24. pengakuan

2.9K 124 2
                                        

Cicha menghela napasnya, sambil memandang rumah yang berada di depannya. Cicha sedang berada di depan rumah keluarga richard. Setelah memandang rumah kediaman keluarga richard beberapa detik, dia mulai melangkahkan kaki nya masuk ke rumah itu. Cicha melihat keyrina sedang minum di dapurnya.

"erin...." cicha mengangkat sebelah tangannya.

Keyrina menoleh, "oh, cicha." keyrina berjalan ke arah cicha.

"aku boleh kan main disini, sama kamu?" cicha memandang keyrina sambil tersenyum menunggu jawaban dari keyrina.

Keyrina mengangguk lalu menggandeng tangan cicha, "ayo ke kamar gue," ajak keyrina.

Cicha mengangguk, kemudian berjalan bersama keyrina ke kamar keyrina yang berada di lantai dua sambil bergandengan tangan.

Setalah berada di lantai dua, cicha mendengar suara musik dan orang yang sedang bernyayi di dalam kamar keyrina. Cicha berhenti berjalan, keyrina ikut berhenti berjalan karena dia masih menggandeng tangan cicha, kemudian menoleh kearah cicha.

"ada temen kamu ya?"tanya cicha.

Keyrina mengangguk, "nggak apa-apa kan?"

"mereka nggak akan ke ganggu kan, karena ada aku?" tanya cicha lagi.

"nggak cicha, mereka pasti bakalan seneng kalo lo gabung." cicha tampak diam sejenak kemudian mengangguk.

"ayo!" keyrina menarik tangan cicha lagi.

Setelah membuka pintu kamar keyrina, teman teman keyrina terdiam sejenak karena ada cicha. Mereka memandang cicha, cicha dibuat cukup merasa risih oleh mereka, karena mereka menatapnya.

"guys, dia temen gue waktu kecil," ucap keyrina setelah mendapatkan tatapan tanda tanya dari kedua temannya. Teman keyrina mengangguk kemudian berjalan mendekati cicha.

Jeslyn mendekat kearah cicha kemudian mengulurkan tangannya, "gue jeslyn." jeslyn tersenyum manis kearah cicha.

Cicha menerima uluran tangan jeslyn, "gue, cicha," jawab cicha.

Jeslyn dan alasya cukup dibuat kaget, mereka berdua kemudian beralih menatap keyrina. Keyrina hanya membalas dengan mengangkat kedua alisnya.

Kemudian jeslyn melepaskan jabatan tangannya, lalu bergantian dengan alasya, "hai, gue alasya." alasya tersenyum manis ke arah cicha.

"gue cicha," balas cicha.

"salken ya, cha," ucap jeslyn.

"iya, thanks. Gue boleh gabung nggak sama kalian?"

Jeslyn dan alasya mengangguk, "boleh, boleh," ucap alasya.

Cicha tersenyum senang, dia bahagia mendapat teman baru yang sesuai dengan keriteria nya.

                         •°•°•°•°•°•

Karena merasa bosan diam di rumah, reynan memutuskan untuk pergi bermain ke rumah daffa. Kini dia telah berada di rumah daffa. rumah daffa tampak sepi karena orang tua daffa pergi bekerja, sedangkan daffa tinggal di rumah bersama pembantu nya.

"keyrin nggak ikut?" tanya daffa.

Reynan menggelengkan kepalanya, "ada si jeslyn sama alasya di rumah," jawab reynan.

"nenek lo udah sembuh, rey?" daffa bertanya lagi.

"belum, Masih tetep kayak terakhir kita lihat." daffa menganggukan kepala.

"dito nggak kesini?" tanya reynan.

Daffa menggelengkan kepalanya, "nggak, kata nya nganterin nyokap nya," jawab daffa.

"orangtua lo kemana, fa?"tanya reynan yang menyadari rumah daffa sepi.

"biasalah, sibuk sama kerjaan." reynan menganggukan kepala nya, mendengar jawaban reynan.

"rey, gue mau ngomong sesuatu, nih."

"ngomong apaan?"

Daffa menundukan kepalanya, "gue sayang sama... Adik lo," ujarnya pelan.

Reynan memalingkan wajahnya, "gue juga tau itu mah."

Daffa langsung mengangkat kepalanya kemudian mengangkat kedua tangannya, "maksud gue, sayang dalam artian lebih dari sahabat," ucapnya.

"gue ngerestuin kok, kalo lo jadi pacarnya keyrin." reynan menepuk bahu daffa.

"gue nggak bakalan nyatain perasaan sama keyrin, kok." daffa menundukkan kepala nya.

"loh, kenapa? Kalo nggak nyatain perasaan, pastinya nggak bakalan jadian dong."

Daffa menganggukan kepala nya, "gue nggak mau rusak persahabatan karena cinta."

Reynan tersenyum, "terserah lo aja, gue bakalan dukung kok apa yang bakalan lo lakuin," ucapnya.

                         •°•°•°•°•°•

"kakak masih mau kuliah, mau ngeraih cita-cita. Kakak nggak mau nikah dulu." syilla menangis tersedu sedu sambil mengadu apa yang di inginkannya kepada aldo.

Aldo mengangguk mendengar ucapan syilla, "iya kak. aldo bakalan usahain agar papa batalin pernikahannya, " ucap aldo.

Jujur saja, jika aldo bisa memilih, dia menginginkan kakak nya yang banyak bicara, selalu mengejeknya. Dibandingkan melihat kakaknya seperti sekarang, itu membuat hati nya teriris sakit melihat kakak perempuannya seperti sekarang. Jika dita, ibu nya masih ada, mungkin aldo dan syilla tak akan mengalami peristiwa ini.

"kenapa sih papa tega nikahin kakak sama pria yang udah tua demi uang?" lirih syilla sambil memandang lurus kedepan.

"aldo yakin kok, pasti setiap masalah ada jalan keluarnya. Kakak sabar dulu pasti tuhan bakalan kasih kita pertolongan." aldo berusaha meyakinkan kakaknya.

Dan tak lama dari itu, pintu kamar digebrak membuat aldo dan syilla terperanjat kaget. Aldo segera menoleh kearah pintu, dia melihat satyo, papa nya sedang berdiri di dekat pintu, menatap tajam aldo dan syilla. Satyo berjalan menghampiri aldo dan syilla yang sedang duduk.

"kamu! dicariin kemana-mana ternyata ada disini." syilla benar benar ketakutan sekarang. Apalagi setelah papa nya berbicara sambil menatap tajam diri nya.

"ayo kita pulang! Besok kamu harus sudah siap untuk acara pernikahanmu." satyo menggenggam pergelangan tangan syilla dengan erat, menyeretnya keluar dari kamar itu.

"aku nggak mau paaa." tangis syilla menjadi ketika satyo menarik syilla dengan paksa.

Tari yang mendengar keributan di dalam kamar syilla, langsung menghampiri satyo yang menarik paksa anak perempuan nya, "satyo! Kamu apa-apaan?" tari mencoba melepaskan tangan satyo dari pergelangan tangan syilla.

"diam!" satyo menatap tajam tari, Seketika tari berhenti.

Aldo sekarang sedang kebingungan untuk mencari cara agar papa nya berhenti menyeret syilla, dan membatalkan pernikahan kakak nya.

"kamu ini apa-apaan? Syilla belum cukup umur buat menikah," tari meninggikan suara nya.

"ibu nggak usah ikut campur ya! Ibu itu cuman nenek tiri nya syilla," ucap satyo ketus, kemudian menarik tangan syilla kembali membawa nya masuk ke mobil yang sudah berada di luar rumah tari. Kemudian satyo masuk ke mobil dan melajukan mobil nya, menjauh dari rumah tari.

Tanpa pikir panjang, aldo berlari menuju motor nya. Tari ikut naik ke motor aldo. Kemudian aldo melajukan motornya.

                          •°•°•°•°•°•

Terimakasih telah membaca❤

I'm Nerd? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang