3 years later
Hidup adalah misteri. Kita tidak pernah tahu kemana kita akan dibawa olehnya. Di satu waktu, kita pernah berada di titik dimana kita merasa mungkin semuanya sudah tidak ada harapan. Seakan ada tembok tinggi besar yang membuat kita yakin dan percaya bahwa saat itulah akhir dari kehidupan kita. Tidak ada harapan, hanya dapat menunggu kapan maut kan menjemput.
Terkadang kita berada di titik dimana rasanya hidup begitu memuakkan. Saat-saat dimana kematian terasa begitu menggoda untuk dihampiri.
Ryujin pernah merasakan itu semua.
Sekarang, ia tidak ingat pernah membayangkan dirinya berada di titik kehidupan dimana ia bisa tersenyum. Memeluk orang-orang yang selama ini ada bersamanya dan menerimanya.
Bahkan, tidak pernah terbesit sedikitpun dalam benaknya akan melihat lelaki yang begitu enggan ia sebut sebagai ayah, kini tersenyum padanya.
"Jaga dirimu, ingat untuk makan dengan baik disana," nasehat Shin Dongwook menepuk pelan puncak rambut putri bungsunya.
"Mantelmu sudah kau masukan semua ke dalam koper?" kali ini Jaehe yang bertanya.
"Eommoni, kau sudah menanyakan hal itu untuk kesekian kalinya," sahut Ryujin memutar matanya.
"Sampai jumpa aunt Ryujin, Eugene akan merindukan aunty," ucap Naeun seakan mewakili putri kecil yang berada dalam gendongannya. Eugene, keponakan pertama Ryujin sekaligus cucu pertama di keluarga Shin.
"Eugene-ah, aunt akan pergi sekarang. Cepat besar ya nak," sahut Ryujin mengecup kedua pipi gembil sang bayi dengan gemas.
Ya, tiga tahun berlalu sejak hari dimana ia kembali melihat dunia lagi. Semua berubah.
Shin Dongwook, sosok keras itu akhirnya mampu berhati besar mengikhlaskan sang istri dan memaafkan kesalahannya. Pada akhirnya, lelaki itu tidak pernah bisa benar-benar melupakan istri pertamanya. Perasaan cintanya begitu besar sampai-sampai pengkhianatan sang istri sangat meninggalkan luka dan kebencian dalam hatinya.
Sebelum Yejin pergi, ternyata perempuan itu sempat meninggalkan surat permintaan maaf untuk sang mantan suami. Bukan hal yang mudah bagi Dongwook untuk berdamai dengan lukanya, tapi ketika ia sadar bahwa perempuan yang ia cintai pergi, ia memutuskan untuk berhenti menyiksa dirinya sendiri dengan mencoba memaafkan dan merelakan.
Semenjak itu ia paham bahwa tidak seharusnya Ryujin menjadi pelampiasan atas sakit hatinya. Ia sudah sangat jahat dan ia menyesali semua itu.
Ia bersyukur, dirinya diberi kesempatan untuk berdamai dengan dirinya sendiri, berdamai dengan masa lalu dan sakit hatinya, serta berdamai dengan Ryujin.
Sekarang keduanya benar-benar layaknya ayah dan putri seperti seharusnya. Meski awalnya sedikit canggung, Jaehee dan Naeun selalu ada untuk membantu.
"Aboji, Eommoni, aku berangkat dulu. Jaga diri kalian ya," pamit Ryujin memeluk kedua orangtuanya sebelum berlalu pergi.
Menyambut kehidupan baru dengan lingkungan baru. Kehidupan perkuliahan yang akan ja tempu di Australia sudah menunggu.
Meski di hati Ryujin, masih ada satu pertanyaan belum terjawab.
Ya, keberadaan Huang Renjun masih belum terjawab.
Pertunangan mereka dibatalkan. Huang Corporation diakusisi oleh perusahaan milik keluarga Chenle. Ayah Renjun dituntut dan dijatuhi hukuman oleh pemerintah China atas kedok usahanya yang sudah terbongkar. Terbongkarnya rahasia gelap ini berentet ke perusahaan-perusahaan dan oknum lain yang terlibat di belakangnya. Benar-benar menjadi pemberitaan besar-besaran dimana-mana.
![](https://img.wattpad.com/cover/182797062-288-k883878.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
POLAR
Fanfiction[𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘𝗗] Tentang Huang Renjun dengan segala kehangatan yang diterima olehnya dan Shin Ryujin yang sudah terlalu frustasi dengan dinginnya hidup dan penolakan dari sekelilingnya. Iya, mereka selayaknya dua kutub yang berbeda dan saling be...