16. cheerleader

3.1K 123 2
                                    

Aldo memandang bangunan yang menjulang di depannya. Bangunan ini tempat dia menimba ilmu untuk masa depan, untuk mencapai cita-citanya. Aldo menghela, lalu menjalankan motornya dan memasuki area parkir, dan memarkirkan motor sport putih itu di area parkir sekolahnya.

"Pagi, Aldo...." sapa Cicha yang berjalan menghampiri Aldo yang muali memasuki area sekolah.

Aldo memandang Cicha sekilas, lalu memalingkan wajahnya lagi, "Ya."

"Oh, iya. Aku udah ngerjain pr loh, Do," ujar Cicha membanggakan diri.

Hanya mengerjakan pr, bagi semua orang mengerjakan pr adalah hal yang biasa. Tapi, tidak untuk cicha. Biasanya anak itu malas mengerjakan pr. Tapi, entah ada angin apa, perempuan ratu bullying mengerjakan pr.

"Bagus, lo harus rajin-rajin ngerjainnya," jawab Aldo sambil terus berjalan.

Cicha masih mengekori Aldo dari belakang, "Nanti kalau ada pr lagi boleh nggak aku ngerjain nya bareng sama aku?" Aldo menganggukan kepalanya. Cicha tersenyum senang, lalu mempercepat langkahnya menyusul langkah aldo. "Aldo ayo sarapan bareng di kantin," ajak Cicha setelah berjalan berdampingan dengan Aldo.

Aldo menggelengkan kepalanya, "Enggak."

"Kok nggak mau?" tanya Cicha sedih.

"Udah sarapan," jawab Aldo.

Cicha menganggukan kepalanya, "Kakak kamu masih kuliah?" tanya cicha tetapi belum sempat Aldo menjawab dia lebih dulu kembali melayangkan sebuah ajakan, "Nanti istirahat ke kantin bareng, yuk?"

"Rapat osis," jawab Aldo cuek. Jujur Aldo Risi oleh ocehan cicha. Tapi, dia harus bersikap sabar menghadapinya. Karena dia adalah ketua osis, Aldo tidak mau menjadi ketua osis yang tidak menghargai temannya.

"Aldo mau nonton bareng aku nggak? di bioskop ada film seru lho," ajak cicha lagi.

Aldo menghela napasnya. Lalu, berhenti berjalan sejenak untuk menatap Cicha,"Sorry cha, gue banyak urusan. Nggak ada waktu buat nonton film. Thanks atas ajakannya. gue duluan, mau ke ruang osis," ucap Aldo, lalu melangkahkan kakinya, menjauh dari cicha.

Sedangkan cicha cemberut melihat Aldo yang berjalan menjauh darinya, "Sok jual mahaj, sumpah."

---o0o---

Bel masuk berbunyi satu jam yang lalu, tapi  bu Sela tidak kunjung datang. Karena semua guru sedang rapat, kelas menjadi ricuh dan berisik. Keyrina muak dengan situasi seperti ini.

"Btw, lo belum ikut ekskul ya key?" tanya Ify

Keyrin menggeleng, "Belum."

"Lo rencananya mau ikut ekskul apa?" tanya Ghina.

"Cheerleader," jawab Keyrina.

Ghina dan ify tertohok mendengar jawaban keyrina, mereka berdua kemudian saling pandang, "Lo serius mau ikut cheerleader?" tanya ify memastikan.

Keyrin mengangguk, "Emang kenapa?"

"Lo jangan ikut ekskul itu deh, ketuanya itu si cicha. Kalau lo masuk sana bisa bisa lo di bully abis abisan," saran ify.

Justru keyrin sengaja akan ikut ekskul cheerleader. dia ingin menguji seberapa kasarnya cicha jika dia masuk ekskul itu.

"Lo ikut marching band aja deh sama gue, mau ya?" tawar Ghina.

Keyrin tetap menggelengkan kepalanya.

"Ya udah kalau itu emang ke inginan lo, hati hati," ucap ify gusar. "Oh, iya. Cheerleader latihannya setiap hari senin sama sabtu. Jadi sekarang lo bisa daftar cheerleadernya," keyrina mengangguk sambil tersenyum tipis.

"lo tau kan ruang cheerleader dimana?" tanya Ghina, dan Keyrina mengangguk sebagai jawaban.

"Good luck," ujar Ghina dan Ify.

  ---o0o---

Bel istirahat berbunyi nyaring, bergema di seluruh penjuru sekolah. Keyrina melangkahkan kakinya untuk pergi ke ruang cheerleader, menemui cicha si ketua cheerleader. Untuk mendaftarkan dirinya mengikuti ekskul itu. Manik matanya menangkap sosok Talitha  yang sedang duduk sambil memabaca buku. Keyrina mengetuk pintu.

Talitha menoleh lalu berdiri dan berjalan menghampiri keyrina, "Oh, keyrin. Mau apa?"

"kamu kenapa ada di ruangan ini?" Keyrija balik bertanya.

"Gue anggota ekskul ini. Lo mau ngapain kesini?" ujar Talitha sambil tersenyum tipis.
"Aku mau daftar ekskul cheerleader, Boleh?" tanya Keyrina.

Talitha yang mendengarnya tersentak, "Beneran lo mau ikut ekskul ini?"

Keyrin mengangguk, "Iya, beneran. Walaupun aku cupu, tapi bisa kan aku ikutan?"

"Eh, maksud gue nggak gitu key. Tapi, lo tau kan cicha itu ketua ekskul ini?" Talitha bertanya kembali dan mendapati anggukan dari Keyrina. Talitha menghela napasnya, "Tunggu ya!" Talitha lalu mengambil formulir pendaftaran di laci meja lalu memberikannya kepada keyrina.

"Isi dulu formulirnya! Pulang sekolah nanti lo kesini!" keyrin mengangguk sambil tersenyum.

"Makasih ya. Aku ke kelas dulu,"pamit keyrin. 

---o0o---

"Nih... Mie ayam pesenan lo." Reynald menyerahkan semangkung mie ayam kepada aldo. Lalu, dia duduk di kursi sebelahnya.

"Radit mana?"tanya aldo.

"Kenapa nanyain babang radit? Kangen?" ucap Raditya yang membawa semangkuk mie ayam, kemudian duduk di depan Aldo.

"najis," jawab Aldo.

"Oh, iya. Lo udah nemuin Dinda?" tanya reynald sambil menyuapkan makanannya.Aldo menggelengkan kepalanya. "Udah coba tanya keyrin?" tanya Reynald lagi.

"Kata nya bukan dia. Tapi, entahlah wajahnya hampir mirip sama dia," jawab Aldo.

"Nah, kan. Gue juga ngerasa gitu. Wajah dinda, hampir sama wajahnya keyrin," ujar Reynald

Raditya mengangkat kedua alisnya, "siapa dinda?" tanya Raditya.

"Manusia," jawab aldo.

"iya manusia. Tapi siapa?" tanya raditya.

"Orang yang dicari aldo," sahut Reynald.

"Lo lagi cari dia?" tanya Raditya.

Aldo menganggukan kepalanya.

"kenapa nyariin dinda? Ada sesuatu yang pengen disampaikan ke dinda?" tanya raditya dengan kalem.

Tentu saja reynald dan aldo tertohok mendengar ucapan raditya, "Lo tau dimana dinda?" tanya aldo.

"Gue kan kakandanya,"ucap raditya dengan senyuman lebar. "Aww... Sakit!"ucap raditya memegang kepalanya setelah reynald memukul kepala nya dengan keras.

"lo sih bercanda segala," ucap reynald, sedangkan raditya nyengir lebar dengan tampang tak bersalah.

 ---o0o---

Bel pulang telah berbunyi, Sebagian murid telah pulang ke rumahnya. Tapi tidak untuk keyrina, dia sekarang sedang berada di ruang ekskul cheerleader. Yang sedang mendaftarkan diri untuk ekskul itu.

"Serius lo mau ikut ekskul cheerleader?" tanya cicha dengan nada merendahkan.Dan Keyrin mengangguk. "sebenarnya, lo itu nggak pantes buat ikut ekskul ini."

"Cha nggak boleh gi—"

"diam Vanya!" perintah Cicha.

"Karena gue lagi baik. Gue bolehin deh lo ikut ekskul cheerleader," senyum miring cicha tercetak di wajahnya.

"makasih cicha," keyrina tersenyum senang.

"tapi, ada syaratnya"ucap cicha. Lalu, membisikan sesuatu kepada keyrin. Keyrin terdiam sebentar, lalu mengangguk.

                                ****
Maaf jika ada kesalahan dalam penulisan.
Terimakasih telah membaca😊
     

I'm Nerd? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang