7 - JEALOUSY

2.2K 372 61
                                    

"Naeun, apa kau merasa Ryujin berbeda hari ini?" tanya Jaehee yang saat itu sedang berada di ruang tengah keluarga bersama Naeun yang juga merupakan putri tirinya.

Walaupun mereka berdua tidak terikat hubungan darah, tapi mereka sangat akur.

Jaehee yang cukup supel dengan Naeun yang memang ramah membuat mereka bisa saling menerima kehadiran satu sama lain.

"Iya benar, memang sih Ryujin itu selalu ketus dan suasana hatinya nampak selalu buruk, namun hari ini she is worse than usual, isn't she?" Naeun menyatakan kesepahamannya dengan Jaehee.

Sore itu, ketika Naeun dan Jaehee sedang bercengkrama, Ryujin tiba-tiba saja masuk ke rumah dengan langkah kasar. Ekspresi bungsu Shin itu jauh lebih ketus dan dingin dari biasanya. Bahkan ketika bibi Bongsun menyapanya, Ryujin sama sekali tidak menggubris padahal biasanya hanya bibi Bongsun yang mau ditanggapi oleh Ryujin saat sedang di rumah.

"Ada apa dengan anak itu ya? Aku akan coba tanyakan padanya," ujar Jaehee bangkit dari posisi duduknya.

"Aku juga ikut, setidaknya jika ia ada masalah kita bisa bantu tanpa harus diketahui dulu oleh appa," sanggah Naeun.

Sepasang ibu-anak tiri tersebut pun menuju kamar Ryujin dengan niatan yang baik.

TokTok!

Jaehee mengetuk pintu kamar Ryujin pelan, "Ryujin-ah, kau sedang ada masalah?"

Tidak ada jawaban.

Ya, Jaehee juga mengerti memang tidak bisa berharap banyak pada Ryujin. Dari awal memang anak itu sangat tertutup, namun walau begitu Jaehee tidak menyerah. Ia kembali mencoba mengetuk pintu itu kembali.

TokTok!

Cklek!

Ajaib, tak lama kemudian pintunya benar-benar dibukakan oleh sang pemilik.

Biasanya Jaehee harus menunggu lama, tapi ini? Kurang dari 1 menit sang empunya kamar sudah membuka pintu.

Yang lebih membuat Jaehee heran lagi adalah ketika Ryujin tidak berdiri di depan pintu untuk menghalangi Jaehee masuk ke kamarnya seperti yang biasa ia lakukan.

Biasanya Jaehee selalu harus memaksakan diri untuk masuk ke kamar Ryujin, sama seperti ketika ia berhasil menyelonong ke kamar Ryujin untuk memilihkan Ryujin pakaian saat kencan makan malam Ryujin dan Renjun beberapa waktu yang lalu.

Kali ini, setelah membuka pintu Ryujin segera kembali menghempaskan dirinya ke kasur.

Merasa itu adalah kode bahwa Ryujin mengijinkan dirinya dan Naeun masuk, tentu hal itu tidak disia-siakan.

"Aneh sekali, tidak biasanya," batin Jaehee memasuki kamar Ryujin.

"Ryujin-ah, kau sedang ada masalah?" tanya Jaehee penuh perhatian.

Ryujin terdiam sejenak sebelum akhirnya ia menoleh ke arah Jaehee, "apa yang membuatmu berpikir seperti itu? Jangan sok tau," tanggap Ryujin dengan ketus seperti biasa.

Mendengar itu, Naeun menghela nafas sejenak, "Ryujin-ah, jika kau ada masalah kau bisa ceritakan pada kami.Kami akan membantumu sebelum itu sampai ke telinga appa."

"Ini tidak ada urusannya dengan appa mu," tanggap Ryujin sekali lagi tanpa menoleh ke Naeun.

Mendengar itu, Naeun dan Jaehee hanya saling melirik.

"Berarti ia memang sedang ada masalah," bisik Naeun pada Jaehee sambil menunjuk Ryujin layaknya orang yang sedang bergosip.

Jaehee menanggapinya dengan anggukan, "ehm, lalu kau kenapa Ryujin-ah? Ada yang membuatmu kesal di sekolah, hm?" tanya Jaehee kembali penuh kehati-hatian.

POLARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang