4. titik lemah aldo (1)

4.4K 203 2
                                    

"Assalamualikum, Keyrin yang cantiknya kayak Selena Gomez pulang!" seru Keyrina berteriak, tangannya memegang kacamata bulat yang selalu ia kenakan ke sekolah.

Bruk....

Keyrina mendapati bantal kursi dari ibunya melayang kearah wajahnya, membuat Keyrina kehilangan keseimbangan dan jatuh ke lantai.

Keyrin meringis sambil memegang jidatnya, "Mama, sakit ...," rengek Keyrina, dia berdiri dan berjalan menuju ibu dan neneknya yang tengah duduk di kursi ruang tamu. "Mama bukannya jawab salam malah bikin bantal kursi ngelayang ke aku."

"Walaikumsalam." ibu dan neneknya Keyrina menjawab dengan serempak membuat Keyrina mengerucutkan bibirnya.
"Telat jawabnya ih!"

"Ya nggak apa-apa, yang penting udah jawab salam kan," ujar ibunya membuat Keyrina tambah kesal.

"Tau ah. Keyrin mau ke kamar dulu." merasa tak punya tenaga untuk berdebat dengan ibunya, Keyrina memilih untuk pergi ke kamarnya dengan langkah gontai membuat ibu dan neneknya tersenyum melihatnya.

                                     --o0o--

"Assalamualaikum." Aldo memasuki rumahnya kemudian mengucap salam ketika melihan bundanya tengah duduk di sofa.

"Walaikumsalam. Eh, Aldo udah pulang." Diana, bundanya Aldo bangkit dari kursinya kemudian berjalan mendekat kearah Aldo.

Aldo mencium pungung tangan Diana, "Udah."

"Sini bunda taruh tas kamu ke kamar, kamu istirahat aja di sofa, ya!" Diana kemudian mengambil tas yang bertengger di bahu Aldo, namun Aldo menahannya.

"Enggak usah, bun. Aldo mau langsung ke kamar aja."

"Ya udah istirahat, ya!"

Aldo mengangguk kemudian berjalan dengan cepat menaiki satu persatu tangga rumahnya. dan tak lama dari itu dia telah sampai dikamarnya dan merebahkan badanya di kasur empuk miliknya. perlahan lahan mata nya mulai menutup, dia tertidur cukup lama, hingga suara adu mulut terdengar dan membuat tidurnya terganggu.

Aldo kemudian bangkit dari kasurnya dan keluar dari kamar untuk melihat kebisingan tersebut.

"Mas, siapa perempuan yang tadi sama kamu di toko baju itu?" Diana bertanya kepada Satyo dengan berlinang air mata.

"Pacar saya. Memangnya kenapa?" Satyo, ayahnya Aldo menjawab dengan santai sambil duduk di sofa ruang keluarganya.

"Kamu udah lupa? Aku ini istri kamu!"

"Apa kamu juga lupa saya menikahi kamu itu bukan karena keinginan saya!" nada bicara Satyo meninggi membuat Diana menangis lebih kencang.

"Kamu memang nggak malu sama Aldo. Dia baru tujuhbelas tahun tapi dia lebih baik dari kamu, mas. Dan untungnya Aldo dan Syila tidak mewarisi sifat kamu, dia lebih mewarisi sifat ibunya."

Emosi Satyo kepada Diana tidak dapat lagi ia bendung. Tangan kanannya terangkat untuk menampar Diana.

"Cukup pa!"

Refleks sepasang suami istri itu menoleh pada sumber suara, dilihatnya Aldo sedang berjalan menuruni tangga untuk menghampiri kedua orang itu.

"Udah cukup papa sakitin bunda Diana!" teriak Aldo sambil menghempaskan tangan Satyo yang masih terangkat.

"Masuk ke dalam kamar kamu, Aldo! Jangan ikut campur urusan orang tua!" perintah Satyo tetapi Aldo menggeleng dengan cepat.

"Aldo berhak ikut campur, Pa! Udah cukup papa sakitin bunda Diana! Dulu mama yang selalu papa sakitin sampai meninggal. Tapi tolong jangan lakuin hal itu sama bunda Diana, pa!"

I'm Nerd? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang