44. epilog

4.6K 139 33
                                    

10 tahun kemudian....

"Udah makan dari sini, kita mau ke mana lagi, hm?"

Keyrina nampak berpikir sejenak sambil memakan kentang gorengnya, yang tadi dia pesan bersama Aldo. "Lanjut cari gedung aja, ya? Aku mau hari ini langsung beres persiapannya," pinta Keyrina.

Aldo mengangguk mengusap surai Keyrina, "Ya udah, kalau maunya gitu udah ini kita lanjut cari gedungnya lagi. Makan yang banyak ya biar tambah gendut." Kemudian Aldo tersenyum sambil mencubit kedua pipi Keyrina.

"Ih, apaan sih? Aku kan udah diet minggu kemarin, masa kamu bilang aku gendut. Padahal udah turun beberapa kg berat badan aku." Keyrina cemberut sambil memalingkan wajahnya dari Aldo.

Aldo tertawa mendengar ucapan dengan nada tak terima dari bibir Keyrina, "Emang siapa yang bilang kamu jadi gendut? Aku kan tadi cuman bilang makan yang banyak biar kamu gendutan."

"Tau, ah!" Keyrina menjawabnya dengan ketus.

Setelah tawanya mereda, Aldo kemudian kembali mengacak-acak surai Keyrina, "Iya kamu emang kurusan, Dinda. Tapi aku lebih suka kalau kamu lebih gendut dari sekarang."

Keyrina tampak berpikir sambil memakan kentang gorengnya, "Tapi kalau aku jadi gendut aku jadi jelek!" tolak Keyrina sambil menggelengkan kepalanya.

"Kamu kalau gendutan jadi gemes, bukan jelek," bantah Aldo.

Keyrina hanya mengangkat kedua bahunya. Kemudian tidak ada lagi percakapan di antara mereka untuk beberapa saat.

"Udah cari gedung langsung ke makam Reynan, kan?" tanya Aldo dengan hati-hati.

Raut wajah Keyrina tiba-tiba berubah, tatapannya menjadi sendu, "Iya. Aku mau minta restu sama Reynan. Kamu nggak papa kan anter aku ke sana?"

Aldo menggeleng sambil tersenyum, "Iya, enggak papa."

"Erin!! Aldo!!"

Keyrina dan Aldo menoleh. Mereka berdua langsung melambaikan tangannya melihat Cicha yang sedang berjalan ke arah mereka bersama dengan Reynald.

"Hei, bro," sapa Reynald kepada Aldo, kemudian mereka berdua berpelukan. Cicha dan Keyrina juga berpelukan.

"Gue pikir lo berdua nggak bakalan pulang sekarang," ujar Aldo kepada Reynald dan Cicha.

"Ya kali kenikahan sahabat sendiri aja nggak dateng. Ya kan, Sayang?" Reynald menatap Cicha dengan tersenyum. Cicha mengangguk sambil tersenyum.

"Icha nggak ikut?" tanya Keyrina.

"Enggak, dia ada di rumah. Kali-kali jalan berdua kayak gini," Reynald menyahut.

"Lima hari lagi kan, acaranya?" tanya Cicha dan mendapat anggukan dari Keyrina dan Aldo.

"Enggak nyangka ya, Do. Nikahnya ternyata duluan lo, gue pikir bakalan duluan gue atau Radit," ujar Reynald sambil menggeleng-geleng.

"Iya gue juga nggak nyangka," gumam Aldo sambil tersenyum. "Eh, tapi kapan lo berdua nikah? Tunangannya kan, udah," sambung Aldo.

"Yee gue mau nikah kapan juga udah siap, cuman dianya aja yang masih ragu-ragu."

Cicha langsung menendang tulang kering Reynald karena merasa tersindir, "Sabar, dong!!" sahut Cicha ketus sambil memandang tajam Reynald.

"Ampun, Nyai. Maafin dedek, dedek janji nggak bakalan kayak gitu lagi!" Reynald memasang tampang ketakutan sambil menyatukan kedu tangannya.

Cicha mendelik melihat Reynald, "Jijik!"

Keyrina dan Aldo dengan serempak menertawakan pasangan yang berada di hadapan mereka berdua.

"Pacaran kalian berdua lucu, ya. Kadang-kadang mesra dan Kadang-kadang berantem," ujar Keyrina.

I'm Nerd? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang