.

"Tapi dengan gadis seperti Ryujin? Kau hanya menjebak dirimu saja, tak ada untungnya untukmu," jelas Chenle

"Jangan berbicara lagi, kau tak tau apa-apa."

"Tentu aku tahu! Justru karena aku tahu makanya aku memperingatkanmu, disini kau yang akan menanggung resikonya!" nada Chenle sedikit meninggi saat ini.

"DIAM ZHONG CHENLE!" bentak Renjun pada adik sepupunya.

"Huang-ge, aku-"

"Maaf Chenle, kali ini tolong biarkan saja aku melakukannya," lirih Renjun sedikit merasa bersalah sudah kelepasan membentak Chenle.

"Huang-ge, katakan saja padaku jika kau perlu bantuan." setelah berkata seperti itu, Chenle pun berlalu pergi.

Sementara itu.

"Song-ssaem, aku berjanji akan melanjutkannya di rumah dan mengumpulkannya besok jadi biarkan aku pulang sekarang," pintah Ryujin dingin. Tidak seperti murid yang sedang memohon keringanan sama sekali.

"Maaf nona Shin, kau telah berjanji untuk kesekian kalinya dan melanggarnya juga untuk kesekian kalinya. Aku tentu tidak akan terjebak oleh janji palsumu kali ini," jawab wanita dewasa berkacamata itu tak acuh. Sepertinya dirinya memang punya dendam pribadi dengan satu-satunya siswi yang sedang bersamanya di kelas saat ini.

"Yah! Aku tak bisa mengerjakannya karena kau yang tid-" ledakan amarah Ryujin terhenti ketika seseorang masuk ke kelasnya.

Huang Renjun.

Berbeda dengan Ryujin yang selalu ditatap malas oleh Song-ssaem , kehadiran Renjun justru disambut dengan senyuman hangat.

"Selamat sore Song-ssaem, apa Ryujin boleh pulang sekarang? Aku ada urusan dengannya setelah ini," ijin Renjun dengan sopan.

"Oh, lagi-lagi Renjun yang menjemput. Ba-" baru saja Song-ssaem akan mengijinkan namun Ryujin sudah menghardik, memotong ucapan Song-ssaem.

"TAK USAH! Aku tidak akan pulang sebelum kuselesaikan tugasnya seperti yang kau mau tadi!" Ryujin lalu kembali memfokuskan dirinya pada bukunya.

Sebenarnya mau ditunggui berapa lama pun, tugas ini tidak mungkin akan selesai karena Ryujin sama sekali tidak mengerti apa yang sedang ia kerjakan. Ia hanya tertidur selama pelajaran berlangsung tadi, jadilah ia terhukum sendiri disini untuk kesekian kalinya.

"Ah kalau begitu, aku akan menunggunya disini. Bolehkah?" tanya Renjun pada Song-ssaem.

Song-ssaem mengernyit bingung. Sebenarnya sepasang siswa/i nya ini kenapa? Jika mereka bertengkar, tidak seharusnya dirinya yang notabene adalah guru dilibatkan seperti ini.

POLARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang