"Kenapa kau tidak melawan?" Tanya Huang Weixiang, ayah Renjun dengan khawatir kepada putranya.
"Untuk apa? Toh aku tetap selamat bukan?" Jawab Renjun enteng, meremehkan situasinya sendiri.
Suasana serius menyelimuti perbincangan sepasang ayah putra bermarga Huang di kamar rawat Renjun sore itu ketika ketika Ryujin dan Jaehee sudah pulang.
"Bagaimana bila pertolongan datang terlambat? Nasibmu tentu akan lebih mengkhawatirkan lagi,"
"Apa pedulimu? Bukannya kau yang selama ini selalu memintaku untuk menahan semuanya? Kau yang bilang sendiri bukan kalau ini adalah resiko dari bisnis gelap menjijikanmu itu?" Sahut Renjun menanggapi ayahnya.
"HUANG RENJUN! KAU SEDANG BERBICARA DENGAN AYAHMU!" bentak ayah Renjun mendengar jawaban putranya.
"Kepala keluarga macam apa yang membiarkan keluarganya terus-terusan berada dalam bahaya sepertimu? Menggelikan,"
"Untuk itulah Aboji dan Haraboji menempahmu! Supaya kau bisa melindungi dirimu sendiri"
"Kalau begitu, harusnya kau tak perlu mengirimkan bantuan, biarkan saja aku melindungi diriku sendiri dan jika aku gagal cukup biarkan aku mati, mudah bukan?"
"ANAK TIDAK TAHU DIUNTUNG!"
"Kau pikir terlahir dalam keluarga seperti ini adalah keberuntungan? Kau bercanda?"
Terlihat wajah Ayah Renjun yang sudah memerah menahan amarah dan sakit hatinya. Ia benar-benar ingin menghajar putranya namun ia berusaha menahannya mengingat kondisi Renjun.
Tidak mau berlama-lama di ruangan bersama dengan putra nya yang terus memancing amarah, ayah Renjun melangkah keluar dan membanting pintu kamar dengan keras.
Tidak ada yang pernah menyangka seorang Huang Renjun yang selalu nampak sebagai anak baik-baik yang teladan dan penurut ternyata bisa menjadi sekurang ajar ini terhadap ayahnya sendiri.
Bukan tanpa alasan, hubungan ayah anak di antara Renjun dengan ayahnya sebenarnya cukup hangat. Renjun tidak pernah mengecewakan kedua orang tuanya dan kedua orang tuanya juga selalu memastikan Renjun tercukupkan materi maupun afeksi sebagai seorang anak.
Namun seiring beranjaknya Renjun, ia mulai melihat dan mengerti kenyataan gelap yang keluarganya sembunyikan, yang selama ini tak pernah ia sadari.
Sosok ayah yang selalu ia damba dan idolakan ternyata bukan hanya seorang CEO perusahaan biasa melainkan juga seorang boss mafia.
"Renjun-ah," panggil ibu Renjun dengan lembut saat memasuki kamar dimana putranya dirawat.
"Eommoni, kau belum pulang?"
"Kau bertengkar dengan ayahmu lagi hm?" Ibu Renjun menghampiri putra semata wayangnya dan mendekapnya erat, memberi ketenangan.
Ny.Huang tau bagaimana dekatnya hubungan suami dengan putra nya ini. Pasti berat untuk keduanya jika bertengkar begini.
"Baik Aboji maupun Eomoni, kita sama-sama menyayangimu nak, kau tahu itu," ucap Ibu Renjun menepuk halus punggung sang anak.
"Tapi itu semua omong kosong, jika ia tidak berhenti dari perkara-perkara semacam ini bagaimana ia bisa menjamin keamanan keluarganya," sahut Renjun.
"Renjun, ayahmu tidak punya pilihan."
Ya, sama seperti Renjun yang juga tidak punya pilihan untuk menolak warisan bisnis gelap dari keluarganya yang nantinya akan diturunkan pada dirinya.
Jika ia harus memilih, mungkin mati adalah sebuah keuntungan untuknya.
"He tried his best to protect us son, you know that." Tambah ibunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/182797062-288-k883878.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
POLAR
Fanfiction[𝗖𝗢𝗠𝗣𝗟𝗘𝗧𝗘𝗗] Tentang Huang Renjun dengan segala kehangatan yang diterima olehnya dan Shin Ryujin yang sudah terlalu frustasi dengan dinginnya hidup dan penolakan dari sekelilingnya. Iya, mereka selayaknya dua kutub yang berbeda dan saling be...